Prospek Ekonomi Memburuk, Bursa Ekuitas Eropa Berakhir di Teritori Merah
Tuesday, September 27, 2022       03:41 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Eropa mengakhiri sesi yang berombak di zona merah, Senin, karena investor terus mempertimbangkan prospek ekonomi yang memburuk di wilayah tersebut.
Indeks pan-European Stoxx 600 ditutup turun 0,42% atau 1,65 poin menjadi 388,75, setelah sebelumnya jatuh lebih dari 0,8%, demikian laporan   CNBC ,  di London, Senin (26/9) atau Selasa (27/9) dini hari WIB. Utilitas anjlok 2,3% sementara saham perjalanan bertambah lebih dari 2%.
Bursa regional utama berakhir variatif. Di Jerman, Indeks DAX melemah 0,46% atau 56,27 poin menjadi 12.227,92 dan CAC Prancis menyusut 0,24% atau 14,02 poin menjadi 5.769,39, sedangkan FTSE 100 Inggris naik tipis 0,03% atau 2,35 poin menjadi 7.020,95.
Kekhawatiran terhadap prospek pertumbuhan global meningkat karena inflasi tetap tinggi dan bank sentral menggunakan kenaikan suku bunga yang agresif untuk mencoba menjinakkan lonjakan harga.
Poundsterling jatuh ke rekor terendah USD1,0382 di awal sesi, menyusul pengumuman minggu lalu oleh pemerintah Inggris yang baru bahwa mereka akan menerapkan pemotongan pajak dan insentif investasi untuk mendorong pertumbuhan. Pada sesi petang, sterling naik menjadi USD1,0666, tetapi tetap merosot 1,6% pada sesi sebelumnya.
"Masalah yang kita hadapi sekarang adalah pasar sangat tipis, likuiditas sangat rendah, dan kita mendapati banyak pelaku pasar yang terjebak dalam  long position ."
Ketika sterling merosot terhadap dolar, mencapai rekor terendah pada Senin, Inggris berada dalam posisi di mana "sesuatu harus dihancurkan", menurut Fahad Kamal, CIO Kleinwort Hambros.
"Sterling adalah hal yang tampaknya mendapat banyak tekanan saat ini."
Investor di Eropa juga mencermati Italia setelah pemilu, Minggu. Negara itu berada di jalur untuk memilih perdana menteri wanita pertama dan pemerintahan pertama yang dipimpin oleh sayap kanan sejak akhir Perang Dunia II.
Saham pengembangan properti Inggris mengalami penurunan terbesar sesaat sebelum penutupan.
Vistry Group dan Bellway keduanya anjlok sekitar 7%, sementara Taylor Wimpey dan Persimmon melorot sekitar 6% pada sesi petang di London.
Itu terjadi di tengah kekhawatiran bahwa Bank of England akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari ekspektasi, berpotensi merusak prospek sektor properti.
Di puncak indeks  blue chip  Eropa, saham pabrikan pemanas dan ventilasi Swiss, Belimo Holding, melambung lebih dari 9% setelah Berenberg meng- upgrade  sahamnya menjadi "buy" dan meningkatkan target harganya, mengutip meningkatnya permintaan untuk renovasi rumah.
Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah Inggris berada di jalur untuk kenaikan bulanan terbesar yang tercatat dalam data Refinitiv dan Bank of England sejak 1957, berdasarkan analisis  Reuters .
Imbal hasil gilt 10-tahun melesat 131 basis poin sejauh September, dengan aksi jual yang meningkat pada sesi Jumat setelah pemerintah mengumumkan pemotongan pajak yang ekstensif.
"Kecepatan [kenaikan imbal hasil gilt] cukup menakjubkan. Kami belum pernah melihat pergerakan seperti ini sejak Krisis Keuangan," kata Craig Inches, Head of Rates and Cash di Royal London Asset Management. (ef)

Sumber : Admin