GoTo Bidik Indeks FTSE, Seberapa Gede Efeknya untuk Pasar?
Thursday, January 26, 2023       10:21 WIB

Jakarta, detikfinance - Manajemen emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk () menyatakan minatnya untuk masuk menjadi konstituen indeks global pada tahun ini. Meski begitu, belum disebutkan secara spesifik indeks yang dibidik.
Namun para analis mengungkapkan beberapa target indeks yang dimaksud di antaranya The Financial Times Stock Exchange ( FTSE ) dan MSCI (dulu bernama Morgan Stanley Capital International). Sebab indeks-indeks ini memiliki pengaruh besar dalam membentuk persepsi pasar.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan FTSE adalah indeks global yang menjadi 1 dari 3 penyedia indeks besar global selain Dow Jones dan S&P. Menurutnya, indeks FTSE menyediakan tolak ukur yang inovatif, analisa dan solusi data bagi investor di seluruh dunia selama lebih dari 30 tahun. FTSE juga mendalami penelitian berkaitan dengan lingkungan, sosial, dan tata kelola atau ESG (environment, social, governance), dengan proses rating yang transparan dan objektif karena menggunakan lebih dari 300 indikator.
Jenis indeks paling terkenal dari FTSE atau biasa disebut Footsie ini adalah FTSE 100 Index atau 100 saham berkualitas yang tercatat di London Stock Exchange. Bursa London ini juga menjadi pemilik dari FTSE International Limited ( FTSE Russel), pengelola indeks FTSE .
"Sebelumnya FTSE sudah memberikan pernyataan bahwa papan New Economy akan menjadi tinjauan dan menjadi salah satu segmen pasar yang memenuhi persyaratan untuk masuk ke dalam FTSE Global Equity Index Series," kata Maximilianus dalam keterangan tertulis, Kamis (26/1/2022).
"Jadi ini [ FTSE ] menjadi salah satu target dan menjadi harapan di tahun ini buat saham menuju indeks global," sambungnya.
Sebelumnya dalam paparan publik 8 Desember 2022, Presiden GoTo Group Patrick Cao mengungkapkan rencana perseroan masuk ke dalam indeks global pada semester I-2023. Namun Patrick belum menyebut indeks mana yang menjadi tujuannya.
Di sisi lain, manajemen Indeks FTSE juga menyatakan bahwa seiring dengan rilisnya papan perdagangan baru yakni Ekonomi Baru (New Economy) di Bursa Efek Indonesia (BEI), FTSE Russell telah meninjau kelayakannya dan memastikannya akan menjadi segmen pasar yang memenuhi syarat di bawah BEI dalam FTSE Seri Indeks Ekuitas Global ( FTSE GEIS) dan indeks terkaitnya.
Dengan demikian, Maximilianus mengatakan saat ini saham-saham yang terdaftar di papan New Economy BEI sudah memenuhi syarat masuk evaluasi FTSE Russell pada Maret 2023.
Namun Maximilianus menegaskan beberapa kriteria yang digunakan FTSE Russell sangat ketat, di antaranya soal saham beredar di publik atau free float di atas 5%, likuiditas yang diukur dari median atas daily trading volume bulanan, aktif ditransaksikan dalam 60 hari terakhir, sampai dengan batasan kepemilikan asing (foreign ownership restriction).
Jika nantinya saham masuk FTSE , maka itu akan menjadi katalis positif bagi induk Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial itu. Sentimen positif itu akan mendorong investor global melirik saham-saham berkualitas dan punya fundamental serta prospek yang baik. Apalagi, beberapa fund manager juga menggunakan indeks ini sebagai perhitungan dalam mengalokasikan dana, portfolio dan analisa risiko serta kinerja.
"Sejauh ini, bila masuk ke FTSE , berpotensi menarik modal asing hingga US$ 103 juta pada pertengahan Maret 2023. Tentu ini menjadi katalis positif bagi pergerakan saham ke depan," ujarnya.
Maximilianus juga menilai langkah BEI membentuk papan ekonomi baru yang setara papan utama merupakan terobosan yang positif. Itu artinya emiten-emiten penghuni papan ekonomi baru dengan prospek pertumbuhan yang oke, punya kans untuk masuk major index seperti FTSE .
Riset CGS- CIMB Sekuritas juga mengungkapkan saham memang berpotensi menarik dana asing masuk sebesar US$ 558 juta dengan menjadi anggota dua indeks saham global, yakni MSCI Small Caps dan FTSE tahun ini. Peluang itu terbuka setelah saham PT Bukalapak Tbk () masuk indeks MSCI pada November 2022.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan emiten dalam papan New Economy seperti berpeluang masuk indeks major. Hal itu lantaran emiten dalam papan baru itu memiliki level yang setara dengan emiten dalam papan utama. Saat ini BEI sedang melakukan koordinasi dengan beberapa indeks major berskala global.
"Peluang perusahaan tersebut untuk masuk dalam indeks major, sama dengan perusahaan tercatat lain. Sepanjang memenuhi ketentuan untuk masing-masing indeks major tersebut. Bursa juga telah melakukan koordinasi dengan beberapa indeks major seperti MSCI dan FTSE terkait kesetaraan Papan Ekonomi Baru dengan Papan Utama yang sudah ada di Bursa saat ini," tutup Gede dalam keterangan beberapa waktu lalu.
(akn/ega)

Sumber : DETIK FINANCE

berita terbaru
An error occurred.