Risiko Konflik Hantui Pasar, Gandum Chicago Sentuh Level Tertinggi 2 Bulan
Friday, September 23, 2022       06:07 WIB

Ipotnews - Gandum berjangka Chicago menyentuh level tertinggi dua bulan, Kamis, didukung oleh risiko konflik yang semakin dalam di Ukraina dan cuaca kering di daerah pertanian Argentina dan Plains Amerika Serikat.
Commodity funds memegang net short position di gandum berjangka Chicago Board of Trade ( CBOT ), membuat pasar rentan terhadap serangan short-covering.
Harga gandum berjangka CBOT untuk kontrak pengiriman Desember ditutup menguat USD7 menjadi USD910,75 per bushel setelah mencapai USD922,50, level tertinggi sejak 11 Juli, demikian laporan  Reuters,  di Chicago, Kamis (22/9) atau Jumat (23/9) pagi WIB.
Jagung berjangka mengikuti gandum lebih tinggi sementara kedelai melayang lebih rendah. Jagung CBOT untuk kontrak pengiriman Desember naik USD2,75 menjadi USD688,25 per bushel dan kedelai November berakhir turun USD4,25 menjadi USD1.457 per bushel.
Gandum berjangka mengabaikan tekanan dari penjualan ekspor mingguan Amerika yang mengecewakan dan perkiraan produksi gandum global 2022/23 yang meningkat dari International Grains Council.
Broker tampaknya lebih fokus pada kekhawatiran gangguan lebih lanjut terhadap perdagangan biji-bijian Laut Hitam yang sebagian didorong oleh koridor pengiriman dari Ukraina. Presiden Vladimir Putin, Rabu, memerintahkan mobilisasi Rusia untuk berperang di Ukraina dan mengisyaratkan dia siap menggunakan senjata nuklir.
"Sebagian besar hanya Rusia dan Ukraina, dan apa yang terjadi di sana," ujar Jack Scoville, analis Price Futures Group di Chicago, tentang penguatan gandum CBOT .
Juga bullish, bursa berjangka biji-bijian Rosario Argentina memangkas perkiraan produksi untuk tanaman gandum dan jagung, Rabu, mencerminkan dampak dari kekeringan yang berkepanjangan.
Kondisi kering mencengkeram kawasan Plains Amerika bagian selatan, tempat para petani menanam gandum musim dingin 2023. Laporan U.S. Drought Monitor mingguan Amerika menunjukkan kondisi "kekeringan ekstrem" sebesar 53% di Kansas, negara bagian gandum musim dingin teratas, naik dari 42% seminggu sebelumnya.
"Di kawasan Plains masih kering, meski ada sedikit hujan di sekitarnya. Jadi tanaman baru tidak mendapatkan manfaat apa pun," kata Scoville.
Perdagangan jagung dan kedelai berjangka agak tersendat karena broker menunggu hasil dari panen kedua tanaman tersebut, yang baru saja dimulai di Midwest Amerika.
Kekhawatiran makroekonomi menggantung di pasar sehari setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin untuk ketiga kalinya, sesuai ekspektasi, dan menaikkan target suku bunga ke level tertinggi sejak 2008.
"The Fed secara efektif mengakui bahwa resesi akan datang, tetapi inflasi tidak akan turun dengan cepat dan akan ada banyak kepedihan," kata ekonom ING. (ef)

Sumber : Admin