Menyusun anggaran ( budgeting ) pada masa aktif bekerja sudah sering kita lakukan. Tujuannya adalah supaya gaji yang kita peroleh akan cukup untuk membiayai semua kebutuhan kita dalam sebulan. Atau, mungkin kita mempunyai suatu keperluan lain yang membutuhkan biaya besar. Maka kita harus membuat anggaran ( budget ) agar pengeluaran kita pada bulan atau bulan-bulan tersebut tidak berlebihan sehingga gaji yang ada tetap mencukupi.
Perbedaan anggaran pada masa aktif bekerja dan anggaran pada masa pensiun terletak pada sisi pemasukan ( income ). Dari sisi pengeluaran ( expense ), pensiun hanya mengurangi tetapi tidak meniadakan pengeluaran.
Pada masa aktif bekerja, kita tahu dengan pasti berapa jumlah uang yang akan kita terima (gaji) dan kapan uang itu akan masuk ke dalam rekening kita. Tetapi, pada masa pensiun, kita tidak lagi menerima gaji tetap dari Perusahaan setiap bulan dan tanggal penerimaan pendapatan itu juga berbeda-beda bergantung pada di mana kita menginvestasikan dana pensiun kita.
Pada masa pensiun, sumber-sumber pemasukan ( income ) kita setiap bulan harus kita atur sendiri. Bahkan berapa jumlah uang yang dapat kita tarik dari tiap sumber pemasukan ( income ) tersebut harus kita sendiri yang menentukan. Pada umumnya, pada masa pensiun, kita memiliki beberapa sumber pemasukan ( income ), misalnya: JHT (Jaminan Hari Tua), TDPP (Tabungan Dana Pensiun Pribadi), pendapatan sewa rumah, dan lain-lain.
Pada waktu kita pensiun, maka pendapatan dari JHT yang telah kita kumpulkan selama masa aktif bekerja akan dibayarkan kepada pensiunan seluruhnya dalam bentuk tunai. Selanjutnya, adalah tugas kita untuk mengelola (menginvestasikan) dana pensiun dari JHT tersebut.
Sumber pendapatan lainnya pada masa pensiun adalah TDPP (Tabungan Dana Pensiun Pribadi) yang dapat berupa rekening saham, rekening obligasi, rekening reksadana, rekening deposito, dan rekening-rekening aset keuangan lain yang kita miliki. Sumber pendapatan lainnya lagi adalah pendapatan dari sewa rumah yang kita miliki. Di US, TDPP dikenal sebagai IRA ( individual retirement account ), sementara padanan untuk JHT adalah rule 401(k).
Jika kita telah memiliki bermacam sumber pendapatan pada masa pensiun, maka sumber pendapatan kita telah terdiversifikasi dengan baik. Kita hanya perlu memiliki rencana pengelolaan sumber-sumber pendanaan pada masa pensiun tersebut ( Retirement Income Planning ), yang telah banyak kami bahas dalam artikel-artikel sebelum ini. Sekarang, kita akan menyusun anggaran ( budget ) pada masa pensiun.
1. Mengapa perlu menyusun anggaran (budget) pada masa pensiun?
Anggaran ( budget ) merupakan peta jalan yang akan menuntun kita menjelajahi kehidupan pada masa pensiun:
- Anggaran pada masa pensiun ( retirement budget ) memberikan kita kontrol atas masalah keuangan yang akan terjadi besok. Hidup menurut anggaran ( budget ) membuat kita dapat menjalani kehidupan dengan nyaman, tanpa kekhawatiran bahwa kita akan kehabisan uang pada masa pensiun.
- Anggaran pada masa pensiun akan membantu kita menentukan prioritas dalam berbelanja. Dengan adanya anggaran, kita dapat membagi-bagi pengeluaran kita atas: pengeluaran yang wajib ada ( essential spending or needs ), pengeluaran yang tidak wajib ada ( discretionary spending or wants ), dan pengeluaran besar yang tidak rutin ( one-time spending categories ).
- Penganggaran pada masa pensiun adalah kunci untuk mengelola pengeluaran-pengeluaran tak terduga. Dengan menyisihkan sebagian dari anggaran yang ada untuk biaya-biaya yang tidak terduga, maka Anda telah melindungi masa depan Anda dari hal-hal yang tidak diperkirakan, dan dengan demikian memberikan kedamaian pikiran.
