Mata Uang EM Asia Menguat Tipis, Pasar Relatif Stabil Jelang Negosiasi Dagang AS-China
Friday, May 09, 2025       16:08 WIB

Ipotnews    -  Sebagian besar mata uang Asia pulih dari pelemahan awal dan menguat tipis pada Jumat (9/5). Dolar AS melemah dan pasar saham regional relatif stabil setelah tercapainya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Inggris. Perjanjian tersebut memicu optimisme menjelang pembicaraan penting antara AS dan China akhir pekan ini.
Laman Reuters melaporkan, rupiah Indonesia memangkas penurunan, namun masih mencatatkan pelemahan 0,2%. Baht Thailand berhasil pulih dari penurunan awal dan bergerak relatif datar. Peso Filipina dan won Korea Selatan masing-masing menguat hampir 0,4%.
Ringgit Malaysia juga memangkas pelemahan, tapi masih negatif 0,6%, setelah sempat menyentuh level terendah sejak 2 Mei. Untuk sepekan, ringgit drop 1,1% setelah mencatatkan penguatan lima pekan berturut-turut.
Pelemahan ringgit terjadi setelah bank sentral Malaysia mempertahankan suku bunga acuan pada Kamis kemarin dan memperingatkan akan risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi di tengah meningkatnya ketegangan dagang. Analis pun mulai memproyeksikan potensi pemangkasan suku bunga pada paruh kedua tahun ini.
"Penguatan tajam ringgit melewati level 4,20 terhadap dolar awal pekan ini tampaknya berlebihan dan berpotensi terkoreksi," kata Christopher Wong, analis valas di OCBC , seperti dikutip Reuters. Ia menambahkan bahwa perbaikan likuiditas dan penguatan yuan China di atas ekspektasi turut menekan momentum mata uang Asia secara keseluruhan.
Indeks dolar AS (DXY) turun 0,2% pada pukul 07:11 GMT, mengakhiri reli dua hari. Namun dolar masih mencatat kenaikan 0,4% secara mingguan setelah Federal Reserve meredam ekspektasi pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.
Mengenai kesepakatan dagang baru dengan Inggris, Presiden AS Donald Trump menyampaikan optimisme terhadap pembicaraan dagang yang "bermakna" dengan China akhir pekan ini, serta mengisyaratkan potensi penurunan tarif sebesar 145% atas barang-barang asal China.
Fokus pasar kini beralih ke negosiasi dagang AS-China yang dijadwalkan dimulai Sabtu di Swiss.
Dalam beberapa hari terakhir, mata uang Asia mengalami fluktuasi tajam. Dolar Taiwan sempat melonjak historis sebesar 6% dalam dua hari sebelum kembali stabil. Pada Jumat ini, dolar Taiwan bergerak datar, namun menuju penguatan mingguan sebesar 2,5%.
Analis BCA Research menyatakan bahwa "mata uang Taiwan, Singapura, dan Korea Selatan berpotensi menguat terhadap dolar karena repatriasi modal oleh investor domestik." Namun, tren ini "kurang relevan bagi India, Indonesia, dan Filipina yang memiliki kewajiban portofolio asing dalam jumlah besar," ujarnya.
Indeks mata uang negara berkembang MSCI cenderung datar namun masih menuju kenaikan mingguan keempat berturut-turut, sedangkan indeks saham Asia dalam indeks yang sama naik 0,3% dan juga membukukan kenaikan mingguan keempat beruntun.
Sementara itu pasar saham regional cenderung stabil. Indeks acuan di Manila ( PSEI ) dan Taipei ( TWII ) masing-masing melonjak 1,2% dan 1,6%. Sementara itu, indeks di Singapura (STI) dan Jakarta ( IHSG ) masing-masing naik 0,5% dan 0,4%.
Di India, indeks Nifty merosot lebih dari 1%, sementara rupee menguat 0,3% di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dengan Pakistan. (Reuters)
 Asian stocks and currencies as of 0729 GMT 

COUNTRY

FX RIC

FX DAILY %

FX YTD %

INDEX

STOCKS DAILY %

STOCKS YTD %

Japan

JPY

+0.46

+8.22

N225

1.56

-4.46

China

CNY

-0.02

+0.73

SSEI

-0.30

-0.29

India

INR

+0.25

+0.14

NSEI

-1.10

1.53

Indonesia

IDR

-0.22

-2.64

JCI

0.32

-3.25

Malaysia

MYR

-0.53

+3.91

KLSE

0.24

-5.84

Philippines

PHP

+0.38

+4.75

PSEI

1.08

-1.08

S.Korea

KRW

+0.39

+5.06

KOSPI

-0.09

7.41

Singapore

SGD

+0.12

+5.13

STI

0.75

2.36

Taiwan

TWD

+0.01

+8.18

TWSE

1.81

-9.20

Thailand

THB

-0.08

+3.86

SET

-0.47

-14.24

Sumber : admin