Ekonomi Global Terancam Melambat, Rupiah Ditutup Melemah
Friday, September 16, 2022       16:58 WIB

Ipotnews - Peringatan IMF dan Bank Dunia tentang perlambatan ekonomi global membuat kurs rupiah melemah terhadap dolar AS di akhir pekan.
Mengutip data Bloomberg, Jumat (16/9) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup pada level Rp14.954 per dolar AS. Posisi tersebut menunjukkan pelemahan 57 poin atau 0,38% apabila dibandingkan dengan posisi penutupan pasar spot pada Kamis sore kemarin (15/9) di level Rp14.897 per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan indeks dolar AS menguat pada Jumat. "Penyebabnya adalah Baik Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional memperingatkan Kamis malam tentang perlambatan ekonomi global yang akan datang," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Jumat (16/9).
Indermit Gill, kepala ekonom Bank Dunia, mengatakan dia khawatir tentang stagflasi global, periode pertumbuhan rendah dan inflasi tinggi. "Kekhawatiran resesi global tumbuh dengan banyak bank sentral secara agresif memperketat kebijakan moneter untuk memerangi inflasi pada tingkat bersejarah menjadi sentimen negatif bagi rupiah," ujar Ibrahim.
Federal Reserve secara luas diperkirakan akan menaikkan 75 basis poin minggu depan, dan Bank of England terlihat kemungkinan akan menaikkan suku bunganya untuk pertemuan ketujuh berturut-turut. Prospek pertumbuhan ekonomi global yang suram ini telah membebani mata uang yang dianggap lebih berisiko, dengan dolar menjadi terdorong untuk menguat.
Selain itu data pengajuan mingguan untuk klaim pengangguran AS turun untuk minggu kelima berturut-turut. Menurut data Departemen Tenaga Kerja pada hari Kamis kemarin, hasil ini menunjukkan pasar tenaga kerja yang sehat mampu mendorong konsumsi Amerika bahkan ketika Federal Reserve mencoba untuk mengekangnya dengan kenaikan suku bunga.
Tetapi jumlah pengangguran itu sendiri tidak mengejutkan. Klaim awal untuk asuransi pengangguran untuk pekan yang berakhir 10 September 2022 adalah 213.000, turun 5.000 dari total revisi 218.000 klaim dari minggu sebelumnya, data Departemen Tenaga Kerja menunjukkan. Itu adalah level terendah untuk pengajuan pengangguran sejak pekan yang berakhir 28 Mei lalu.
(Adhitya)

Sumber : Admin