- Suatu anggaran yang terstruktur dengan baik pada masa pensiun dapat memperbaiki keamanan keuangan Anda. Pada masa pensiun, tidak banyak kesalahan yang dapat ditoleransi. Artinya, sumber-sumber pendapatan pada masa pensiun ( your income sources ) perlu dikelola dengan benar.
- Memiliki anggaran pada masa pensiun ( retirement budget ) akan memudahkan Anda untuk berkomunikasi dengan orang-orang tercinta (yang mungkin masih bergantung secara keuangan pada Anda). Misalnya, Anda akan sanggup untuk membiayai kuliah anak-anak di universitas pilihan mereka hanya jika mereka lulus tanpa banyak membuang waktu kuliah (dengan menjelaskan anggaran pada masa pensiun yang telah Anda persiapkan).
- Singkat kata, anggaran pada masa pensiun ( retirement budget ) bukan hanya masalah angka-angka dalam kertas kerja ( spread-sheet ) yang Anda susun; anggaran pada masa pensiun adalah sarana untuk mencapai gaya hidup pada masa pensiun yang Anda cita-citakan.
2. Bagaimana menyusun anggaran (budget) pada masa pensiun
Menyusun anggaran pada masa pensiun, pada dasarnya sama saja dengan menyusun anggaran pada waktu masih aktif bekerja. Hal yang penting diperhatikan di sini adalah pada sisi pendapatan ( income ) yang harus direncanakan dan dikelola dengan baik. Empat langkah yang wajib dilakukan pada waktu menyusun anggaran pada masa pensiun ( retirement budgeting ) adalah:
(a)Ketahui situasi keuanganmu saat ini
Dengan mengetahui situasi keuangan saat ini, kita akan tahu di titik mana kita berada sekarang. Jadi, kita perlu mengetahui berapa dana yang ada dalam JHT, deposito, investasi dalam bentuk emas, dan investasi dalam bentuk harta tak bergerak, rumah tinggal, dan semua harta lain yang Anda miliki. Kemudian, dari sisi kewajiban Anda perlu memasukkan semua utang yang belum lunas yang masih menjadi beban Anda (utang KPR, utang KKB, utang KK, dan utang KTA kalau ada).
(b) Perkirakan besarnya pengeluaran pada masa pensiun
Pengeluaran pada masa pensiun meliputi (a) biaya perumahan (misalnya biaya KPR jika belum lunas, biaya sewa rumah, atau biaya perbaikan rumah, dan biaya-biaya pajak yang ada), (b) biaya transportasi (misalnya biaya KKB jika belum lunas, biaya perawatan mobil, dan biaya-biaya pajak), (c) biaya-biaya perawatan kesehatan, termasuk pembayaran premi asuransi yang ada, (d) biaya untuk membeli pakaian dan kebutuhan hidup sehari-hari, (e ) biaya listrik, air, gas, dan jaringan internet, dan (f) biaya untuk hiburan dan bepergian ( travelling ).
(c) Kumpulkan semua sumber pendapatan pada masa pensiun
Sumber pendapatan dalam masa pensiun yang terpenting bagi seorang karyawan adalah (a) Jaminan Hari Tua (JHT), (b) Rekening Dana Pensiun Pribadi ( RDPP ) yang dapat berupa rekening saham-saham atau obligasi, rekening reksadana, dan aset keuangan lainnya seperti deposito, (c) pendapatan sewa tanah dan bangunan, dan pendapatan dari sumber-sumber lain.
Penting bagi Anda untuk mengetahui jumlah aset keuangan yang Anda miliki melalui RDPP ini secara akurat sehingga Anda akan memiliki arus pendapatan yang pasti. Selain aset keuangan berupa deposito dan obligasi, banyak aset keuangan yang tidak membayarkan 'bunga' yang pasti, misalnya aset keuangan berupa reksadana, atau aset keuangan berbentuk saham-saham.
Bahkan, untuk aset keuangan berbentuk obligasi, walaupun obligasi itu membayarkan bunga yang pasti setiap triwulan atau semesteran, jika obligasi itu Anda jual sebelum tanggal jatuh temponya, maka harga pokok obligasi dapat berada di atas atau di bawah nilai pokok yang tertera dalam obligasi tersebut.
