Harga Minyak Sedikit Melemah Menjelang Keputusan OPEC+ Soal Kenaikan Produksi
Saturday, July 05, 2025       07:59 WIB

Ipotnews - Harga minyak dunia melemah tipis dalam perdagangan sepi pada Jumat (4/7), menjelang pertemuan penting OPEC + akhir pekan ini yang diperkirakan akan menghasilkan keputusan untuk meningkatkan produksi.
Kontrak berjangka Brent turun 50 sen atau 0,7% menjadi US$68,30 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga melemah 50 sen atau 0,75% ke level US$66,50 per barel menjelang pukul 13.00 waktu setempat. Aktivitas perdagangan berlangsung tipis karena libur Hari Kemerdekaan Amerika Serikat.
Meski demikian, Brent masih tercatat naik sekitar 0,8% dibanding penutupan akhir pekan sebelumnya, dan WTI naik sekitar 1,5% dalam periode yang sama.
Delapan negara anggota OPEC + diperkirakan akan kembali menaikkan produksi minyak untuk bulan Agustus dalam pertemuan yang dijadwalkan pada Sabtu, yang dimajukan sehari lebih awal dari rencana semula. Langkah ini merupakan bagian dari upaya OPEC + untuk memperluas pangsa pasar global.
"Jika kelompok ini memutuskan untuk menaikkan produksi sebesar 411.000 barel per hari pada Agustus--seperti yang diperkirakan--maka proyeksi neraca minyak global untuk paruh kedua tahun ini perlu disesuaikan kembali, yang akan mengindikasikan peningkatan cadangan minyak dunia," kata analis PVM, Tamas Varga.
Phil Flynn, analis senior dari Price Futures Group, mengatakan aksi ambil untung juga turut menekan harga karena kekhawatiran bahwa OPEC bisa menaikkan produksi melebihi ekspektasi pasar. "Investor saat ini lebih memilih bersikap menunggu dan melihat, sambil menanti keputusan OPEC dan perkembangan dari paket pemotongan pajak serta belanja besar-besaran dari Presiden Trump yang akan segera disahkan," ujar Flynn.
Tekanan tambahan terhadap harga minyak juga datang dari laporan Axios yang menyebutkan bahwa Amerika Serikat berencana melanjutkan kembali perundingan nuklir dengan Iran pekan depan. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, juga menegaskan bahwa Teheran tetap berkomitmen terhadap Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir.
Di sisi lain, ketidakpastian terkait kebijakan tarif AS kembali menjadi sorotan menjelang berakhirnya masa tenggang 90 hari terhadap kenaikan tarif. Enam diplomat Uni Eropa yang terlibat dalam negosiasi menyebutkan bahwa sejauh ini belum ada terobosan dalam pembicaraan dagang dengan pemerintahan Trump. Uni Eropa kemungkinan akan berupaya memperpanjang status quo untuk menghindari kenaikan tarif lebih lanjut.
Terlepas dari volatilitas jangka pendek, Barclays menaikkan proyeksi harga minyak Brent sebesar US$6 menjadi US$72 per barel untuk tahun 2025, dan sebesar US$10 menjadi US$70 per barel untuk tahun 2026, seiring dengan membaiknya prospek permintaan global.
(reuters)

Sumber : admin