Powell Akui Inflasi Amerika Melambat, S&P 500 dan Nasdaq Berlari Kencang
Thursday, February 02, 2023       05:05 WIB

Ipotnews - S&P 500 dan Nasdaq melesat, Rabu, setelah Chairman Federal Reserve Jerome Powell mengakui bahwa inflasi mulai mereda, dalam sambutannya menyusul kenaikan suku bunga seperempat poin oleh bank sentral Amerika Serikat itu.
Indeks utama Wall Street kehilangan pijakan segera setelah The Fed mengumumkan keputusan kenaikan suku bunga. Pernyataannya juga mengatakan "kenaikan yang sedang berlangsung" untuk suku bunga akan sesuai.
Tetapi indeks tersebut memantul dari posisi terendahnya dan terus menguat segera setelah Powell mulai berbicara dalam konferensi pers dengan S&P melejit 1% dan Nasdaq melambung 2%, demikian laporan  Reuters,  di New York, Rabu (1/2) atau Kamis (2/2) pagi WIB.
Investor didorong oleh jawaban Powell atas pertanyaan tentang pelonggaran kondisi keuangan seperti kenaikan ekuitas dan penurunan imbal hasil obligasi dalam beberapa bulan terakhir, menurut Angelo Kourkafas, analis Edward Jones, di St Louis.
"Dia memiliki kesempatan untuk menyampaikan pesan  hawkish  dan tidak mengambilnya. Dia bisa saja mengatakan bahwa pasar menjadi terlalu bersemangat dan dia tidak mengambil kesempatan itu. Sebaliknya dia mengatakan banyak pengetatan telah terjadi," ujar Kourkafa.
Karena Powell mengatakan dia bisa mengakui untuk pertama kalinya bahwa disinflasi mulai terjadi, investor melihat pernyataannya bahwa akan ada dua kenaikan suku bunga lagi sebagai "placeholder", tutur Kourkafa.
Dow Jones Industrial Average ditutup naik 6,92 poin, atau 0,02%, menjadi 34.092,96, S&P 500 melonjak 42,61 poin, atau 1,05%, menjadi 4.119,21 dan Nasdaq Composite Index bertambah 231,77 poin, atau 2%, menjadi 11.816,32.
Reli petang itu membuat S&P mencatatkan level penutupan tertinggi sejak 25 Agustus, sementara Nasdaq membukukan penutupan tertinggi sejak September.
Dari 11 sektor industri utama S&P 500, hanya energi yang mengakhiri sesi di zona merah, anjlok 1,9%, sementara saham teknologi yang sensitif terhadap suku bunga mendapatkan keuntungan terbesar, meroket 2,3%.
Investor sebagian besar fokus pada langkah the Fed ke depan, karena ukuran kenaikan untuk pertemuan kebijakan pertama tahun ini sejalan dengan ekspektasi setelah kenaikan agresif pada 2022 termasuk peningkatan suku bunga Desember sebesar 50 basis poin.
Setelah konferensi pers, pasar uang berspekulasi pada  terminal rate  4,892% di Juni dibandingkan 4,92% sesaat sebelum pernyataan the Fed.
Kontrak berjangka AS masih memperkirakan penurunan suku bunga tahun ini dengan fed funds rate terlihat di 4,403% pada akhir Desember, sama seperti sebelum pertemuan.
Data baru-baru ini menunjukkan inflasi mereda, dengan Fed juga melihat data yang akan menentukan ketahanan pasar tenaga kerja dan laju pertumbuhan upah.
Tetapi data menunjukkan lowongan pekerjaan AS secara tak terduga naik pada Desember menjelang laporan komprehensif Departemen Tenaga Kerja tentang  nonfarm payrolls  untuk periode Januari yang akan dirilis Jumat.
Data ekonomi terpisah menunjukkan manufaktur Amerika berkontraksi lebih lanjut pada Januari karena suku bunga yang lebih tinggi menahan permintaan barang.
Ketiga indeks utama Wall Street mecatat awal yang kuat tahun ini, dengan S&P dan Dow menyaksikan kenaikan pertama mereka untuk Januari sejak 2019 karena investor kembali ke pasar, yang terpukul pada tahun sebelumnya oleh Fed yang  hawkish. 
Sekitar 13,7 miliar saham berpindah tangan di bursa Wall Street, dibandingkan rata-rata harian 11,5 miliar selama 20 sesi terakhir. (ef)

Sumber : Admin