- Harga emas turun 1,5% jadi USD3.940,75 akibat penguatan dolar AS serta menurunnya ekspektasi pemangkasan suku bunga the Fed pada Desember.
- Probabilitas pemangkasan suku bunga the Fed kini turun menjadi 71%, dari lebih dari 90%, di tengah ketidakpastian akibat government shutdown AS yang menunda rilis data ekonomi resmi.
- Emas merosot lebih dari 9% dari rekor tertinggi 20 Oktober, di tengah kekhawatiran terkait independensi the Fed, risiko stagflasi, dan ketegangan geopolitik global.
Ipotnews - Harga emas merosot, Selasa, karena dolar AS menguat ke level tertinggi dalam tiga bulan, sementara pelaku pasar menantikan data ekonomi Amerika untuk mencari petunjuk arah kebijakan moneter Federal Reserve ke depan.
Emas spot anjlok 1,5% menjadi USD3.940,75 per ons pada pukul 02.15 WIB, sedangkan harga emas berjangka Amerika Serikat untuk kontrak pengiriman Desember ditutup melorot 1,3% jadi USD3.960,50 per ons, demikian laporan Reuters, di Bengaluru, Selasa (4/11) atau Rabu (5/11) dini hari WIB.
Indeks Dolar AS (Indeks DXY) melesat ke posisi tertinggi dalam tiga bulan terakhir, membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.
"Dengan dolar yang terus mencetak level tertinggi baru, tekanan terhadap pasar emas semakin terasa. Penguatan dolar dan pelemahan harga emas belakangan ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya peluang pemangkasan suku bunga the Fed pada Desember," ujar David Meger, Direktur High Ridge Futures.
Meskipun bank sentral AS memangkas suku bunga pekan lalu, Chairman Fed Jerome Powell mengisyaratkan bahwa pemangkasan tersebut kemungkinan menjadi yang terakhir pada tahun ini.
Berdasarkan FedWatch Tool CME Group, peluang penurunan suku bunga pada pertemuan the Fed 9-10 Desember kini berada di sekitar 71%, menyusut dari lebih dari 90% seminggu sebelumnya.
Sebagai aset tanpa imbal hasil, logam kuning biasanya menguat dalam kondisi suku bunga rendah dan ketidakpastian ekonomi yang tinggi.
Namun, penutupan sebagian pemerintahan (government shutdown) Amerika yang berlarut-larut--dan berpotensi menjadi yang terpanjang dalam sejarah--telah menghentikan publikasi sejumlah data ekonomi resmi. Akibatnya, investor kini lebih memperhatikan data ekonomi non-pemerintah seperti laporan ketenagakerjaan nasional ADP yang dijadwalkan rilis Rabu.
Sejumlah pejabat the Fed juga menyampaikan pandangan yang berbeda terkait cara menghadapi kekosongan data ekonomi akibat penutupan pemerintahan tersebut.
Harga emas, yang meroket 53% sejak awal tahun, kini terkoreksi lebih dari 9% dari rekor tertingginya pada 20 Oktober.
"Emas memang kehilangan sebagian momentumnya, tetapi masih mencerminkan kekhawatiran atas independensi the Fed, potensi stagflasi, serta ketegangan geopolitik global. Koreksi kali ini diperlukan untuk menyeimbangkan pasar," kata Rhona O'Connell, analis StoneX, dalam catatannya.
Sementara itu, harga perak spot turun 1,5% menjadi USD47,32 per ons, platinum kehilangan 1,8% jadi USD1.538,05, dan paladium anjlok 3,1% menjadi USD1.400,30. (Reuters/AI)
Sumber : Admin