Rupiah Melemah Tajam Karena Fed Fund Rate Diprediksi Naik Terus Sampai 2023
Monday, September 26, 2022       15:50 WIB

Ipotnews - Kurs rupiah terhadap dolar AS melemah tajam setelah pelaku pasar khawatir Fed Fund Rate bakal naik terus sampai 4,6% pada tahun 2023.
Mengutip data Bloomberg, Senin (26/9) pukul 15.00 WIB, kurs akhirnya ditutup pada level Rp15.129 per dolar AS. Posisi tersebut menunjukkan pelemahan 92 poin atau 0,61% apabila dibandingkan dengan posisi penutupan pasar spot pada Jumat sore kemarin (23/9) di level Rp15.037 per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa indeks dolar AS menguat pada Senin setelah sikap hawkish Federal Reserve. "Kekhawatiran pasar terhadap potensi resesi kian mengemuka setelah Federal Reserve mengerek suku bunga acuan di kisaran 3,00% -3,25%," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Senin sore.
"The Fed, dengan sinyal hawkish-nya, mengisyarakan kenaikan suku bunga hingga 4,6% pada tahun depan. Hal ini semakin membebani ekonomi dunia bahwa tren suku bunga bakal mendorong AS ke dalam perlambatan pertumbuhan ekonomi," ujar Ibrahim.
Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin. Selain itu, proyeksi suku bunga hingga akhir tahun 2022 juga naik menjadi 4,4%. Dilansir Bloomberg pada Kamis (22/9), rapat Federal Open Market Committee ( FOMC ) yang berlangsung 20-21 September 2022 memutuskan kenaikan kisaran suku bunga acuan Fed Fund Rate 75 basis poin menjadi 3% - 3,25%.
Dalam paparannya setelah keputusan suku bunga, Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral akan terus mencari bukti kuat bahwa inflasi bergerak turun ke arah target 2%. "Kami mengantisipasi bahwa peningkatan kisaran target suku bunga acuan akan sesuai. Laju peningkatan tersebut akan terus bergantung pada data dan perkembangan outlook ekonomi," ungkap Powell.
Sementara itu, median prospek kenaikan suku bunga oleh pejabat The Fed, atau yang disebut dot plot, memperkirakan suku bunga acuan naik menjadi 4,4% pada akhir tahun ini, naik dari proyeksi pada Juni sebesar 3,4%. Adapun proyeksi suku bunga untuk akhir tahun 2023 tetap pada 4,6%. Dot plot pada akhir tahun 2024 naik menjadi 3,9% dari 3,4%, sedangkan prospek suku bunga acuan jangka panjang tetap pada 2,5%.
Dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (RDG BI) pada 21-22 September 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 bps menjadi 4,25%, diikuti kenaikan suku bunga Deposit Facility sebesar 50 bps menjadi 3,50%, dan kenaikan suku bunga Lending Facility sebesar 50 bps menjadi 5,00%. Keputusan itu cukup mengejutkan, karena mayoritas ekonom memperkirakan kenaikan BI rate hanya sebesar 25 bps menjadi 4%.
"Tujuan utamanya adalah jelas untuk mengendalikan laju inflasi agar tidak berada jauh di luar koridor ekspektasi dan target inflasi yang 2% - 4% di akhir tahun ini. Kalau pun pada akhirnya realisasi inflasi tahunan akan melampaui sasaran yang batas atasnya 4%, namun pelampauannya tidak berlebihan atau eksesif sehingga berpotensi mendistorsi roda perekonomian nasional," tutup Ibrahim.
(Adhitya)

Sumber : Admin