Keperkasaan Nasdaq dan S&P 500 Berlanjut, Terkatrol Sentimen The Fed
Friday, February 03, 2023       05:21 WIB

Ipotnews - Nasdaq dan S&P 500 ditutup lebih tinggi, Kamis, dan menyentuh level tertinggi lima bulan karena pesan yang lebih  dovish  ketimbang ekspektasi dari Chairman Federal Reserve, Jerome Powell, mendorong ekuitas, dan saham Meta Platform melonjak dipicu pengendalian biaya yang ketat.
Dow tergelincir, terseret kejatuhan beberapa saham raksasa  healthcare,  demikian laporan  Reuters,  di New York, Kamis (2/2) atau Jumat (3/2) pagi WIB.
Investor masih mencerna keputusan kebijakan the Fed, Rabu, dan komentar dari Powell, yang mengakui kemajuan dalam perang melawan inflasi dan tampak enggan untuk melawan reli saham dan obligasi.
"Saya pikir reaksi terhadap komentar Fed kemarin benar-benar mendorong investor untuk mengambil risiko," kata Rick Meckler, partner di Cherry Lane Investments, New Vernon, New Jersey. "Intinya bagi investor menurut saya adalah bahwa komentar the Fed tidak terduga."
Dow Jones Industrial Average ditutup turun 39,02 poin, atau 0,11%, menjadi 34.053,94, S&P 500 melesat 60,55 poin, atau 1,47%, menjadi 4.179,76 dan Nasdaq Composite Index melambung 384,50 poin, atau 3,25%, menjadi 12.200,82.
Setelah 2022 yang bergejolak, bursa Wall Street membuat awal yang kuat untuk tahun ini, dengan saham teknologi dan lainnya yang tertinggal tahun lalu memimpin rebound di tengah harapan the Fed akan meredam kenaikan suku bunga yang agresif, yang pada gilirannya dapat mengurangi beberapa tekanan pada valuasi ekuitas.
Tren tersebut berlanjut pada sesi Kamis. Sektor jasa komunikasi meroket 6,7%, kenaikan harian terbesar dalam hampir tiga tahun, dipimpin lonjakan 23,3% untuk induk usaha Facebook, Meta. Perusahaan itu mengungkapkan kontrol biaya yang lebih ketat tahun ini dan pembelian kembali saham (buyback) senilai USD40 miliar, ketika CEO Mark Zuckerberg menyebut 2023 sebagai "tahun efisiensi".
"Saya pikir itu merangkum apa yang ingin didengar investor dari perusahaan teknologi tahun ini," kata Anthony Saglimbene, Chief Market Strategist Ameriprise Financial. "Mereka ingin mendengar bahwa ini adalah tahun efisiensi, mereka keluar dari perlambatan ekonomi."
Saham  megacap  Apple, Amazon dan induk Google, Alphabet, juga melesat menjelang laporan keuangan yang dirilis setelah penutupan Kamis, dengan Apple melejit 3,7%, dan Amazon dan Alphabet keduanya melambung lebih dari 7%.
Dalam perdagangan  after-hours  awal, saham Amazon dan Alphabet keduanya turun setelah perusahaan merilis laporan keuangan mereka.
Pergerakan rata-rata 50 hari (MA50) S&P 500 bergerak di atas MA200, sebuah pola yang dikenal sebagai "golden cross" yang dianggap banyak kalangan sebagai sinyal teknikal bullish untuk momentum jangka pendek.
Sektor energi, salah satu pemain yang menonjol tahun lalu, merosot 2,5%, sementara  healthcare  turun 0,7%.
Saham UnitedHealth Group tersungkur 5,3% setelah pemerintah Amerika Serikat mengusulkan tingkat penggantian Medicare Advantage di bawah perkiraan analis, dan itu membebani laju Dow. Kejatuhan 3,3% pada saham Merck--setelah pabrikan obat itu memperkirakan laba 2023 di bawah estimasi Wall Street--juga menyeret indeks  blue chip  tersebut.
Saham produsen obat Eli Lilly anjlok 3,5% setelah penjualan obat diabetesnya meleset dari perkiraan.
Data menunjukkan klaim pengangguran turun minggu lalu ke level terendah sembilan bulan, menyoroti ketahanan pasar tenaga kerja, menjelang data ketenagakerjaan bulanan Amerika yang dirilis Jumat.
Sekitar 15 miliar saham berpindah tangan di bursa Wall Street, dibandingkan rata-rata harian 11,7 miliar selama 20 sesi terakhir. (ef)

Sumber : Admin