Rupiah Melemah Akibat Tensi Geopolitik: Imbas Serangan Iran Terhadap Israel
Wednesday, October 02, 2024       12:45 WIB

Ipotnews - Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat dalam perdagangan siang ini. Pelemahan ini terjadi akibat sentimen negatif yang dipicu oleh serangan Iran terhadap Israel, yang berpotensi memperburuk ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Mengutip data Bloomberg pada Rabu (2/10) pukul 12.00 WIB, rupiah diperdagangkan di level Rp15.244 per dolar AS, melemah 38 poin atau 0,25% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya pada level Rp15.206 per dolar AS.
Analisis Ekonomi: Imbas Geopolitik Terhadap Rupiah
Reny Eka Putri, Ekonom Senior PT Bank Mandiri Tbk (), menjelaskan bahwa pelemahan rupiah kali ini tidak dapat dipisahkan dari tekanan geopolitik yang semakin meningkat di kawasan Timur Tengah. "Serangan terbaru Iran terhadap Israel memperbesar potensi eskalasi konflik di kawasan tersebut," ungkap Reny dalam wawancara dengan ipotnews, Rabu (2/10).
Ketegangan ini muncul di tengah konflik yang sudah berlangsung lama, seperti perang antara Israel dan Hamas yang dimulai sejak Oktober 2023 dan belum menemui solusi, serta konflik yang melibatkan Hizbullah di Lebanon.
"Setiap kali terjadi peningkatan ketegangan geopolitik, pelaku pasar cenderung mengalihkan aset mereka ke instrumen yang lebih aman seperti dolar AS dan emas," tambah Reny. Hal ini memperkuat dolar dan menekan nilai tukar mata uang lain, termasuk rupiah.
Kronologi Serangan Iran: Dampak Langsung pada Pasar Keuangan
Ketegangan meningkat drastis setelah Iran meluncurkan serangan balistik besar-besaran ke Israel pada Selasa malam (1/10). Serangan ini menyebabkan ketidakpastian di pasar global dan langsung mempengaruhi sentimen pelaku pasar keuangan di berbagai negara.
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menyatakan bahwa serangan tersebut adalah tindakan pembelaan diri yang sah sesuai dengan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ia menegaskan bahwa langkah ini merupakan respons terhadap tindakan agresi yang dilakukan oleh Israel.
Dalam pernyataan resminya yang diunggah di platform X, Pezeshkian memperingatkan, "Biarkan Netanyahu tahu bahwa Iran bukanlah negara yang suka berperang, tetapi kami akan berdiri teguh melawan ancaman apapun. Ini hanya sebagian kecil dari kekuatan kami. Jangan coba-coba memulai konflik dengan Iran."
Dampak Global dan Prospek Rupiah ke Depan
Peningkatan ketegangan ini memicu arus keluar modal dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, karena investor global memilih untuk memarkir aset mereka di instrumen yang lebih aman. Ketegangan yang terus bereskalasi di Timur Tengah, dipadukan dengan ketidakpastian global lainnya, diperkirakan akan menekan mata uang negara berkembang seperti rupiah dalam jangka pendek.
Meskipun demikian, Reny menyatakan bahwa stabilitas politik di Indonesia dan kebijakan moneter yang hati-hati dapat membantu rupiah pulih jika ketegangan mereda dan pasar kembali stabil.
Dengan perkembangan ini, pelaku pasar dan pengamat ekonomi akan terus memantau bagaimana situasi di Timur Tengah berdampak pada ekonomi global dan nilai tukar mata uang, khususnya rupiah.
(Adhitya)

Sumber : admin
An error occurred.