Minyak Berjangka Melemah, Terbebani Kekhawatiran Ekonomi Makro
Thursday, March 13, 2025       13:03 WIB

Ipotnews - Harga minyak melemah, Kamis, setelah melambung pada sesi sebelumnya didorong penurunan stok bensin Amerika yang lebih besar dari ekspektasi, karena pasar terbebani kekhawatiran ekonomi makro terhadap permintaan jangka pendek yang kuat.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun 12 sen atau 0,17% menjadi USD70,83 per barel pada pukul 12.30 WIB, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Tokyo, Kamis (13/3).
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, berkurang 17 sen atau 0,25% menjadi USD67,51 per barel.
Kedua patokan tersebut melejit sekitar 2% pada penutupan Rabu, karena data pemerintah AS menunjukkan persediaan minyak dan bahan bakar yang lebih ketat dari perkiraan.
Stok bensin AS merosot 5,7 juta barel, lebih dari penarikan 1,9 juta barel yang diprediksi sejumlah analis, sementara persedian sulingan juga menyusut lebih dari yang diantisipasi - meski ada kenaikan dalam stok minyak mentah.
"Penurunan persediaan bensin AS meningkatkan ekspektasi akan lonjakan permintaan musiman pada musim semi, tetapi kekhawatiran tentang dampak ekonomi global dari perang tarif membebani pasar," kata Hiroyuki Kikukawa, Chief Strategist Nissan Securities Investment.
"Dengan faktor kuat dan lemah yang berkembang secara bersamaan, menjadi sulit bagi pasar untuk condong secara tegas ke satu arah atau yang lain."
Rabu, Donald Trump mengancam akan meningkatkan perang dagang global dengan tarif lebih lanjut pada barang-barang Uni Eropa, karena mitra dagang utama Amerika tersebut mengatakan akan membalas hambatan perdagangan yang ditetapkan presiden AS itu.
Fokus berlebihan Trump pada tarif mengguncang investor, konsumen, dan kepercayaan bisnis serta meningkatkan kekhawatiran resesi Amerika.
Sementara itu, Organisasi Negara Eksportir Minyak, Rabu, mengatakan Kazakhstan memimpin lompatan besar dalam output minyak mentah Februari oleh OPEC + yang lebih luas, menyoroti tantangan bagi kelompok produsen itu dalam menegakkan kepatuhan terhadap target produksi yang disepakati.
Kekhawatiran tentang permintaan bahan bakar jet yang tidak menentu semakin membebani pasar, kata analis JP Morgan, seraya menambahkan bahwa data Transportation Security Administration Amerika menunjukkan volume penumpang untuk Maret melorot 5% (year-over-year), menyusul lalu lintas yang stagnan sepanjang Februari.
Namun, ekspektasi permintaan yang kuat membatasi pelemahan pasar secara keseluruhan.
Tanda-tanda permintaan AS yang kuat dan pengerahan 377 drone Ukraina yang menargetkan infrastruktur energi dan instalasi militer Rusia mendukung harga, tutur analis JP Morgan.
"Pada 11 Maret, permintaan minyak global rata-rata 102,2 juta barel per hari, meningkat 1,7 juta barel per hari (year-over-year) dan melampaui kenaikan yang kami proyeksikan untuk bulan tersebut sebesar 60.000 barel per hari," papar JP Morgan. (ef)

Sumber : Admin