Inflasi Medis Membengkak, Oona (ABDA) Pede Masuk Asuransi Kesehatan
Wednesday, July 10, 2024       19:06 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia- Perusahaan asuransi wajib PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk () atau Oona Insurance membidik pasar baru dengan merambah asuransi kesehatan penyakit kritis di tengah industri yang terdampak pada inflasi medis.
Presiden Direktur & CEO Oona Indonesia Vincent C. Soegianto melihat, pasar asuransi kesehatan masih akan profitable meski di tengah inflasi medis. Pasalnya, pihaknya bermain di pasar asuransi kesehatan ritel.
Menurutnya, naiknya klaim kesehatan di Indonesia didorong oleh asuransi kumpulan. Kebanyakan perusahaan asuransi bila memfasilitasi asuransi kumpulan dalam bentuk employee benefit, cenderung tidak bisa memilih karyawan sehat-sehat saja.
Meski jumlah nasabah yang klaim tak banyak, namun, nilai klaim dari karyawan yang terlanjur sakit ini disebut besar. Hal ini lah yang mendorong naiknya klaim asuransi kesehatan di industri.
"Sedangkan kalau kita ini di individual health, karena assessmentnya satu persatu, kalau orang yang udah cancer gitu misalnya, sudah pasti kita tolak," ujar Vincent usai seremoni peluncuran produknya di Jakarta, Rabu, (10/7/2024).
Atas dasar itu, Oona Insurance masih percaya diri untuk meluncurkan Asuransi Penyakit Kritis yang menawarkan perlindungan untuk ketiga penyakit kritis sekaligus, serta perlindungan terpisah untuk masing-masing penyakit mulai dari Rp5.500 per bulan.
Asuransi ini menawarkan nilai pertanggungan mulai dari Rp100 juta hingga Rp500 juta. Adapun harga premi ini dimulai dari Rp5.500 per bulan.
Sebagaimana diketahui, industri asuransi tengah terdampak inflasi medis. Data dari BPJS Kesehatan menyatakan bahwa beban finansial penyakit katastropik mencapai Rp34.769 triliun (US$2.110 miliar) tahun lalu, meningkat dari Rp24,05 triliun (US$1,5 miliar) pada tahun 2022.
Selain itu, biaya perawatan kesehatan di Indonesia diprediksi akan meningkat sebesar 13,6%, melebihi inflasi Indonesia pada tahun 2022 sebesar 5,5%.
Sebelumnya, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia ( AAJI ) melihat lonjakan klaim asuransi kesehatan naik secara mengkhawatirkan beberapa saat terakhir. Total klaim asuransi kesehatan naik 24% menjadi Rp 20,83 triliun sepanjang 2023.
Secara garis besar, total klaim asuransi, turun 6,8% jika dibanding total pembayaran di 2022, atau mengakumulasi nilai Rp 162,75 triliun. Ini terdiri dari klaim meninggal dunia yang turun 8,3% menjadi Rp 11,02 triliun, dan klaim asuransi kesehatan naik 24 %, dengan nilai Rp 20,83 triliun. Sisanya, pembayaran klaim lainnya Rp 6,3 triliun.
(fsd/fsd)

Sumber : www.cnbcindonesia.com
An error occurred.