Perencanaan Keuangan dan Investasi
Thursday, March 20, 2025       14:11 WIB

Sekilas Tentang Perencanaan Keuangan dan Investasi
Perencanaan keuangan dan investasi adalah dua hal yang sangat dibutuhkan untuk menjamin masa depan keuangan Anda. Perencanaan keuangan adalah suatu proses di mana seorang individu akan (a) menaksir kondisi keuangannya saat ini, lalu (b) menetapkan tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang yang ingin dicapainya, dan kemudian (c) membuat rencana untuk mencapai tujuan tersebut.
Di lain pihak, investasi adalah tindakan untuk mengerahkan sumber daya yang ada ke dalam usaha-usaha atau aset-aset dengan harapan untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih besar. Tindakan berinvestasi dapat dimulai dengan (1) menyisihkan sebagian dari penghasilan (menabung), lalu (2) menetapkan besarnya pengeluaran yang boleh diambil dari pendapatan yang ada ( budgeting ), dan (3) mengambil tindakan-tindakan yang dapat meminimalkan risiko-risiko keuangan yang mungkin terjadi.
Tindakan investasi bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran melalui pencapaian imbal hasil yang lebih besar daripada tingkat inflasi. Untuk memaksimalkan imbal hasil dan meminimalkan risiko, orang akan melakukan langkah-langkah diversifikasi investasi ke dalam bermacam kelas aset yang ada.
Perencanaan keuangan dan investasi membutuhkan pengawasan terus menerus dan penyesuaian untuk setiap kejadian penting seperti perubahan karir (kenaikan pangkat, pindah kerja, dll), perubahan ekonomi (laju peningkatan inflasi, suku bunga, pertumbuhan ekonomi, dll.) dan perubahan tujuan pribadi (pembelian rumah, pernikahan, kelahiran anak, tujuan pensiun, dll.)
Elemen-Elemen Terpenting dari Perencanaan Keuangan
Elemen-elemen terpenting dari perencanaan keuangan adalah (1) Penetapan anggaran dan manajemen arus kas, (2) Perencanaan pensiun, dan (3) Asuransi dan manajemen risiko.
 1)Penetapan anggaran dan manajemen arus kas 
Penetapan Anggaran yang tepat sasaran bukan saja akan membantu membiayai pengeluaran-pengeluaran saat ini, tetapi juga membantu mencapai tujuan investasi jangka Panjang. Di lain pihak, manajemen arus kas yang benar akan membantu (1)vmencegah penumpukan utang yang tidak perlu, (2) membantu menciptakan dana cadangan ( reserve fund ) untuk pengeluaran-pengeluaran tak terduga, dan (3) meletakkan dasar-dasar yang kuat untuk tabungan masa depan (pensiun).
 2)Perencanaan pensiun 
Perencanaan pensiun bukan berarti hanya menyisihkan sejumlah uang dari penghasilan yang kita terima hari ini untuk persiapan masa pensiun kita. Perencanaan pensiun seharusnya juga berarti membayangkan gaya hidup yang ingin kita jalani pada masa pensiun, serta strategi kita untuk mencapainya.
Dengan mempunyai bayangan yang jelas akan gaya hidup yang akan kita Jalani pada masa pensiun, kita akan dapat mengetahui jumlah tabungan Dana Pensiun yang kita butuhkan serta jumlah Dana Pensiun yang wajib kita sisihkan dari penghasilan kita setiap bulannya. Kemudian, dari bayangan akan gaya hidup pada waktu pensiun yang kita inginkan, kita dapat menentukan strategi yang kita butuhkan untuk mencapai tujuan pensiun kita.
Sebagai contoh, dari membayangkan gaya hidup pada masa pensiun yang ingin Anda jalani pada masa pensiun, Anda telah berhitung bahwa tabungan Dana Pensiun wajib melalui JHT tidak akan cukup bagi Anda. Selanjutanya, strategi Anda untuk mencapai tujuan pensiun itu adalah membentuk RDPP (Rekening Dana Pensiun Pribadi), semacam IRA ( Individual Retirement Account ) yang Anda tempatkan pada bermacam reksadana sewaktu dana pensiun Anda masih terbatas jumlahnya.
Setelah dana pensiun Anda bertambah jumlahnya, Anda dapat mulai berinvestasi pada aset riil ( tangible assets ) seperti tanah dan bangunan untuk tujuan diversifikasi antara aset keuangan ( intangible assets ) dan aset riil ( tangeible assets ).
 3) Asuransi dan manajemen risiko  
Elemen terpenting berikutnya dari Perencanaan Keuangan adalah Asuransi dan Manajemen Risiko, untuk melindungi nilai dari harta yang telah berhasil Anda kumpulkan dari berbagai risiko yang mungkin terjadi. Mungkin Anda telah melakukan manajemen risiko yang cukup atas risiko kebakaran, tetapi Anda tetap merasa bahwa rumah tinggal Anda perlu dilindungi dari risiko kebakaran, banjir, atau risiko pencurian dengan membeli polis Fire Insurance.
