Trader Menahan Diri Jelang Pertemuan Bank Sentral, Dolar Tak Berdaya
Thursday, January 26, 2023       04:08 WIB

Ipotnews - Dolar tergelincir terhadap euro, Rabu, tetapi penurunannya dibatasi karena trader ragu-ragu untuk membuat spekulasi besar menjelang pertemuan bank sentral minggu depan, termasuk Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa.
Selain itu, sebagian besar pasar Asia masih liburan Tahun Baru Imlek, menyebabkan mayoritas mata uang utama bertahan pada kisaran yang familiar, demikian laporan  Reuters,  di New York, Rabu (25/1) atau Kamis (26/1) pagi WIB.
"Rentang perdagangan tetap tertahan menjelang pertemuan bank sentral minggu depan," kata Karl Schamotta, Chief Market Strategist Corpay.
Trader secara luas memperkirakan the Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp), Rabu depan, turun dari kenaikan 50 bp pada Desember. Sementara itu, ECB berkomitmen untuk menaikkan suku bunga acuannya sebesar setengah poin persentase minggu depan.
Minimnya rilis data utama Amerika Serikat pada sesi Rabu berkontribusi pada kondisi perdagangan yang lesu saat ini.
Namun, dengan Departemen Perdagangan AS akan merilis perkiraan awal produk domestik bruto kuartal keempat, Kamis, ada potensi pergerakan pasar meningkat akhir pekan ini, tutur Schamotta.
"Kejutan mungkin terjadi dalam produk domestik bruto dan angka konsumsi pribadi yang akan dirilis besok (Kamis waktu setempat) dan lusa. Jika era pasca-pandemi mengajarkan kita sesuatu, 'efek bullwhip' dapat memiliki konsekuensi yang sangat tidak terduga bagi ekonomi riil," katanya.
Euro menguat 0,23% menjadi USD1,0913, tidak jauh dari level tertinggi sembilan bulan di USD1,0927 yang disentuh pada sesi Senin.
Data Selasa menunjukkan aktivitas bisnis zona euro secara mengejutkan kembali ke pertumbuhan moderat pada Januari. Ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh ECB juga mendukung euro.
Semangat bisnis Jerman meningkat pada Januari, menurut data survei Ifo Institute yang dirilis Rabu, karena inflasi mereda dan prospek terlihat cerah.
Sebaliknya, aktivitas bisnis Amerika mengalami kontraksi selama tujuh bulan berturut-turut pada Januari, menurut data yang dirilis Selasa, meski penurunan tersebut dimoderasi di seluruh sektor manufaktur dan jasa untuk pertama kalinya sejak September.
Dolar turun 0,42% terhadap yen, menjadi 129,615, setelah mencapai level terendah delapan bulan di 127,215 pada 16 Januari.
Di tempat lainnya, dolar Australia melonjak ke level tertinggi lebih dari lima bulan, Rabu, setelah data inflasi negara itu lebih panas dari ekspektasi, memperkuat kasus kenaikan suku bunga lebih lanjut dari Reserve Bank of Australia.
Dolar Australia terakhir naik 0,76% menjadi USD0,7099.
Sementara, dolar Selandia Baru turun 0,44% menjadi USD0,6479, setelah inflasi tahunan negara itu tercatat 7,2% pada kuartal keempat, di bawah perkiraan bank sentral sebesar 7,5%.
Poundsterling menguat 0,47% terhadap dolar dalam sesi yang berombak setelah data menunjukkan produsen Inggris secara tak terduga menurunkan harga mereka pada Desember, yang memperlihatkan inflasi mungkin mereda, menjelang pertemuan kebijakan Bank of England pekan depan.
Dolar naik 0,18% terhadap mitranya di Kanada setelah Bank of Canada, Rabu, menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,5%, level tertinggi dalam 15 tahun, dan mengatakan kemungkinan akan berhenti untuk mengukur efek kumulatif dari kenaikan sebelumnya. (ef)

Sumber : Admin

berita terbaru
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:51 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of TBIG
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:45 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of APIC
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:42 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of ABDA
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:38 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of HOKI
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:35 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BMSR
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:31 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BBSS
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:28 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BBLD
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:24 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of ASSA