Ipotnews - Harga tembaga dan sebagian besar logam dasar lainnya cenderung lebih rendah, Rabu, setelah data inflasi China mengecewakan dan penguatan dolar AS membebani sentimen.
Harga tembaga untuk kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange turun 0,2% menjadi USD9.853 per metrik ton pada pukul 14.26 WIB, demikian laporan  Reuters,  di Beijing, Rabu (10/7).
Sementara, kontrak tembaga Agustus yang paling aktif diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange merosot 1% menjadi 79.580 yuan (USD10.937,78) per ton.
Harga konsumen China tumbuh untuk bulan kelima pada Juni, namun tidak memenuhi ekspektasi, sementara deflasi harga produsen terus berlanjut.
Indeks harga konsumen (CPI) periode Juni naik 0,2% dari tahun sebelumnya, dibandingkan peningkatan 0,3% pada Mei, paling lambat dalam tiga bulan, menurut data dari Biro Statistik Nasional, Rabu, di bawah perkiraan kenaikan 0,4% dalam polling  Reuters. 
Juga membebani pasar adalah penguatan dolar setelah Chairman Federal Reserve Jerome Powell menyampaikan nada yang hati-hati tentang seberapa cepat pemangkasan suku bunga akan dilakukan.
Dolar yang lebih kuat membuat pembelian komoditas yang dihargakan dalam greenback menjadi lebih mahal.
Laporan lain memperlihatkan, China memproduksi 1,01 juta ton tembaga olahan sepanjang Juni, turun sedikit dari Mei karena pemeliharaan smelter. Namun, angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan dan melambung 9,5% dari tahun sebelumnya, menurut survei Shanghai Metals Market.
Logam dasar lainnya di kompleks LME, aluminium turun 0,5% menjadi USD2.483,50 per ton, nikel berkurang 0,2% jadi USD17.110, seng (zinc) melemah 0,3% menjadi USD2.923, timah mendatar di posisi USD34.360, dan timbal (lead) turun 0,1% jadi USD2.191,50.
Di bursa berjangka Shanghai, aluminium anjlok 1,5% menjadi 20.100 yuan per ton, timbal melorot 1,1% menjadi 19.430 yuan, nikel ambles 2,9% menjadi 133.740 yuan, seng menyusut 1,3% menjadi 24.120 yuan, dan timah turun 0,1% menjadi 277.240 yuan. (ef)

Sumber : Admin