Hingga Akhir Kuartal III-2024, INDY Bukukan Laba Bersih USD34,4 Juta
Sunday, November 03, 2024       16:43 WIB

Ipotnews - Perusahaan investasi dengan portofolio bisnis terdiversifikasi, PT Indika Energy Tbk (), membukukan laba bersih selama sembilan bulan pertama tahun ini sebesar USD34,4 juta, dengan total pendapatan mencapai USD1,78 miliar.
Berdasarkan siaran pers yang dikutip Minggu (3/11), sejauh ini emiten batu bara milik pengusaha Mohammad Arsjad Rasjid ini terus melakukan pengembangan portofolio bisnis dan diversifikasi usaha pada sektor non-batu bara dan fokus mewujudkan komitmen environmental, social and governance (ESG) menuju netral karbon pada 2050.
Pada 9M24, perseroan mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 22,4 persen (year-on-year) menjadi USD1,78 miliar. Penurunan pendapatan ini terutama berasal dari PT Kideco Jaya Agung yang mencatatkan penyusutan pendapatan sebesar 17,7 persen (y-o-y) menjadi USD1,4 miliar, karena harga jual rata-rata yang melorot.
Selama sembilan bulan pertama tahun ini, Kideco menjual 23,2 juta ton batu bara atau meningkat 2,7 persen dibandingkan 22,6 juta ton pada periode yang sama 2023. Meski demikian, harga jual rata-rata batu bara di 9M24 melorot 19,9 persen (y-o-y) menjadi USD60,6 per ton.
Kideco mengalokasikan batu bara sebanyak 8,6 juta ton atau sebesar 37 persen dari volume penjualannya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri pada 9M24. Alokasi ini melampaui persyaratan domestic market obligation (DMO) sebesar 25 persen.
"Langkah ini merupakan bentuk dukungan Indika Energy kepada negara dalam upaya memperkuat ketahanan energi nasional, selaras dengan tujuan perusahaan: Energizing Indonesia for a Sustainable Future," demikian disampaikan manajemen .
Penurunan pendapatan juga dikontribusikan Indika Indonesia Resources, sebesar 60,4 persen (y-o-y) menjadi USD138,9 juta di 9M24. Hal ini disebabkan divestasi perusahaan tambang batu bara Multi Tambangjaya Utama () dan kontribusi dari bisnis perdagangan batu bara yang menurun.
Pendapatan Tripatra juga anjlok 15,1 persen (y-o-y) menjadi USD157,3 juta pada 9M24, terutama disebabkan penurunan kontribusi proyek BP Tangguh. Sementara itu, Interport Mandiri Utama (IMU) mencatatkan kenaikan pendapatan 2,1 persen (y-o-y) menjadi USD85,2 juta pada 9M24.
Pendapatan Interport dikontribusikan oleh Cotrans sebesar USD56,1 juta, KGTE (penyimpanan bahan bakar) USD17,9 juta, Interport Business Park (IBP) USD6,8 juta dan ILSS USD4 juta.
Harga pokok penjualan pada 9M24 mengalami penurunan 18,5 persen (y-o-y) menjadi USD1,51 miliar. Cash cost Kideco, termasuk royalti, melorot 17 persen (y-o-y) menjadi USD50,6 per ton pada 9M24, terutama dikarenakan penurunan beban royalti sebagai dampak dari harga jual rata-rata batu bara yang lebih rendah dan volume penjualan domestik yang lebih tinggi.
Pada 9M24, mencatatkan laba bruto USD269,4 juta atau merosot 38,7 persen (y-o-y), sedangkan marjin laba bruto juga menurun menjadi 15,1 persen dari 19,1 persen pada periode yang sama di 2023.
Selama sembilan bulan pertama 2024, membukukan penurunan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi USD34,4 juta dari USD93,8 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Pada 9M24, realisasi belanja modal (capex) tercatat USD80,6 juta, sebesar 85 persen untuk bisnis non-batu bara, termasuk Indika Mineral Investindo (terutama untuk proyek Awakmas) sebesar USD52,5 juta, Indika Nature USD5,2 juta, Ilectra Motor Group (IMG) USD2,7 juta dan KALISTA USD2 juta.
"Di tengah berbagai tantangan dalam industri yang dihadapi, Indika Energy tetap fokus pada strategi diversifikasi yang kami lakukan. Sebagian besar dari capex tahun ini atau sebesar 85 persen diarahkan untuk mengembangkan portofolio di sektor non-batu bara. Ini merupakan bentuk komitmen kami terhadap keberlanjutan dan transisi energi yang lebih bersih," kata Wakil Presiden Direktur , Azis Armand. (Budi/ef)

Sumber : Admin
An error occurred.