-
Saham Alam Sutera (ASRI) Jadi Banyak yang Mau, Masih Murah plus Ada Info Ini
Thursday, September 05, 2024 11:22 WIB
JAKARTA, investor.id - Saham emiten propertiPT Alam Sutera Tbk () mendadak jadi salah satu primadona di pasar saham Indonesia.
Saham ini jadi aktif ditransaksikan dan harganya pun melonjak. Padahal pada 27 Juni 2024 saham sempat menyentuh level terendahnya dalam 3 tahun terakhir di Rp 124.
Kini di sesi I perdagangan 5 September 2024, sekitar pukul 10.57 WIB, saham ada di Rp 234 atau mengalami peningkatan 9,35%. Saham ini laris banyak yang mau dengan frekuensi tinggi yang sudah mencapai lebih dari 9.000 kali, sebanyak 220 juta saham lebih sudah ditransaksikan, dan nilai transaksi telahtembus Rp 50 miliar.
Pada perdagangan 4 September kemarin saham Alam Sutera juga melompat 10,31%. Frekuensinya 11.900 kali, dengan jumlah saham yang ditransaksikan 357,88 juta saham, dan nilai transaksi Rp 74,04 miliar.
Dalam sebulan terakhir, saham Alam Sutera dengan kode tiba-tiba terbang lebih dari 80%. Meski demikian, rasio price to book value (PBV) masih 0,41 kali ( undervalue ) alias masih murah di bawah harga nilai buku per saham.
Ada Apa?
Alam Sutera () sebenarnya membukukan laba bersih yang anjlok jadi Rp 18,65 miliar sepanjang semester I-2024. Berbanding jauh dari raihan laba bersih di semester pertama tahun lalu yang mencapai Rp 167,30 miliar.
Penyusutan laba bersih itu turut dipicu oleh rugi selisih kurs bersih Rp 149,30 miliar per 30 Juni tahun ini.
Manajemen Alam Sutera dalam konferensi pers public expose perseroan pada 26 Agustus 2024 menjelaskan bahwa terkait obligasi dalam dolar, pada laporan bulan Juni 2024 memang masih terdapat posisi utang dolar.
"Namun dapat kami sampaikan bahwa utang obligasi dolar perusahaan sudah dilunasi di bulan Juli 2024 dengan menggunakan pinjaman dari Bank BCA. Setelah pelunasan ini currency risk atau fluktuasi rupiah sudah tidak menjadi concern bagi perusahaan," jelas manajemen sebagaimana dikutip dari laporan hasil public expose Alam Sutera.
Sekretaris Perusahaan Alam Sutera (), Tony Rudiyanto sebelumnya sudah mengungkapkan bahwa perseroan telah melakukan pembayaran kembali dan pelunasan secara penuh atas seluruh jumlah terhutang berdasarkan atau sehubungan dengan senior notes yang jatuh tempo pada tahun 2025. Tanggal kejadiannya pada 15 Juli 2024.
Tony menambahkan, dengan telah diselesaikannya jumlah terhutang senior notes, perseroan tidak lagi memiliki utang dolar.
"Sehingga pelunasan senior notes tidak memiliki dampak negatif terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan," ungkapnya.
Sumber : investor.id