-
Pendapatan Diproyeksikan Naik, Laba Bersih SSMS Diprediksi Melonjak Jadi Rp1,91 Triliun di 2027
Thursday, March 13, 2025 09:49 WIB
Ipotnews - Laba bersih PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk () diprediksi melonjak lebih dari tiga kali lipat dari Rp512 miliar pada 2023 menjadi Rp1,91triliun pada 2027, naik 38,9% tingkat pertumbuhan tahunan ( CAGR ).
dinilai memiliki prospek yang positif karena didukung oleh operasi yang terintegrasi penuh, efisiensi biaya yang solid, dan ekspansi ke segmen hilir. Produksi TBS yang stabil, peningkatan tingkat ekstraksi, serta kapasitas pengolahan yang lebih baik lewat menempatkan dalam posisi yang kuat.
"Kondisi ini membuat mampu untuk menjaga profitabilitas dan kepemimpinan pasar," kataAnalis Riset PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rizkia Darmawan, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (13/3).
diproyeksikan mencatat pendapatan sebesar Rp13,5 triliun pada 2027, naik 6,1% CAGR . Proyeksi ini berdasarkan keberadaan palm olein dan stearin sebagai pendorong utama pertumbuhan. "Peralihan ke produk olahan membuat pendapatan lebih stabil dan mengurangi risiko volatilitas harga CPO mentah," ujar Rizkia.
Selain itu, laba kotor diperkirakan naik dari Rp2,8 triliun di 2023 menjadi Rp4,8 triliun di 2027, naik 14,4% CAGR . Sementara margin kotor perseroan melebar dari 26,2% ke 35,4% seiring moderasi biaya pupuk dan efisiensi operasional.
EBITDA diperkirakan meningkat dari Rp1,6 triliun di 2023 menjadi Rp3,4 triliun di 2027F, naik 20,8% CAGR . Pertumbuhan ini didukung oleh kombinasi produk yang lebih menguntungkan, biaya pendanaan yang lebih rendah, dan arus kas yang kuat.
Dengan total liabilitas yang diproyeksikan turun dari Rp9,8 triliun di 2023 menjadi Rp7,7 triliun di 2027, terus memperbaiki struktur keuangan sambil memperkuat arus kas. Rizkia juga memperkirakan rasio pembayaran dividen (DPR) naik hingga 60% mulai 2024, dengan peluang besar untuk dividen final pada FY25F, yang berpotensi meningkatkan imbal hasil bagi investor.
"Target harga (TP) kami di Rp2.540/saham (berdasarkan DCF, WACC 15,4%, LTG 2%) mencerminkan valuasi 16,7x P/E FY25F, menempatkan dalam posisi kompetitif dibandingkan para pesaingnya," tambah Rizkia.
Meskipun ada potensi tantangan seperti harga CPO yang lebih lemah, keterlambatan ekspansi kapasitas, dan perubahan regulasi, integrasi hilir yang kuat dan manajemen biaya yang efisien membuat tetap menarik sebagai peluang investasi jangka panjang. (Adhitya)
Sumber : Admin