Anda juga mungkin telah melakukan manajemen risiko yang cukup untuk melindungi harta bergerak Anda (berkendara dengan penuh tanggung jawab dan hati-hati), tetapi Anda merasa bahwa harta bergerak seperti mobil Anda tetap harus dilindungi dari risiko pencurian, atau tertabrak.
Kemudian, walau pun Anda telah mempraktekkan gaya hidup sehat dan menjauhkan diri dari kegiatan-kegiatan berisiko, Anda juga menyadari bahwa diri Anda sendiri sebagai tulang punggung keluarga yang bertugas mencari nafkah juga tetap perlu dilindungi dengan asuransi jiwa dan asuransi kesehatan karena kematian bisa datang kapan saja, dan penyakit dan kecelakaan diri bisa menimpa siapa saja tanpa disadarinya.
Strategi-Strategi Investasi Serta Pilihan Investasi
 1) Strategi alokasi aset 
Setiap perencanaan keuangan, terutama yang bersifat jangka panjang seperti perencanaan pensiun, selalu melibatkan unsur investasi. Di sini kami membedakan antara berinvestasi ( investment ) dan menabung ( saving ). Kalau menabung, kita hanya menyisihkan sejumlah uang secara berkala dan uang itu hanya ditempatkan pada deposito bank saja untuk mendapatkan bunga sebesar paling kurang sama dengan tingkat inflasi .
Dalam berinvestasi, kita menempatkan uang kita terutama dalam instrumen ekuitas dan instrumen berpendapatan tetap, tidak dengan tujuan untuk mendapatkan bunga minimal sebesar angka inflasi, tetapi untuk mendapatkan imbal hasil ( return ) yang lebih besar dari pada tingkat inflasi.
Dalam berinvestasi, berapa banyak dana yang ditaruh di dalam instrumen ekuitas, dan berapa banyak dana yang ditempatkan di dalam instrumen berpendapatan tetap itu disebut strategi alokasi aset. Strategi alokasi aset ditentukan oleh banyak hal, yang terutama adalah faktor selera risiko ( risk appetite ) dari pemodal. Pemodal ( investor ) yang tidak suka megambil risiko ( risk averse ) seharusnya tidak memiliki alokasi aset yang besar pada instrumen ekuitas. Demikian sebaliknya, pemodal yang suka mengambil risiko ( risk taker ) dapat memiliki alokasi aset yang lebih besar pada instrumen ekuitas.
 2) Strategi diversifikasi 
Di samping alokasi aset ke dalam instrumen-instrumen ekuitas versus pendapatan tetap, pada setiap kelas aset ekuitas dan pendapatan tetap itu perlu dilakukan diversifikasi untuk meminimalkan risiko (dan memaksimalkan imbal hasil pada tingkat risiko yang diambil). Diversifikasi risiko untuk saham-saham misalnya dapat dilakukan dengan membeli sekumpulan saham-saham unggulan (blue chips) dan bukan hanya satu atau dua macam saham saja (walau pun saham atau saham itu termasuk unggulan).
Demikian pula halnya dengan diversifikasi dalam instrumen berpendapatan tetap, di mana pemodal tidak hanya membeli satu atau dua macam obligasi saja tetapi beberapa macam obligasi yang berbeda peringkatnya, berbeda tanggal jatuh temponya ( maturity date ), serta berbeda penerbitnya (emiten). Untuk investasi dalan instrumen keuangan, diversifikasi dapat dengan mudah dan murah dilakukan dengan membeli reksadana, baik reksadana ekuitas maupun reksadana pendapatan tetap.
 3) Pilihan investasi yang tersedia 
Strategi pilihan investasi yang tersedia bagi pemodal ( investor ), dalam kerangka alokasi aset dan diversifikasi yang dilakukannya adalah strategi investasi aktif  versus  strategi investasi pasif. Strategi investasi aktif maksudnya adalah kebijakan untuk memilih suatu jenis instrumen dalam portofilio ada di tangan Manajer Investasi.
Sebaliknya, dalam strategi investasi pasif, Manajer Investasi tidak memiliki diskresi untuk menentukan jenis instrumen yang boleh atau tidak boleh dimiliki dalam portofolio. Pembelian atau penjualan suatu jenis instrumen hanya mengikuti indeks yang telah ditentukan terlebih dahulu.
Strategi investasi aktif dan strategi investasi pasif tersedia baik untuk instrumen ekuitas mau pun instrumen berpendapatan tetap. Strategi investasi pasif semula hanya tersedia untuk pemodal institusi ( institutional investor ). Dengan semakin berkembangnya produk Reksadana Bursa atau ETF ( Exchange Traded Fund ), sekarang investasi dengan menggunakan strategi investasi pasif juga dapat dinikmati oleh pemodal ritel.
 Oleh: Fredy Sumendap, CFA 

Sumber : admin