(c) Tinjau dan atur ulang anggaran secara berkala
Menyusun anggaran ( budgeting ) pada masa pensiun bukan pekerjaan yang sekali jadi dan kemudian dapat dilupakan karena pendapatan ( income ) dan pengeluaran ( expense ) kita setiap bulan tidak selalu sama. Untuk itu, kita perlu meninjau dan mengatur ulang anggaran yang kita susun agar selalu cocok dengan situasi pendapatan dan pengeluaran kita.
3. Buat daftar semua pengeluaran yang mungkin terjadi selama masa pensiun
Pengeluaran-pengeluaran kita akan berubah ketika kita telah memasuki usia pensiun. Contoh paling nyata adalah pengeluaran untuk biaya perawatan kesehatan atau pengeluaran untuk biaya bepergian ( travelling ). Biaya perawatan kesehatan pasti akan naik sejalan dengan bertambahnya usia.
Demikian juga dengan biaya bepergian akan jauh berbeda dengan ketika kita masih aktif bekerja. Ketika kita memasuki usia pensiun, kita akan memiliki lebih banyak waktu luang, dan pada saat yang sama beban tanggungan juga menjadi lebih sedikit.
Pada waktu kita pensiun, kita ingin bisa menikmati uang yang ditabung ketika kita masih aktif bekerja. Pada waktu pensiun, besarnya pengeluaran untuk biaya hiburan ( entertainment ) dan perjalanan ( travelling ) biasanya akan meningkat sangat besar.
Perubahan-perubahan terhadap pola pengeluaran sehari-hari dalam masa pensiun adalah alasan utama mengapa kita perlu menyusun anggaran ( budget ) pada masa pensiun.
Mula-mula buatlah daftar semua pengeluaran yang mungkin terjadi selama masa pensiun. Kemudian, pengeluaran-pengeluaran itu dikelompokkan ke dalam pengeluaran wajib ( essential expenses = needs ), pengeluaran tidak wajib ( discretionary expenses = wants ), dan pengeluaran sesekali ( seasonal expenses = expenses that only happened once in a while ).
Pengeluaran wajib terdiri atas: biaya hidup sehari-hari, biaya tagihan (utilitas seperti PDAM , PLN, internet, dan sebagainya), biaya perbaikan dan perawatan rumah, dan biaya transportasi.
Pengeluaran yang tidak wajib terdiri atas: biaya perjalanan ( travelling ), biaya berlangganan (film atau internet), sarana olahraga, hobi, pemberian hadiah/donasi, perawatan binatang piaraan, pakaian dan sejenisnya.
Pengeluaran sesekali dapat berupa: pajak atas tanah dan bangunan ( property taxes ), premi asuransi, biaya perpanjangan STNK mobil ( auto registration ), biaya peringatan hari-hari besar keagamaan, biaya peringatan tanggal-tanggal pribadi yang penting (misalnya tanggal ulang tahun), dan pengeluaran rupa-rupa ( miscellaneous expenses ).
4. Pengeluaran-pengeluaran yang mungkin akan meningkat pada masa pensiun
(a) Biaya pemeliharaan kesehatan
Pada waktu kita masih aktif bekerja, biaya-biaya pemeliharaan kesehatan pada umumnya ditanggung penuh oleh Perusahaan, baik itu biaya rawat inap ( in-patient ) maupun biaya rawat jalan ( out-patient ). Pada waktu masih aktif bekerja, kita jarang bertanya tentang biaya perawatan kesehatan.
Tetapi, setelah memasuki usia pensiun, biaya pemeliharaan kesehatan menjadi tanggung jawab kita sendiri dan harus diperhatikan dengan baik. Kita juga tahu, bahwa biaya pemeliharaan kesehatan cenderung naik setiap tahun, bahkan lebih besar daripada tingkat kenaikan inflasi.
(b) Biaya hiburan dan perjalanan (travelling)
Pemeliharaan kesehatan bukanlah satu-satunya pos biaya yang akan meningkat pada masa pensiun. Ketika kita pensiun, kita memiliki lebih banyak waktu. Kita juga umumnya memiliki lebih banyak uang. Hal yang lazim terjadi adalah kita ingin lebih menikmati hidup ini.
