Kejatuhan Ekuitas Eropa Berlanjut di Tengah Ketakutan Kenaikan Suku Bunga
Thursday, September 15, 2022       03:42 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Eropa melanjutkan pelemahan, Rabu, setelah inflasi Amerika Serikat yang lebih tinggi dari perkiraan minggu ini memperkuat pandangan tentang kenaikan suku bunga yang besar oleh Federal Reserve, tetapi reli saham minyak menahan kejatuhan tersebut.
Indeks pan-Eropa Stoxx 600 ditutup menyusut 0,86% atau 3,62 poin menjadi 417,51, dengan saham tambang, industri, dan konsumen yang paling membebani, demikian laporan  Reuters,  di Bengaluru, Rabu (14/9) atau Kamis (15/9) dini hari WIB.
Bursa regional utama juga berguguran. Di Jerman, Indeks DAX merosot 1,22% atau 160,95 poin menjadi 13.028,00, FTSE 100 Inggris melorot 1,47% atau 108,56 poin menjadi 7.277,30, dan CAC Prancis berkurang 0,37% atau 23,28 poin menjadi 6.222,41.
Data yang dirilis Selasa menunjukkan peningkatan harga konsumen AS yang lebih besar dari perkiraan pada periode Agustus, memperkuat kasus bagi The Fed untuk memberikan kenaikan suku bunga 75 basis poin (bps) ketiga Rabu depan.
Pasar secara luas terpukul setelah data tersebut, dan saham Eropa gagal mendapatkan keuntungan dari pemulihan Wall Street pada sesi Rabu.
"Saham Eropa terus turun karena pasar mencerna prospek inflasi dan kenaikan suku bunga," kata Chris Beauchamp, Chief Market Analyst IG.
Bank Sentral Eropa memberikan kenaikan 75 bps minggu lalu dan mengisyaratkan lebih banyak lagi dalam perjuangan mereka melawan inflasi. Uni Eropa dan negara-negara anggotanya mengambil sejumlah langkah untuk mengatasi lonjakan harga energi dan krisis pasokan energi akibat perang Rusia-Ukraina.
"Ketakutan akan resesi global dan kekhawatiran tentang prospek Eropa yang lebih lemah secara keseluruhan berarti bahwa investor bahkan kurang tertarik untuk melakukan  buy in the dip  di sini daripada di Amerika," kata Beauchamp.
Dengan ECB yang baru saja memulai siklus kenaikannya dibandingkan The Fed yang dimulai awal tahun ini, Stoxx 600 anjlok sekitar 14% sejauh 2022, bernasib lebih baik daripada S&P 500 yang terperosok lebih dari 17%. Nasadaq jatuh 25%.
"Hal yang menarik tentang inflasi Eropa adalah bahwa hal itu menjadi jauh lebih tergantung pada kebijakan, jadi kami memperkirakan inflasi akan mencapai puncaknya di suatu tempat pada akhir tahun ini," kata Erik-Jan van Harn, analis Rabobank. di Utrecht, Belanda.
Saham energi menguat 0,8% karena harga minyak naik setelah Badan Energi Internasional memperkirakan peningkatan peralihan gas-ke-minyak akibat harga yang tinggi musim dingin ini.
Emiten ritel menguat 0,8% dipimpin Inditex, pemilik merek fashion Zara, yang melambung 3,8% setelah melaporkan lonjakan 24,5% dalam penjualan enam bulan dan laba yang lebih tinggi dari tahun lalu.
Perusahaan listrik Spanyol, Iberdrola, merosot 1,9% karena setuju untuk menjual 49% sahamnya di ladang angin lepas pantai Jerman senilai 700 juta euro.
Pabrikan truk forklift Jerman, Kion, jatuh 29,7% ke posisi terendah sembilan tahun akibat peringatan laba ketika perusahaan itu berjuang dengan masalah rantai pasokan dan biaya yang lebih tinggi. (ef)

Sumber : Admin