Minyak Menguat Didorong Optimisme Permintaan BBM Amerika yang Solid
Thursday, October 31, 2024       13:58 WIB

Ipotnews - Harga minyak menguat, Kamis, melanjutkan reli hari sebelumnya, didorong optimisme permintaan bahan bakar Amerika menyusul penurunan stok minyak mentah dan bensin, sementara laporan OPEC + mungkin menunda peningkatan output memberikan dukungan.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, naik 44 sen atau 0,61%, menjadi USD72,99 per barel pada pukul 12.48 WIB, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Tokyo, Kamis (31/10).
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, yang akan berakhir hari ini, meningkat 43 sen atau 0,63%, menjadi USD69,04 per barel.
Kedua kontrak tersebut melambung lebih dari 2% pada penutupan Rabu, setelah jatuh lebih dari 6% di awal minggu karena meredanya risiko konflik Timur Tengah yang lebih luas.
Stok bensin Amerika di luar dugaan menyusut dalam pekan yang berakhir hingga 25 Oktober ke level terendah dua tahun, karena permintaan yang solid, ungkap Badan Informasi Energi, sementara persediaan minyak mentah juga mencatat penurunan yang mengejutkan karena impor melorot.
Sembilan analis yang disurvei  Reuters  memperkirakan lonjakan persediaan bensin dan minyak mentah.
"Penurunan mengejutkan dalam persediaan bensin Amerika memberikan opportunity buying karena permintaan tampak lebih kuat dari yang diantisipasi," kata Toshitaka Tazawa, analis Fujitomi Securities.
"Ekspektasi potensi penundaan peningkatan output OPEC + juga mendukung...Jika mereka menunda, WTI dapat pulih ke level USD70."
Dilaporkan  Reuters , OPEC +, yang terdiri dari Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutu seperti Rusia, dapat menunda peningkatan produksi minyak yang direncanakan pada Desember selama sebulan atau lebih, karena kekhawatiran atas permintaan minyak yang lemah dan meningkatnya pasokan.
Kelompok tersebut dijadwalkan untuk meningkatkan output sebesar 180.000 barel per hari pada Desember. Mereka menunda peningkatan tersebut dari Oktober karena kejatuhan harga.
Keputusan untuk menunda peningkatan itu dapat diambil paling cepat pekan depan, dua sumber OPEC + mengatakan kepada  Reuters. 
OPEC + dijadwalkan bertemu pada 1 Desember untuk memutuskan langkah kebijakan selanjutnya.
Aktivitas manufaktur di China--importir minyak terbesar di dunia--meningkat pada Oktober untuk pertama kalinya dalam enam bulan, yang menunjukkan langkah-langkah stimulus mulai memberikan dampak.
Pasar menunggu hasil pemilihan presiden Amerika pada 5 November, serta rincian lebih lanjut tentang stimulus ekonomi China. Dilaporkan  Reuters , China dapat menyetujui penerbitan surat utang lebih dari 10 triliun yuan (USD1,4 triliun) selama beberapa tahun ke depan pada hari terakhir pertemuan parlemen, 4-8 November.
Di Timur Tengah, Perdana Menteri Lebanon, Rabu, mengekspresikan harapan bahwa kesepakatan gencatan senjata dengan Israel akan diumumkan dalam beberapa hari ketika penyiar publik Israel merilis apa yang disebutnya sebagai rancangan perjanjian yang menyebutkan gencatan senjata awal selama 60 hari.
Dorongan untuk gencatan senjata bagi Lebanon terjadi bersamaan dengan upaya diplomatik serupa untuk mengakhiri permusuhan di Gaza.
Namun, dampak pasar kemungkinan akan teredam.
"Sebagian besar risiko geopolitik Timur Tengah telah menghilang dari harga minyak setelah tanggapan Israel terhadap Iran selama akhir pekan lalu," kata analis IG, Tony Sycamore.
Iran mengatakan serangan Israel pada Sabtu--sebagai balasan atas serangan Iran pada 1 Oktober terhadap Israel--hanya menyebabkan kerusakan yang terbatas. (ef)

Sumber : Admin