IHSG Sudah Turun Hampir 10% dari Level Tertinggi, Ada Peluang Rebound Jelang Akhir Tahun
Friday, November 29, 2024       15:04 WIB

Ipotnews - Indeks harga saham gabungan ( IHSG ) sudah turun hampir10% dari level tertingginya pada tahun ini. Indeks mencapai level tertinggi sepanjang masa pada 19 September lalu, di level 7.905.
Sejak akhir sepekan menjelang akhir Oktober lalu, IHSG terus melemah. Laju penurunan IHSG semakin tajam disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi dan ketidakpastian regional setelah kemenangan Donald Trump pada pemilihan umum Amerika Serikat.
Menurut data bursa yang dikumpulkan oleh Bloomberg, investor asing telah melepas saham-saham Indonesia senilai USD52,9 juta pada Kamis kemarin. Ini adalah hari ke-16 penjualan berturut-turut, karena dolar yang lebih kuat mengurangi daya tarik aset-aset  emerging market .
Laman Bloomberg, Jumat (29/11) mencatat, PT Alamtri Resources Indonesia, Tbk () dan PT Bank Mandiri Persero, Tbk () berada di deretan saham yang membukukan penurunan terbesar. Rupiah pun telah jatuh sekitar 1% terhadap dolar AS sejauh bulan ini.
Memburuknya sentimen pasar mencerminkan sejumlah data yang menunjukkan tantangan-tantangan ekonomi yang dihadapi Presiden Prabowo Subiyanto yang dilantik bulan lalu. Hal ini juga merupakan cerminan bahwa tidak ada negara di kawasan ini yang kebal terhadap kekhawatiran investor yang meningkat akibat kebijakan-kebijakan yang diusulkan Trump, termasuk tarif yang lebih tinggi.
"Pelemahan IHSG baru-baru ini didorong oleh keluarnya dana asing dan kekhawatiran akan tekanan mata uang," kata analis JPMorgan Henry Wibowo. "Indonesia terkena dampak negatif dari menguatnya dollar," imbuhnya seperti dikutip Bloomberg.
Data resmi yang dirilis awal bulan ini menunjukkan produk domestik bruto (PDB) kuartal ketiga Indonesia naik dengan laju paling lambat dalam satu tahun terakhir. Pertumbuhan laba kuartal ketiga di perusahaan-perusahaan Indonesia juga lebih lemah, menurut sebuah laporan dari CGS International.
Indonesia, di bawah Presiden Prabowo Subianto yang baru sebulan dilantik, terus dipaksa menyiapkan langkah-langkah untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Serentetan penutupan pabrik dan pemutusan hubungan kerja telah melemahkan konsumsi dan memperlambat pertumbuhan.
Namun menurut Rully Arya Wisnubroto, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia di Jakarta, pasar ekuitas pada akhirnya akan bisa  rebound  pada akhir tahun ini. Ia mengacu pada beberapa saham dengan fundamental yang kuat yang saat ini sudah berada di bawah nilai wajarnya. (Bloomberg)

Sumber : admin
An error occurred.