Perundingan AS-China Imbangi Kekhawatiran Pasokan OPEC, Minyak Naik
Tuesday, June 10, 2025       14:27 WIB

Ipotnews - Harga minyak menguat, Selasa, ketika investor menunggu hasil perundingan AS-China yang dapat membuka jalan untuk meredakan ketegangan perdagangan dan meningkatkan permintaan bahan bakar.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, naik 13 sen, atau 0,19%, menjadi USD67,17 per barel pada pukul 14.11 WIB, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Singapura, Selasa (10/6).
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, bertambah 7 sen, atau 0,11%, menjadi USD65,36 per barel.
Senin, Brent melesat menjadi USD67,19, level tertinggi sejak 28 April, didukung prospek kesepakatan perdagangan Amerika-China.
Perundingan perdagangan AS-China akan berlanjut untuk hari kedua di London karena pejabat bertekad meredakan ketegangan yang meluas dari tarif hingga pembatasan tanah jarang, yang berisiko mengganggu rantai pasokan global dan memperlambat pertumbuhan.
Harga pulih karena kekhawatiran permintaan memudar dengan pembicaraan perdagangan antara Washington dan Beijing dan laporan ketenagakerjaan AS yang menguntungkan, sementara ada risiko terhadap pasokan Amerika Utara karena kebakaran hutan di Kanada, ungkap analis Goldman Sachs.
Presiden AS Donald Trump, Senin, mengatakan pembicaraan dengan China berjalan dengan lancar dan dia "hanya mendapatkan laporan yang baik" dari timnya di London.
Kesepakatan perdagangan antara AS dan China dapat mendukung prospek ekonomi global dan meningkatkan permintaan komoditas termasuk minyak.
Di tempat lain, Iran mengatakan akan segera menyerahkan proposal balasan untuk kesepakatan nuklir kepada Amerika sebagai respons atas tawaran AS yang dianggap Teheran "tidak dapat diterima", sementara Trump menjelaskan bahwa kedua belah pihak masih berselisih mengenai apakah negara itu akan diizinkan untuk terus memperkaya uranium di tanah Iran.
Iran adalah produsen terbesar ketiga di antara anggota Organisasi Negara Eksportir Minyak dan pelonggaran sanksi AS terhadap Iran akan memungkinkannya untuk mengekspor lebih banyak, yang membebani harga minyak mentah global.
Sementara itu, survei  Reuters  menemukan output minyak OPEC meningkat sepanjang Mei, meski kenaikannya terbatas karena Irak memompa di bawah target untuk mengompensasi kelebihan produksi sebelumnya, dan Arab Saudi serta Uni Emirat Arab melakukan penambahan lebih kecil dari yang diizinkan.
OPEC +, yang memompa sekitar setengah dari minyak dunia dan mencakup anggota OPEC serta sekutu seperti Rusia, mempercepat rencananya untuk menghentikan lapisan pemotongan output terbarunya.
"Prospek kenaikan lebih lanjut dalam pasokan OPEC terus menghantui pasar," kata Daniel Hynes, analis ANZ.
"Pergeseran permanen ke strategi yang digerakkan pasar (di OPEC ) akan mendorong pasar minyak ke surplus yang cukup besar pada semester kedua 2025 dan hampir pasti menyebabkan harga minyak melemah." (ef)

Sumber : Admin