Home | News & Opinion | Market Data  
News & Opinions | Banking

Monday, October 07, 2013 08:37 WIB

Apa yang Terjadi Jika AS Gagal Bayar?

INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (7/10/2013) diprediksi belum tentu arah. Tapi, peluang pelemahan pun sudah terbatas.

Ariston Tjendra, kepala riset Monex Investindo Futures mengatakan, nilai tukar rupiah awal pekan ini belum memiliki tren tertentu. Tapi, di sisi lain, tekanan pelemahannya pun sudah sedikit berkurang.

Sebab, kata dia, data inflasi dan neraca perdagangan Indonesia sudah menunjukkan angka yang positif. Rupiah tinggal menunggu sedikit perbaikan dari sentimen eksternal. "Rupiah akan bergerak pada kisaran 11.420 hingga 11.650 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM.

Dia menjelaskan, jika kelumpuhan pemerintah AS semakin payah dan berujung pada gagal bayar (default), pelemahan rupiah semakin memburuk . "Jika default, tergantung pada lembaga pemeringkat apakah peringkat utang AS akan di-downgrade atau tidak," ujarnya.

Yang jelas, kata Ariston, jika default kepanikan pasar akan muncul. "Terutama untuk pasar obligasi dan merembet pada pelemahan nilai tukar mata uang. Dow Jones pun berpeluang turun tajam jika itu yang terjadi," tuturnyar.

Tahun lalu, saat AS ribut dengan masalah yang sama, dolar AS justru menguat. Tapi, jika AS benar-benar default, kepercayaan terhadap dolar AS sebenarnya turun sehingga harusnya melemahkan nilai tukarnya terhadap mata uang utama.

Tapi, dolar AS terhadap mata uang negara-negara berkembang sepertinya tetap kuat. Sekarang, kredibilitas pemerintah AS yang dipertanyakan. "Kemungkinan pasar tidak akan berburu dolar AS melainkan emas," ungkap dia.

Kondisi itu, lanjut dia, akan memicu pelemahan dolar AS pada mata uang utama tapi masih akan tetap kuat terhadap mata uang emerging market termasuk rupiah.

"Apalagi, pasar Indonesia masih dipengaruhi oleh aliran dana panas. Tapi, bisa saja tekanan negatif terhadap rupiah tidak terlalu dalam," tuturnya.

Sementara itu, dari dalam negeri, pasar masih membutuhkan konfirmasi berikutnya dari data-data ekonomi yang akan dirilis pada bulan-bulan mendatang seperti inflasi dan neraca perdagangan. "Kamis, 8 Oktober Bank Indonesia akan mengumumkan keputusan suku bunga acuan (BI rate) yang saat ini di level 7,25%," papar dia.

BI kemungkinan akan tetap mempertahankan suku bunga acuan di level tersebut. Apalagi, data inflasi dan neraca perdagangan terakhir cukup positif sehingga BI tidak perlu melakukan apapun.

"Di sisi lain, untuk menurunkan suku bunga pun, tidak akan secepat itu. Sebab, BI rate baru saja naik. Biasanya BI mencari tahu terlebih dahulu efek kenaikan tersebut seperti apa," imbuh Ariston.

Asal tahu saja, kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (4/10/2013) ditutup melemah 5 poin (0,04%) ke posisi 11.520/11.540. [jin]

 

http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2036008/apa-yang-terjadi-jika-as-gagal-bayar#.UlIPnFPagjI

 

 

Sumber : INILAH.COM

RELATED NEWS

OTHER NEWS

copyright 2011 IPOTNEWS.com [Full Site]