Inflasi Amerika Redakan Kekhawatiran Perang Tarif, S&P 500 dan Nasdaq Ceria
Thursday, March 13, 2025       04:59 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street menguat, Rabu, karena data inflasi yang lebih dingin dari perkiraan membantu menghentikan aksi jual tajam, sementara eskalasi perang tarif multi-front yang kacau dari Presiden AS Donald Trump menahan kenaikan.
S&P 500 dan Nasdaq ditutup di wilayah positif, yang terakhir menikmati dorongan kuat dari saham teknologi dan saham momentum yang berdekatan dengan teknologi, demikian laporan  Reuters  dan  Investing,  di New York, Rabu (12/3) atau Kamis (13/3) pagi WIB.
Indeks blue-chip Dow berfluktuasi antara merah dan hijau untuk sebagian besar sesi, tetapi berakhir sedikit lebih rendah pada hari itu.
Dow Jones Industrial Average ditutup turun 82,55 poin, atau 0,20%, menjadi 41.350,93, S&P 500 naik 27,23 poin, atau 0,49%, menjadi 5.599,30 dan Nasdaq Composite Index melonjak 212,36 poin, atau 1,22%, menjadi 17.648,45.
Saham teknologi memimpin kenaikan di antara 11 sektor utama S&P 500, sementara consumer staples dan perawatan kesehatan menjadi yang paling lambat.
Indeks Harga Konsumen (CPI) Departemen Tenaga Kerja menunjukkan harga konsumen menurun lebih ekspektasi analis, memberikan kepastian bahwa inflasi menuju arah yang benar dan menjaga harapan bahwa Federal Reserve dapat memangkas suku bunga utamanya tahun ini.
"Kita melihat kebangkitan hari ini didorong angka inflasi yang lebih rendah dari perkiraan dan beberapa dip buying," kata Greg Bassuk, CEO AXS Investments di New York. "Namun Wall Street dan Main Street masih mencari arah."
"Harapan investor tentang penurunan inflasi diredakan oleh pertikaian perang dagang yang sedang berlangsung," tambah Bassuk. "Dan karena alasan itu, kami benar-benar memperkirakan ketidakpastian dan volatilitas akan terus berlanjut di sini hingga sebagian besar Maret."
Dalam serangan tarif terbarunya, Trump mengenakan bea masuk sebesar 25% pada baja dan aluminium impor, yang mendorong Kanada dan Eropa untuk menanggapi dengan cara yang sama, meningkatkan tarif balasan mereka pada ekspor Amerika.
Wall Street mengalami tekanan di tengah meningkatnya suhu sengketa tarif antara Amerika Serikat dan mitra dagangnya, yang mengguncang investor dan menimbulkan kekhawatiran bahwa lonjakan harga yang diakibatkannya dapat mendorong AS, bersama Kanada dan Meksiko, menuju resesi.
Goldman Sachs menurunkan target akhir tahunnya untuk S&P 500, sementara J.P. Morgan melihat peningkatan kemungkinan terjadinya resesi di Amerika.
Dengan kenaikan pada sesi Rabu, S&P 500 berada 8,9% di bawah penutupan tertinggi sepanjang masa yang dicapai kurang dari sebulan lalu. Senin, indeks berbasis luas itu turun di bawah rata-rata pergerakan 200 hari (MA-200), yang dianggap sebagai level support signifikan, untuk pertama kalinya sejak November 2023.
Pada 6 Maret, Nasdaq yang sarat teknologi anjlok lebih dari 10% di bawah rekor penutupan tertinggi yang dicapai pada 16 Desember, yang mengonfirmasi bahwa indeks tersebut telah mengalami koreksi sejak saat itu.
Intel melambung 4,6% setelah laporan mengatakan TSMC mengajukan penawaran kepada Nvidia, Advanced Micro Devices dan Broadcom tentang pengambilan saham dalam usaha patungan untuk mengoperasikan pabrik perusahaan chip Amerika tersebut.
PepsiCo melorot 2,7% setelah pialang Jefferies menurunkan peringkatnya pada saham tersebut menjadi "hold" dari "buy."
Anggota parlemen di Capitol Hill terus berdebat tentang RUU pengeluaran sementara dalam upaya untuk menghindari government shutdown, yang menambah ketidakpastian lebih lanjut.
Jumah saham yang naik lebih banyak daripada yang turun dengan rasio 1,15 banding 1 di NYSE . Ada 29 titik tertinggi baru dan 186 titik terendah baru di NYSE .
Di Nasdaq, 2.589 saham menguat dan 1.785 saham menyusut di mana jumlah saham yang naik lebih banyak daripada yang turun dengan rasio 1,45 banding 1.
S&P 500 tidak mencatat titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan membukukan 18 titik terendah baru, sementara Nasdaq Composite mencetak 26 titik tertinggi baru dan 200 titik terendah baru.
Volume di bursa Wall Street tercatat 16,14 miliar saham, dibandingkan rata-rata 16,59 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir. (ef)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-Nvidia (6,43%)
-Boeing (3,08%)
-Salesforce Inc (2,72%)
Saham berkinerja terburuk
-P&G (-2,74%)
-Walmart (-2,56%)
-McDonald's (-2,40%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-Amentum Holdings LLC (8,10%)
-Tesla (7,59%)
-Micron (7,40%)
Saham berkinerja terburuk
-Dollar Tree (-5,74%)
-Erie Indemnity (-5,54%)
-Brown Forman (-5,08%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-Eastside Distilling (823,60%)
-CervoMed (161,44%)
-ZenaTech (62,63%)
Saham berkinerja terburuk
-Health In Tech (-82,31%)
-Springview Holdings (-79,33%)
-Applied DNA Sciences Inc (-56,80%)

Sumber : Admin