Kenaikan Suku Bunga BI Diyakini Mampu Imbangi Negatif Wall Street, Indo Premier: IHSG Bervariasi Menguat
Friday, September 23, 2022       08:34 WIB

Ipotnews - Kebijakan BI menaikkan suku bunga 50 basis poin (bps) diyakini mampu mengimbangi sentimen negatif pelemahan Wall Street yang tertekan kekhawatiran resesi usai Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga.
"Kembali terkoreksinya indeks di bursa Wall Street seiring kekhawatiran investor akan potensi resesi seiring kegaresifan The Fed dalam menaikan suku bunga acuan diprediksi akan menjadi sentimen negatif di pasar. Sementara itu keputusan BI untuk menaikan suku bunga acuan sebesar 50 bps sebagai langkah front loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi dan memastikan inflasi inti kembali ke sasaran 3,01% pada paruh kedua 2023, serta memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah berpeluang menjadi sentimen positif untuk indeks harga saham gabungan. IHSG diprediksi bergerak bervariasi cenderung menguat dengan support di level 7,185 dan resistance di level 7,255," papar Tim Analis Indo Premier Sekuritas dalam catatannya pagi ini, Jumat (23/9).
Pada perdagangan Kamis, indeks di bursa Wall Street kembali melanjutkan pelemahannya. Investor mengkhawatirkan kenaikan suku bunga secara agresif yang dilakukan oleh The Fed akan mendorong perekonomian ke arah resesi. Saham growth yang sensitif terhadap kondisi perekonomian seperti sektor teknologi dan konsumer diskre menjadi sektor yang tertekan di bursa Wall Street.
Pada Rabu kemarin, The Fed mempertahankan kebijakan agresifnya dengan menaikan suku bunga sebesar 75 bps dan memperkirakan suku bunga bunga jangka pendek akan berada di level 4,4% pada akhir tahun 2022. Bank sentral dunia lain juga mengikuti jejak The Fed untuk menaikan suku bunga meskipun berpotensi berdampak pada pertumbuhan perekonomian.
Saham teknologi dan semikonduktor yang berorientasi pada pertumbuhan mengalami pelemahan di tengah kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi. Sektor industri dan konsumen diskre pada S&P 500 mencatatkan penurunan terburuk, dengan masing-masing sektor melemah sekitar 1,7% dan 2,2% karena ketergantungan sektor tersebut terhadap kondisi perekonomian.
Dow Jones melemah -107 poin (-0.35%) pada level 30,077, S&P 500 turun -32 poin (-0.84%) pada level 3,758, Nasdaq terkoreksi -153 poin (-1.37%) pada level 11,067, EIDO naik +0.12 poin (+0.50%) pada level 24.34.
Berikut rekomendasi saham dari Indo Premier:
(Buy). Support: Rp1,855, Resist: Rp1,935
(Buy). Support: Rp4,040, Resist: Rp4,160
(Buy). Support: Rp198, Resist: Rp210
(Buy). Support: Rp4,180, Resist: Rp4,300

Sumber : admin
An error occurred.