Pasar Khawatirkan Kondisi Cuaca, Gandum CBOT Dekati Level Puncak Tiga Bulan
Wednesday, October 02, 2024       13:52 WIB

Ipotnews - Gandum berjangka Chicago melanjutkan penguatan, Rabu, dan mendekati level tertinggi tuga setengah bulan yang dicapai pada sesi sebelumnya karena kekhawatiran cuaca kering di wilayah Laut Hitam dan Australia akan mengurangi pasokan.
Harga jagung juga naik dan mendekati posisi tertinggi tiga bulan, didukung reli gandum dan lonjakan harga minyak setelah serangan rudal Iran terhadap Israel. Harga minyak yang lebih tinggi dapat meningkatkan permintaan biofuel yang terbuat dari bahan baku termasuk jagung.
Harga kedelai berjangka sedikit lebih tinggi, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Camberra, Rabu (2/10).
Harga gandum yang paling aktif di Chicago Board of Trade ( CBOT ) naik 0,33% menjadi USD601,00 per bushel pada pukul 13.36 WIB, setelah menyentuh USD603 pada sesi Selasa - level tertinggi sejak 16 Juni.
Jagung berjangka CBOT bertambah 0,58% menjadi USD431,50 per bushel setelah mencapai USD433, posisi puncak sejak 27 Juni, Selasa, sementara kedelai meningkat 0,33% menjadi USD1.060,75 per bushel.
Ketiga kontrak tersebut pulih kembali setelah menyentuh level terendah dalam empat tahun dalam beberapa bulan terakhir di tengah melimpahnya pasokan.
"Kondisi kering di Laut Hitam dan Rusia memengaruhi penanaman gandum Rusia. Kami juga melihat aksi short-covering tambahan hingga September," kata Rod Baker, analis Australian Crop Forecasters di Perth.
"Pasokan global akan mulai menyusut, yang akan mendukung harga," papar dia.
Voronezh Rusia, daerah pertanian utama di negara eksportir gandum terbesar di dunia itu, mengumumkan keadaan darurat kekeringan, Selasa, yang menggarisbawahi kondisi begitu kering.
Harga ekspor gandum Rusia melonjak pekan lalu, bahkan saat laju pengiriman meningkat.
Trader juga berspekulasi bahwa Rusia bakal membatasi ekspor dalam beberapa bulan mendatang, ucap analis StoneX, Arlan Suderman.
Sementara itu, analis menurunkan ekspektasi untuk panen Australia yang akan datang lebih dari satu juta ton, karena kurangnya curah hujan dan meluasnya embun beku.
Cuaca kering juga memengaruhi tanaman di Ukraina, yang ekspornya melorot bulan lalu, dan Argentina, sedangkan kondisi yang terlalu basah di Eropa Barat menekan ekspor gandum UE.
Minyak mentah Brent melambung 2,5%, Selasa, dan 1,7% lagi pada sesi Rabu karena Israel dan Amerika berjanji untuk membalas Iran, yang memicu kekhawatiran akan perang yang lebih luas.
Pada tanaman lain, Amerika sedang menjalani panen jagung dan kedelai yang diperkirakan sangat besar. StoneX menaikkan estimasi hasil panen dan produksi keduanya. (ef)

Sumber : Admin