IndoPremier Rekomendasikan Saham Bank dan Komoditas untuk Trading Pekan Ini
Monday, December 05, 2022       13:11 WIB

Ipotnews - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) pekan lalu melemah 0,5 persen dengan penurunan terdalam pada saham sektor teknologi sebesar 10,7 persen dan kenaikan saham tertinggi di sektor energi, yakni 4,4 persen.
Untuk trading pekan ini, analis PT Indo Premier Sekuritas, Mino, dalam keterangannya, Senin (5/12), merekomendasikan saham sektor perbankan dan komoditas. Sejumlah saham yang direkomendasikan memiliki bobot besar dan year-to-date kinerjanya cukup baik.
Saham-saham yang layak buy dan ditradingkan hingga 9 Desember 2022 mendatang, terang Mino, yakni (Support 4.750, Resistance 5.025), (Support 10.150, Resistance 10.875), (Support 9.350, Resistance 10.100), (Support 3.710, Resistance 3.980), (Support 3.640, Resistance 3.920), (Support 1.940, Resistance 2.150) dan (Support 7.100, Resistance 7.750).
Selanjutnya adalah (Support 4.260, Resistance 4.590), (Support 1.840, Resistance 1.940), (Support 6.550, Resistance 7.050), (Support 9.900, Resistance 10.500), (Support 1.360, Resistance 1.540), (Support 470, Resistance 490) dan (Support 9.800, Resistance 10.150).
Mino menjelaskan, pada dasarnya ada dua sentimen yang bakal mempengaruhi pergerakan beberapa saham pekan ini, yaitu sentimen domestik dan eksternal. Dari sisi domestik, ada data cadangan devisa November 2022, indeks keyakinan konsumen November 2022 dan penjualan ritel Oktober 2022.
Sementara itu, dari sisi eksternal ada ekspektasi Federal Reserve menurunkan besaran kenaikan suku bunga acuan, harga komoditas, klaim pengangguran dan inflasi produsen.
"Penurunan posisi cadangan devisa pada Oktober 2022, antara lain dipengaruhi pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah, sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global," ucap Mino.
Dia mengatakan, jika cadangan devisa turun drastis, dampaknya akan negatif. Tetapi jika naik, akan positif. Selanjutnya pertemuan The Fed pada 14 Desember bisa saja membuat rupiah tertekan, namun jika data cadangan naik, akan bisa menahan.
"Menariknya, cadangan devisa kita terakhir di Oktober 2022 sebesar USD130 miliar, cukup aman untuk membiayai impor 5,8 bulan di atas standar kecukupan internasional 3 bulan," ujarnya.
Terkait indeks keyakinan konsumen November 2022, terang Mino, survei konsumen Bank Indonesia pada Oktober 2022 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat. "Kalau angkanya masih di atas 100, konsumen cukup yakin dan pada Oktober lalu angkanya di 120. Jadi dengan keyakinan konsumen ini, harapannya ekonomi akan bergerak positif."
Selanjutnya mengenai, penjualan ritel Oktober 2022, kata Mino, pada September 2022 tingkat pertumbuhan penjualan eceran tercatat tetap kuat, yakni bertumbuh 4,56 persen (year-on-year).
Menurut dia, kinerja penjualan eceran ditopang perbaikan pada kelompok makanan, minuman dan tembakau, serta kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya di tengah melambatnya pertumbuhan kelompok bahan bakar kendaraan bermotor dan subkelompok sandang.
"Harapannya di bulan penjualan eceran di Oktober masih akan positif," kata Mino sembari menyebutkan bahwa sentimen eksternal, ekspektasi The Fed yang menurunkan besaran kenaikan suku bunga acuan masih menjadi isu dominan. (Budi/ef)

Sumber : Admin
An error occurred.