Panen Argentina Lampaui Ekspektasi, Gandum CBOT Melorot
Thursday, December 12, 2024       14:34 WIB

Ipotnews - Gandum berjangka Chicago melorot, Kamis, setelah bursa Rosario Argentina mengatakan negara itu akan memproduksi lebih banyak dari ekspektasi sebelumnya, sehingga meningkatkan prospek pasokan jangka pendek.
Harga jagung berjangka tersungkur dari level tertinggi lima setengah bulan yang dicapai pada sesi Rabu, ketika Departemen Pertanian Amerika Serikat ( USDA ) mengatakan lonjakan ekspor AS akan mendorong stok akhir musim negara itu ke level terendah dalam dua tahun.
Harga kedelai berjangka juga melemah di tengah ekspektasi panen besar di Brasil dan Argentina.
Kontrak gandum teraktif di Chicago Board of Trade turun 0,31% atau USD1,50 menjadi USD561,50 per bushel pada pukul 13.58 WIB, setelah mencapai level tertinggi dua minggu di USD569,50 pada sesi Rabu, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Canberra, Kamis (12/12).
Sementara, jagung CBOT melemah 0,33% atau USD1,50 menjadi USD446,75 per bushel dan kedelai berkurang 0,17% atau USD1,75 menjadi USD1.001,00 per bushel.
Ketiga kontrak tersebut jatuh ke posisi terendah dalam empat tahun sejauh 2024 karena melimpahnya pasokan dan berjuang untuk bangkit dari level tersebut.
"Kenaikan harga jagung, yang bersaing dengan gandum sebagai pakan ternak, dan harga ekspor yang lebih tinggi dari eksportir utama, Rusia, membantu gandum," kata analis StoneX, Bevan Everett.
Dukungan lainnya adalah USDA a yang menurunkan estimasi stok akhir Amerika menjadi 795 juta gantang dari 815 juta gantang, Selasa.
Namun, bursa biji-bijian Rosario, Rabu, menaikkan estimasi panen gandum Argentina tahun 2024-25 menjadi 19,3 juta metrik ton dari 18,8 juta ton.
Produksi di Australia - yang seperti Argentina saat ini sedang panen - juga melebihi ekspektasi, meski hujan baru-baru ini merusak kualitas biji-bijian.
"Hasil panen di Argentina dan Australia terlihat bagus. Hal itu membuat pasar lesu karena panen tersebut merupakan panen utama saat ini," kata analis Commonwealth Bank, Dennis Voznesenski.
Sementara itu, stok akhir menurun di negara-negara eksportir gandum utama dan harga akan naik dalam beberapa bulan mendatang, papar dia. (ef)

Sumber : Admin