Harita Nickel (NCKL) Masih Hot, Sinyal Cuan Sahamnya Menyala
Friday, August 09, 2024       18:36 WIB

JAKARTA, investor.id - PT Trimegah Bangun Persada Tbk () atau Harita Nickel mencetak pendapatan Rp 12,8 triliun pada semester I-2024, tumbuh 25% yoy. Hal itu berkat peningkatan produksi sebesar 14% yoy menjadi 10,67 juta wmt dan kenaikan penjualan bijih nikel sebesar 29% yoy menjadi 8,37 juta wmt.
"Penjualan HPAL dan produksi nikel sulfat melesat 1.471% yoy menjadi 18.978 ton logam, terutama didorong oleh tingkat pemanfaatan kapasitas sebesar 100% pada semester I-2024," tulis analis Samuel Sekuritas Indonesia, Farras Farhan dalam risetnya.
Adapun volume penjualan FeNi RKEF Harita Nickel melejit 70% yoy menjadi 63.999 ton logam. Pencapaian Harita Nickel itu disertai dengan margin tunai yang sehat mencapai 34,92%, seiring kenaikan harga jual rata-rata ( average selling price /ASP) pada kuartal II-2024 sebesar US$ 11.294/mt.
Harga nikel di London Metal Exchange (LME) pada kuartal II-2024 juga tergolong kuat sebesar US$ 18.525/mt. Alhasil, pendapatan dan margin tunai emiten berkode saham tersebut meningkat. Margin tunai mixed hydroxide precipitate (MHP) mencapai US$ 6.900/mt dan feronikel (FeNi) sebesar US$ 2.900/mt.
Sementara itu, menurut Farras, pembangunan jalur produksi ketiga RKEF ( r  otary  k  iln  e  lectric  f  urnace ) telah rampung 53% dan diharapkan mulai beroperasi pada kuartal I-2025. Tahap pertama proyek RKEF memiliki kapasitas 60.000 tpa, yang akan meningkatkan total kapasitas FeNi menjadi 185.000 tpa.
Rekomendasi dan Target Harga Saham
Dengan kuatnya penjualan FeNi dan potensi ekspansi kapasitas yang signifikan dari proyek-proyek RKEF , Samuel Sekuritas merekomendasikan buy saham . Target harga saham dipatok sebesar Rp 1.200. Target harga tersebut mencerminkan P/E 2024 sebesar 8,4 kali.
Pada perdagangan Jumat (9/8/2024), bertengger di level Rp 895. Dengan begitu, potensi cuan saham masih tergolong tebal mencapai 34%. Risiko utamanya adalah tren penurunan harga nikel LME karena kelebihan pasokan dan perlambatan ekonomi global, yang dapat berdampak negatif pada margin tunai dan laba.
mencatatkan laba bersih Rp 1,8 triliun pada kuartal II-2024, melejit 80% qoq atau melonjak 31% yoy. Dengan demikian, laba bersih sepanjang semester I-2024 mencapai Rp 2,8 triliun atau naik 2% yoy.
"Pencapaian itu melampaui ekspektasi karena setara 54% dari estimasi konsensus 2024," tulis Investment Analyst Stockbit Sekuritas, Hendriko Gani dalam ulasannya.
Menurut dia, pertumbuhan laba bersih pada semester I-2024 lebih tinggi dari ekspektasi karena ditopang oleh dua faktor. Pertama, laba entitas asosiasi lebih tinggi dari ekspektasi. Kedua, penurunan beban pajak sebesar 24% yoy.
Kinerja operasional pada semester I-2024 juga sesuai ekspektasi, dengan pendapatan dan laba usaha masing-masing setara 49% dan 51% dari ekspektasi konsensus 2024.
Secara kuartalan, pertumbuhan laba bersih pada kuartal II-2024 didukung oleh pertumbuhan pendapatan sebesar 12,2% qoq. Pertumbuhan itu diperkirakan terjadi karena kenaikan harga jual rata-rata (ASP), seiring kenaikan harga nikel sebesar 10,8% qoq.
"Selain itu, laba bersih juga ditopang oleh pertumbuhan laba dari entitas asosiasi sebesar 136,8% qoq. Dari sisi beban, beban pokok pendapatan tumbuh moderat sebesar 3,4% qoq, sedangkan beban usaha turun 7,9% qoq," pungkas Hendriko.

Sumber : investor.id
An error occurred.