Jadi, pos biaya untuk hiburan dan perjalanan ( travelling ) pasti akan meningkat. Berapa besar peningkatan biaya hiburan dan perjalanan ini akan sangat bergantung pada gaya hidup ( life style ) yang kita anut pada masa pensiun. Biaya hiburan dan perjalanan ini juga akan meningkat jika kita mempunyai anak yang tinggal jauh dari rumah (luar kota atau luar negeri).
(c) Biaya transportasi
Ketika kita pensiun, anak-anak biasanya sudah pindah dan hidup sendiri. Untuk orang yang hidupnya dekat dengan keluarga, maka biar pun sudah tidak tinggal serumah, mereka masih akan sering berkunjung. Jadi, biaya transportasi dan biaya untuk membelikan hadiah ( gift giving ) tentu akan naik.
(d) Biaya hobi dan kegemaran lain
Biaya hobi juga merupakan salah satu pos biaya yang akan naik pada masa pensiun. Tentu saja kita tidak ingin membatasi hobi karena salah satu sumber kebahagiaan seorang pensiunan adalah memiliki kegemaran ( hobbies ) untuk mengisi waktunya. Banyak hobi yang tidak terlaksana pada waktu masih aktif bekerja, biasanya karena tidak ada cukup waktu. Beberapa kesukaan ( hobbies ) tergolong mahal dan akan mempengaruhi keuangan pensiunan jika tidak dianggarkan sebelumnya.
5. Pengeluaran-pengeluaran yang mungkin akan berkurang pada masa pensiun (atau barangkali akan hilang sama sekali)
Ada beberapa pengeluaran yang mungkin akan berkurang ketika kita pensiun. Satu pos pengeluaran yang sebaiknya tidak ada lagi (hilang sama sekali) adalah pos pembayaran utang, baik itu berupa utang KPR, utang KKB, mau pun utang-utang jangka pendek lainnya. Adanya utang-utang yang belum lunas hanyalah akan membuat kita tidak dapat menikmati periode emas ( golden period ) yang dinanti-nantikan oleh pensiunan.
Sangatlah penting untuk melunasi semua utang yang ada sebelum Anda pensiun. Jika Anda pensiun tanpa beban utang, maka Anda dapat mengarahkan semua sumber daya keuangan untuk mencapai cita-cita dan gaya hidup ( life style ) yang diinginkan pada masa pensiun.
Jika beban utang telah dapat dihilangkan sebelum pensiun, selanjutya kita akan meninjau pengeluaran-pengeluaran yang mungkin akan berkurang pada masa pensiun.
(a) Biaya untuk membeli pakaian kerja
Biaya untuk membeli pakaian kerja bisa relatif murah bagi orang yang berpenampilan sederhana, tetapi bisa pula sangat mahal untuk orang yang berpenampilan modis dan up-to-date . Jika seorang mempunyai jabatan sebagai eksekutif perusahaan, sering menjamu tamu bisnis dan sering bepergian, tentu ada banyak pengeluaran membeli pakaian kerja yang akan berkurang ketika ia pensiun.
(b) Biaya untuk transportasi ke dan dari kantor
Pengeluaran berikutnya yang akan berkurang ketika seseorang pensiun adalah biaya transportasi pergi dan pulang kantor. Jika ia menggunakan kendaraan pribadi, maka biaya yang akan berkurang ketika pensiun adalah biaya bensin, biaya parkir mobil, biaya tol, dan biaya bengkel untuk perawatan mobil.
(c) Biaya untuk bersosialisasi
Salah satu pengeluaran yang akan berkurang setelah pensiun adalah biaya-biaya untuk bersosialisasi. Ketika masih aktif bekerja, Anda mungkin setiap pagi menghabiskan secangkir kopi di kafe. Pada jam makan siang, Anda mungkin akan menjamu rekan bisnis Anda (atau rekan kerja Anda) lunch di restoran dekat kantor. Bahkan, pada jam pulang kantor, Anda mungkin masih menghabiskan waktu untuk bersosialisasi dengan beberapa kolega bisnis Anda. Semua biaya-biaya untuk bersosialisasi ini akan berkurang ketika Anda telah pensiun.
Oleh: Fredy Sumendap, CFA
Sumber : IPS