Yield Amerika dan Dolar Melambung, Kilau Logam Kuning Meredup
Wednesday, September 28, 2022       14:19 WIB

Ipotnews - Emas meluncur kembali ke level terendah dua setengah tahun, Rabu, karena dolar AS dan imbal hasil Treasury melesat ke puncak multi-tahun di tengah spekulasi untuk kenaikan suku bunga yang lebih agresif, mengurangi selera bagi logam  non-yielding  itu.
Harga emas di pasar spot turun 0,5% menjadi USD1.620,88 per ounce, pada pukul 13.34 WIB, setelah mencapai level terendah sejak April 2020, sementara emas berjangka Amerika Serikat melemah 0,4% menjadi USD1.629,70, demikian laporan  Reuters,  di Bengaluru, Rabu (28/9).
"Latar belakangnya adalah ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih besar, perhitungan Fed yang lebih  hawkish,  dolar AS yang kuat dan suku bunga riil yang lebih tinggi...Tidak ada yang menjadi pertanda baik untuk emas," kata Ilya Spivak, analis DailyFX, menambahkan USD1.600 adalah titik belok besar berikutnya bagi logam tersebut.
Emas, yang secara tradisional dipandang sebagai aset  safe-haven,  gagal mendapatkan keuntungan akhir-akhir ini, bahkan ketika kenaikan suku bunga memperburuk ketakutan resesi dan memicu kejatuhan di pasar saham, dengan sebagian besar investor memilih dolar sebagai gantinya.
Indeks Dolar (Indeks DXY) mencapai level tertinggi dalam dua dekade, membuat emas lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Juga memukul emas, imbal hasil US Treasury 10-tahun melejit menjadi 4% untuk pertama kalinya sejak 2010.
Presiden Fed Chicago Charles Evans, Presiden Fed St Louis James Bullard dan Presiden Bank Federal Reserve Minneapolis Neel Kashkari menggemakan janji bank sentral AS untuk fokus mengatasi lonjakan inflasi.
Evans mengatakan The Fed perlu menaikkan suku bunga ke kisaran antara 4,50% dan 4,75%.
Harga emas spot dapat menguji ulang support di level USD1.619 per ounce, dengan peluang bagus untuk menembus di bawah level ini dan jatuh menuju USD1.599-1.607, menurut analis teknikal  Reuters , Wang Tao.
Di tempat lainnya, perak melorot 1,8% menjadi USD18,09 per ounce setelah mencapai level terendah tiga minggu. Platinum menyusut 1,3% menjadi USD837,23 setelah menyentuh level terendah sejak 5 September, sementara paladium merosot 1,3% menjadi USD2.059,63. (ef)

Sumber : Admin