Laba Bersih INDY Anjlok 63,32% Jadi USD34,4 Juta Pada 9M2024
Friday, November 01, 2024       18:32 WIB

Ipotnews - Perusahaan investasi dengan portofolio bisnis terdiversifikasi, PT Indika Energy Tbk (), membukukan penurunan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 63,32% menjadi USD34,4 juta pada Januari - September 2024, dibandingkan USD93,8 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
"Perseroan mencatatkan laba bersih sebesar USD34,4 juta pada 9M 2024," kataVP Director & Group CEO , Azis Armand dalam keterangan tertulis, Jumat (1/11).
Perseroan mencetak Pendapatan sebesar USD1,78 miliar per akhir September lalu. Perseroan terus melakukan pengembangan portofolio bisnis dan diversifikasi usaha pada sektor non-batubara dan serta fokus untuk mewujudkan komitmen Environmental, Social, and Governance (ESG) menuju netral karbon pada tahun 2050.
"Perseroan mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 22,4%. Penurunan pendapatan terutama berasal dari Kideco Jaya Agung (Kideco) yang mencatat penurunan pendapatan sebesar 17,7% menjadi USD1,40 miliar karena harga jual rata-rata yang menurun.
Pada 9M2024, Kideco menjual 23,2 juta ton batubara, meningkat 2,7% dibandingkan dengan 22,6 juta ton batubara pada 9M2023. Meski demikian, harga jual rata-rata batubara di 9M2024 menurun 19,9% menjadi USD60,6 per ton batubara, dibandingkan harga rata-rata USD75,7 per ton pada 9M 2023.
Kideco mengalokasikan 8,6 juta ton batubara atau 37% dari volume penjualannya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri pada 9M 2024. Alokasi ini melampaui persyaratan domestic market obligation (DMO) sebesar 25% yang ditetapkan Pemerintah.
"Langkah ini merupakan bentuk dukungan Indika Energy kepada negara dalam upaya memperkuat ketahanan energi nasional, selaras dengan tujuan perusahaan: Energizing Indonesia for a Sustainable Future," jelas Azis.
Penurunan Pendapatan Perseroan juga dikontribusikan oleh Indika Indonesia Resources yaitu sebesar 60,4% menjadi USD138,9 juta di 9M 2024 dari USD351,1 juta pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena divestasi perusahaan tambang batubara Multi Tambangjaya Utama () dan kontribusi dari bisnis perdagangan batubara yang menurun.
Pendapatan Tripatra juga menurun 15,1% menjadi USD157,3 juta pada 9M 2024 yang terutama disebabkan oleh penurunan kontribusi proyek BP Tangguh.
Sementara itu, Interport Mandiri Utama (IMU) mencatat kenaikan Pendapatan sebesar 2,1% menjadi USD85,2 juta pada 9M2024. Pendapatan Interport dikontribusikan oleh Cotrans sebesar USD56,1 juta, KGTE (penyimpanan bahan bakar) sebesar USD17,9 juta, Interport Business Park (IBP) sebesar USD6,8 juta dan ILSS sebesar USD4,0 juta.
Harga Pokok Penjualan ( COGS ) mengalami penurunan sebesar 18,5% menjadi USD1,51 miliar pada 9M2024 dibandingkan USD1,85 miliar pada periode yang sama tahun 2023. Cash cost Kideco, termasuk royalti, turun 17,0% menjadi USD50,6 per ton pada 9M 2024 dibandingkan dengan USD61,0 per ton pada 9M2023.
"Terutama karena penurunan beban royalti sebagai dampak dari harga jual rata-rata batubara yang lebih rendah dan volume penjualan domestik yang lebih tinggi," tambah Azis.
Pada 9M2024, Perseroan mencatat laba kotor sebesar USD269,4 juta, atau menurun 38,7% dibandingkan USD439,8 juta pada 9M2023. Sementara itu, marjin laba kotor juga turun menjadi 15,1% di 9M2024 dibandingkan dengan 19,1% pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Beban penjualan, umum dan administrasi menurun 31,2% menjadi USD133,1 juta di 9M2024 dibandingkan USD193,5 juta pada 9M2023 terutama disebabkan oleh penurunan Penerimaan Negara Bukan Pajak ( PNBP ) terkait Kideco, penurunan biaya pemasaran sejalan dengan penurunan pendapatan Kideco, dan divestasi .
Sementara itu, beban keuangan Perseroan meningkat 14,7% menjadi USD71,8 juta pada 9M2024 yang terutama disebabkan oleh premi dan percepatan amortisasi atas biaya penerbitan obligasi terkait pelunasan penuh Obligasi 2024, penawaran tender Obligasi 2025 sebesar USD8,1 juta, dan beban bunga yang lebih tinggi. (Adhitya)

Sumber : admin
An error occurred.