Rupiah Ditutup Menguat Terbatas Karena Inflasi AS Februari Sedikit Melandai
Thursday, March 13, 2025       15:37 WIB

Ipotnews - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menguat terbatas pada sore ini, karena data inflasi Amerika Serikat Februari 2025 menunjukkan hasil yang sedikit melandai.
Mengutip data Bloomberg pada Kamis (13/3) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup di level Rp16.428 per dolar AS, menguat 24 poin atau 0,15% dibandingkan Rabu sore (12/3) dilevel Rp16.452 per dolar AS.
Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa inflasi AS pada Februari mulai melandai. "Data yang melandai tersebut menunjukkan bahwa inflasi AS tetap kuat, tetapi juga Pembacaan CPI mencerminkan dampak tarif Trump terhadap inflasi ternyata belum ada," kata Ibrahim dalam keterangan tertulisnya, sore ini.
Namun, analis memperingatkan bahwa meskipun pergerakan pasar optimis, kekhawatiran mendasar seperti ketegangan perdagangan dan ketidakpastian ekonomi global tetap ada. Ini menjadi penyebab penguatan kurs rupiah hari ini cukup terbatas.
"Hal ini menunjukkan bahwa volatilitas pasar masih dapat terus berlanjut dalam waktu dekat," ujar Ibrahim.
Sebelumnya, bea masuk sebesar 25% yang diberlakukan Trump untuk baja dan aluminium mulai berlaku minggu ini. Kemudian Donald Trump mengancam pada hari Rabu untuk meningkatkan perang dagang global dengan tarif lebih lanjut pada barang-barang Uni Eropa.
Sedangkan Eropa yang merupakan mitra dagang utama AS mengatakan mereka akan membalas hambatan perdagangan yang telah ditetapkan oleh presiden AS. "Fokus berlebihan Trump pada tarif telah mengguncang kepercayaan investor, konsumen, dan bisnis serta meningkatkan kekhawatiran resesi AS," jelas Ibrahim.
Saat ini pasar tertuju pada data indeks harga produsen untuk bulan Februari, yang akan dirilis pada hari Kamis, untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut tentang inflasi AS. "Inflasi yang lebih rendah memberi Federal Reserve lebih banyak ruang untuk memangkas suku bunga lebih lanjut, dengan bank tersebut akan bertemu minggu depan," tambah Ibrahim.
Di dalam negeri, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN Februari 2025 mencatatkan defisit Rp31,2 triliun. Defisit APBN setara dengan 0,13% terhadap produk domestik bruto (PDB). Defisit itu melebar dari posisi bulan sebelumnya atau Januari 2025, yaitu Rp23,5 triliun atau 0,10% terhadap PDB.
Ini menjadi sentimen negatif yang ikut membatasi penguatan rupiah hari ini. "Secara keseluruhan, pemerintah mendesain defisit APBN 2025 setahun penuh senilai Rp616,2 triliun atau 2,53% terhadap PDB," pungkas Ibrahim.(Adhitya)

Sumber : admin