Ekonomi Indonesia Tumbuh Stabil di Kuartal IV 2024, Dikhawatirkan Terhambat di 2025: Polling Reuters
Tuesday, February 04, 2025       15:56 WIB

Ipotnews - Perekonomian Indonesia diperkirakan tumbuh dengan laju yang stabil di kuartal terakhir 2024, didorong oleh belanja konsumen dan ekspor yang kuat.
Namun jajak pendapat ekonom Reuters menunjukkan adanya kekhawatiran bahwa pelemahan permintaan dari China dapat menghambat pertumbuhan di 2025.
Bank Indonesia memangkas suku bunga untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir pada September lalu, mendukung pertumbuhan dan mendorong belanja rumah tangga, yang menyumbang lebih dari setengah produk domestik bruto (PDB).
Laman Reuters, Selasa (4/2), mengungkapkan, perkiraan median dalam jajak pendapat terhadap 22 ekonom pada 27-31 Januari, ekonomi Indonesia tumbuh 4,98%  year-on-year  pada periode Oktober-Desember, sedikit lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya di 4,95%.
Para ekonom memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh antara 4,42 persen sampai 5,10 persen. Badan Pusat Statistik dijadwalkan akan merilis angka PDB Indonesia kuartal IV 2024, pada Rabu besok.
"Pertumbuhan kuartal keempat didorong oleh konsumsi domestik yang kuat ... bersamaan dengan kinerja ekspor yang solid. Faktor-faktor ini, ditambah dengan pulihnya iklim investasi, memberikan kontribusi pada aktivitas ekonomi," kata Hosianna Evalita Situmorang, ekonom Bank Danamon kepada Reuters.
"Harga komoditas yang lebih tinggi, terutama minyak sawit mentah, batu bara, dan nikel, mendukung ekspor dan memberikan dampak positif pada sektor otomotif," imbuhnya.
BPS baru-baru ini melaporkan bahwa ekspor Indonesia tumbuh 4,78% pada Desember lalu, setelah tumbuh lebih dari 9% di dua bulan sebelumnya. Meskipun ekspor produk minyak kelapa sawit di bulan Desember melonjak 30 persen yoy, mencapai USD1,89 miliar, namun ekspor batubara turun 10,4 persen menjadi USD2,69 miliar.
Jajak pendapat tersebut menempatkan pertumbuhan PDB pada basis non-seasonal yang tidak disesuaikan secara musiman sebesar 0,56 persen pada Oktober-Desember, turun dari dari 1,5 persen pada Triwulan III 2024. Penurunan ini mengindikasikan pengaruh permintaan yang lemah dari China yang menghambat perekonomian.
China adalah mitra dagang dan investasi terbesar Indonesia.
"Permintaan yang lebih lemah (dan) investasi ... dari China, akan menjadi salah satu alasan mengapa Indonesia mungkin kesulitan untuk mendapatkan kembali bentuk pertumbuhan sebelumnya," kata Miguel Chanco, kepala ekonom  emerging market  di Pantheon Macroeconomics.
Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif tambahan 10% untuk barang-barang Cina selama akhir pekan, menambah risiko bagi Indonesia.
Jajak pendapat terpisah yang dilakukan oleh Reuters menunjukkan PDB Indonesia diperkirakan akan tumbuh 5,0% di tahun 2025, hampir sejalan dengan perkiraan Bank Indonesia. Pertumbuhan akan sedikit meningkat menjadi 5,1% di tahun 2026.
Sebelumnya data BPS menunjukkan, tingkat inflasi tahunan Indonesia melambat ke level terendah dalam 24 tahun terakhir menjadi 0,76% di Januari, turun tajam dari 1,57% di Desember, di bawah batas bawah kisaran target bank sentral untuk tahun ini.
Menurut BPS, ini adalah tingkat inflasi terendah sejak Januari 2000. Angka tersebut juga berada di bawah perkiraan jajak pendapat analis Reuters sebesar 1,88%, dan di luar kisaran target Bank Indonesia (BI) sebesar 1,5% sampai 3,5%.
Secara bulanan, indeks harga konsumen turun 0,76% di Januari, terutama karena diskon 50% untuk tarif listrik untuk beberapa pelanggan dan harga tiket pesawat yang lebih rendah.
Pemerintah mengatakan bahwa diskon listrik akan berlangsung sampai Februari sebagai bagian dari serangkaian insentif untuk mendukung daya beli masyarakat.
Tingkat inflasi inti, yang tidak termasuk harga-harga yang dikendalikan oleh pemerintah dan harga-harga makanan yang bergejolak, naik sedikit di bulan Januari menjadi 2,36% tahun ke tahun dibandingkan dengan bulan Desember, meskipun masih mendekati perkiraan jajak pendapat sebesar 2,30%.
BI secara mengejutkan menurunkan suku bunga pada tinjauan kebijakannya bulan lalu, dan mengatakan bahwa inflasi diperkirakan akan tetap terkendali pada tahun 2025 dan 2026. BI memproyeksikan tingkat inflasi tahunan sebesar 2,7% pada akhir 2025, dengan inflasi inti sebesar 2,6%.
Ekonom Bank Danamon Hosianna Situmorang memperkirakan BI tidak akan melanjutkan siklus pemangkasan suku bunga acuannya bulan ini meskipun inflasi rendah. BI mungkin akan mempertimbangkan stabilitas rupiah di tengah gejolak pasar yang disebabkan oleh tarif Presiden AS Donald Trump terhadap barang-barang Kanada, Meksiko, dan China, ujarnya. (Reuters)

Sumber : admin