Indeks S&P 500 dan Dow Tutup di Rekor Tertinggi, Saham Teknologi Serta Ritel Jadi Sorotan
Saturday, November 30, 2024       07:12 WIB

Ipotnews - Indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average ( DJIA ) mencatat rekor penutupan tertinggi dalam sesi perdagangan singkat Black Friday, didorong oleh kenaikan saham teknologi seperti Nvidia. Sementara sektor ritel menjadi perhatian utama seiring dimulainya musim belanja liburan.
Saham teknologi informasi mendorong kenaikan S&P 500 dan Dow, yang juga didukung oleh saham sektor industri. Nvidia naik 2%. Sementara Tesla melonjak 3,7%.
Investor memantau respons konsumen terhadap diskon besar Black Friday. Adobe Analytics memperkirakan konsumen akan membelanjakan rekor $10,8 miliar dalam pembelian online, meningkat 9,9% dibandingkan Black Friday tahun lalu.
Indeks S&P 500 naik 0,56% menjadi 6.032 poin setelah melewati rekor intraday 6.025 poin yang dicapai pada 26 November. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,42% ke 44.910 poin. Sementara itu, Nasdaq bertambah 0,83% menjadi 19.218 poin.
"Peritel sangat bergantung pada impor. Tingkat persediaan sangat penting bagi profitabilitas dan kemampuan mereka mengendalikan margin, sehingga mereka akan menjadi salah satu sektor yang paling terkena dampak tarif," kata Ross Mayfield, ahli strategi investasi di Baird. "Tetapi sejauh ini... hasilnya terlihat cukup solid untuk penjualan Black Friday dan Cyber Monday."
Saham chip pulih dari penurunan pada Rabu, mendorong indeks Philadelphia SE Semiconductor naik 1,5%.
Indeks Russell 2000 yang mewakili saham berkapitalisasi kecil, juga naik 0,4%. Kenaikan ini terjadi setelah imbal hasil obligasi Treasury turun lebih jauh dari level tertinggi beberapa bulan terakhir.
Pada Rabu, indeks utama Wall Street ditutup lebih rendah, dipimpin oleh Nasdaq, seiring penurunan saham teknologi menjelang libur Thanksgiving. Kekhawatiran bahwa Federal Reserve mungkin berhati-hati terhadap pemangkasan suku bunga di tengah inflasi AS yang tetap tinggi turut membebani pasar.
Kemenangan Donald Trump dalam pemilu presiden AS bulan ini, bersama dengan Partai Republik yang memenangkan mayoritas di kedua kamar Kongres, memberikan dorongan terbaru bagi pasar saham.
Investor memperkirakan kebijakan pro-bisnis Trump dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan laba perusahaan. Namun, kekhawatiran muncul bahwa kebijakan tersebut juga dapat memicu inflasi, memperlambat laju pemangkasan suku bunga oleh Fed, dan menekan pertumbuhan global.
Para trader memperkirakan Federal Reserve akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Desember, tetapi berhenti memangkas lebih lanjut pada Januari, menurut data dari CME Group's FedWatch.
Saham terkait kripto menguat setelah kenaikan bitcoin, dengan MARA Holdings naik 1,9%. Namun, saham Applied Therapeutics anjlok 76% setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menolak menyetujui obatnya untuk pengobatan penyakit genetik langka.
Di New York Stock Exchange ( NYSE ), jumlah saham yang naik mengalahkan yang turun dengan rasio 2,46:1. Terdapat 386 saham yang mencapai level tertinggi baru dan 63 yang mencapai level terendah baru.
S&P 500 mencatat 31 level tertinggi baru dalam 52 minggu dan tidak ada level terendah baru, sementara Nasdaq Composite mencatat 116 level tertinggi baru dan 31 level terendah baru. Volume perdagangan di bursa AS mencapai 8,15 miliar saham selama pekan perdagangan singkat, dibandingkan rata-rata sesi penuh 15 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.
Selama pekan ini, S&P 500 naik 1,06%. Nasdaq naik 1,13%, dan Dow meningkat 1,39%. Indeks saham berkapitalisasi kecil, Russell 2000 juga naik 1,48% setelah mencapai rekor tertinggi awal pekan ini.
(reuters)

Sumber : admin