Powell Bernada Konservatif dan Inflasi RI Terus Menurun, Rupiah Ditutup Surut 0,44%
Tuesday, October 01, 2024       16:12 WIB

Ipotnews - Kurs rupiah terdepresiasi terhadap dolar di awal Oktober 2024, tertekan sejumlah sentimen termasuk sinyal Fed yang menolak pemangkasan suku bunga lebih besar data inflasi tahunsn Indonesia yang pada September kembali menurun.
Mengutip data Bloomberg pada Selasa (1/10) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup di level Rp15.206 per dolar AS, melemah 66 poin atau 0,44% dibandingkan penutupan Senin sore (30/9) di level Rp15.140 per dolar AS.
Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa indeks dolar AS menguat setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell menolak taruhan pada pemotongan suku bunga yang lebih besar.
"Powell mengadopsi nada yang lebih konservatif dalam pidatonya di sebuah konferensi di Tennessee, dengan mengatakan bahwa bank sentral AS kemungkinan akan tetap mempertahankan pemotongan suku bunga acuan 25 basis poin ke depannya," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, sore ini.
Para pelaku pasar tetap yakin bahwa the Fed akan memangkas lagi suku bunga acuannya dalam pertemuan penetapan kebijakan berikutnya di bulan November. "Terapi pelaku pasar memangkas ekspektasi untuk pemotongan 50 bps menjadi 35,4% dari 53,3% sehari sebelumnya, menurut FedWatch Tool milik CME Group," ujar Ibrahim.
Pidato Powell disampaikan menjelang serangkaian data AS yang padat minggu ini. Termasuk indeks manufaktur Institute for Supply Management yang akan dirilis Selasa malam dan laporan non-manufaktur pada Kamis, diikuti oleh angka pekerjaan bulanan yang berpotensi krusial pada Jumat.
Faktor kedua pelemahan rupiah adalah ketegangan di Timur Tengah masih menjadi perhatian. Invasi darat Israel yang telah lama diharapkan ke Lebanon tampaknya mulai berlangsung pada hari Selasa karena militernya mengatakan pasukan telah memulai serangan terbatas terhadap target Hizbullah di daerah perbatasan.
Serangan tersebut menyusul pembunuhan kepala Hizbullah Hassan Nasrallah oleh Israel pada hari Jumat, dan merupakan konflik yang meningkat di Timur Tengah antara Israel dan militan yang didukung Iran yang sekarang mengancam untuk menyeret AS dan Iran.
Faktor ketiga, tingkat inflasi Indonesia September 2024 mencapai 1,84 % secara tahunan (year on year/YoY). Namun, terjadi deflasi 0,12% secara bulanan (month to month/MtM) yang menyebabkan Indonesia mengalami deflasi lima bulan beruntun.
Ini menjadi sentimen negatif yang menambah pengaruh pelemahan terhadap kurs rupiah hari ini. "Indeks harga konsumen (IHK) turun ke level 105,93 pada September 2024, dari 106,06 pada Agustus 2024," pungkas Ibrahim.(Adhitya)

Sumber : admin