Market Konsolidasikan Posisi, Greenback Rebound; Yen Masih Perkasa
Friday, March 14, 2025       04:03 WIB

Ipotnews - Dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang utama, termasuk franc Swiss dan euro, Kamis, karena investor mengonsolidasikan posisi setelah menjual greenback selama sebagian besar minggu ini, tetapi prospeknya tetap lemah di tengah kekhawatiran tentang melambatnya pertumbuhan yang timbul dari kebijakan perdagangan pemerintahan Trump.
Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif 200% pada impor anggur, cognac, dan alkohol lainnya dari Eropa, membuka medan baru dalam perang dagang global yang mengguncang pasar keuangan dan meningkatkan kekhawatiran resesi, demikian laporan  Reuters,  di New York, Kamis (13/3) atau Jumat (14/3) pagi WIB.
Rabu, Trump juga mengancam akan membalas pengumuman Uni Eropa bahwa mereka akan mengenakan tarif balasan pada impor Amerika Serikat senilai USD28 miliar mulai bulan depan.
Data Departemen Tenaga Kerja, Kamis, menunjukkan harga produsen (PPI) Amerika secara tak terduga tidak berubah secara bulanan pada Februari, tetapi prospek tarif tidak mungkin membuat harga tetap rendah dalam beberapa bulan mendatang.
"Kita melihat pelemahan dolar yang sangat besar dalam beberapa hari dan minggu terakhir dan rasanya kita memasuki periode konsolidasi," kata Vassili Serebriakov, analis UBS di New York, yang menaikkan perkiraan akhir tahunnya untuk euro terhadap dolar menjadi USD1,120 dari USD0,990.
"Kami melihat kemungkinan dolar pulih karena kita masih dihantam berita tarif dan kita akan menghadapi batas waktu tarif timbal balik awal April."
Dolar menguat 0,11% menjadi 0,883 terhadap franc Swiss.
Euro turun 0,28% versus dolar menjadi USD1,0856 tetapi mendekati level tertinggi lima bulan di USD1,09470 yang dicapai awal minggu ini.
Rencana pengaturan ulang fiskal Jerman memberikan dukungan tambahan bagi euro. Majelis rendah parlemen Jerman yang segera berakhir masa jabatannya akan menggelar sesi khusus, Kamis, untuk membahas dana 500 miliar euro bagi infrastruktur dan perubahan aturan pinjaman di ekonomi terbesar Eropa itu guna memperkuat pertahanan.
"Kita akan mengalami konsolidasi dolar dan rebound, tetapi itu akan bergantung pada seberapa besar kebijakan perdagangan dan tarif lebih diutamakan daripada pendorong pelemahan dolar, yaitu pemulihan dan pengeluaran fiskal Eropa serta data AS yang lebih lemah," ujar Serebriakov menambahkan.
Yen Perkasa
Yen Jepang menguat 0,39% terhadap dolar AS menjadi 147,84, didorong ekspektasi suku bunga Jepang yang lebih tinggi akhir tahun ini.
Kendati Bank of Japan diprediksi tidak akan mengubah suku bunga pada pertemuan kebijakan pekan depan, lebih dari dua pertiga ekonom yang disurvei  Reuters  memperkirakan kenaikan 25 basis poin menjadi 0,75% pada kuartal ketiga, kemungkinan besar Juli.
Pasar mata uang juga memproses data dari Rabu yang menunjukkan harga konsumen (CPI) Amerika naik sedikit lebih rendah dari ekspektasi pada Februari, tetapi keringanan yang ditawarkannya bisa jadi bersifat sementara karena laporan tersebut tidak sepenuhnya menangkap rentetan tarif Trump.
Indeks Dolar (Indeks DXY), yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama termasuk yen dan euro, naik 0,2% menjadi 103,80. Indeks tersebut berada di jalur untuk mencatat kenaikan dua hari berturut-turut.
Dolar Kanada melemah 0,39% terhadap greenback menjadi 1,4424, sehari setelah Bank of Canada memangkas suku bunga kebijakan utamanya sebesar 25 basis poin, dengan sengketa perdagangan membuat trader ketar-ketir.
"Ketidakstabilan dan volatilitas (dalam dolar) mungkin merupakan cerita yang lebih besar, dan itu pasti didorong oleh ketidakpastian tentang tarif, ketidakpastian tentang potensi perang dagang dan apakah itu ketidakpastian tentang lingkungan geopolitik yang sedang berkembang," kata Marvin Loh, analis State Street di Boston. (ef)

Sumber : Admin