Rupiah Bangkit Pasca Trump Tunda Kenaikan Tarif Impor Pada Kanada Dan Meksiko
Tuesday, February 04, 2025       15:40 WIB

Ipotnews - Rupiah menguat tajam terhadap dolar setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menunda kenaikan tarif impor terhadap Kanada dan Meksiko.
Mengutip data Bloomberg pada Selasa (4/2) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup di level Rp16.351 per dolar AS, menguat 97 poin atau 0,59% dibandingkan Senin sore (3/2) di level Rp16.448 per dolar AS.
Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah menguat tajam karena Presiden AS Donald Trump menunda rencana untuk mengenakan tarif perdagangan terhadap Kanada dan Meksiko.
"Namun, kenaikan mata uang regional termasuk rupiah terbatas, mengingat tarif 10% Trump terhadap Tiongkok masih akan berlaku di kemudian hari," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis hari ini.
Baik Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau maupun Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum mengatakan mereka telah sepakat untuk memperkuat upaya penegakan hukum perbatasan sebagai tanggapan atas tuntutan Trump untuk menindak tegas imigrasi dan penyelundupan narkoba.
Penundaan ini akan menghentikan sementara tarif sebesar 25% selama 30 hari, dengan tarif 10% untuk impor energi dari Kanada, yang telah ditetapkan untuk mulai berlaku pada hari Selasa. "Sementara penundaan tarif untuk Meksiko dan Kanada telah memberi ruang bagi aset - aset berisiko untuk membaik dan berkontribusi pada pelemahan dolar AS," ujar Ibrahim.
Trump berencana untuk berbicara dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping secepatnya minggu ini. Gedung Putih kenaikan bea masuk impor 10% untuk semua barang Tiongkok akan mulai berlaku pada hari ini.
Di dalam negeri, Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia awal 2025 kembali mencatatkan kinerja solid dengan ekspansi di level 51,9, meningkat 1,37% dari Desember 2024 di level 51,2. Ini menjadi sentimen positif yang ikut mendorong kenaikan kurs rupiah pada hari ini.
"Kenaikan PMI manufaktur ini menjadi sinyal positif mengawali tahun 2025 ini. Pemerintah harus menjaga kinerja sektor riil serta mendukung kebijakan yang pro terhadap pertumbuhan industri," pungkas Ibrahim.(Adhitya)

Sumber : admin