Data PCE AS April 2023 Naik Lebih Kuat Dari Perkiraan, Rupiah Masih Bergerak Melemah
Monday, May 29, 2023       12:37 WIB

Ipotnews - Kurs rupiah masih bergerak melemah terhadap dolar siang ini, karena data Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi/Personal Consumption Expenditures (PCE) yang menjadi ukuran inflasi Amerika Serikat per April 2023 ternyata lebih kuat dari perkiraan.
Mengutip data Bloomberg, Senin (29/5) pukul 12.00 WIB, kurs rupiah tengah diperdagangkan pada level Rp14.974 per dolar AS. Posisi tersebut menunjukkan pelemahan 19 poin atau 0,13% apabila dibandingkan posisi penutupan pasar spot Jumat sore kemarin (26/5) di level Rp14.955 per dolar AS.
Macroeconomic Analyst PT Bank Danamon Indonesia Tbk () Irman Faiz mengatakan, inflasi Amerika Serikat meski terus menurun dalam 10 bulan terakhir, tetapi kemajuannya lambat dan masih tetap di atas target Federal Reserve. "Dengan data PCE terbaru, pelaku pasar memperkirakan mungkin the Fed masih menaikkan suku bunga acuan bulan depan," kata Irman saat dihubungi Ipotnews, siang ini.
Inflasi di AS, yang diukur dengan perubahan Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi/Personal Consumption Expenditures (PCE), naik ke 4,4% pada basis tahunan di April 2023 dari 4,2% di Maret 2023. Data ini diumumkan Biro Analisis Ekonomi AS pada hari Jumat minggu lalu. Angka ini lebih tinggi dari ekspektasi pasar 3,9%.
Kenaikan Indeks Harga PCE Inti tahunan, pengukur inflasi yang disukai Federal Reserve, naik tipis ke 4,7% dari 4,6% pada periode yang sama, dibandingkan dengan prakiraan analis 4,6%. Pada basis bulanan, inflasi PCE Inti dan inflasi PCE keduanya naik 0,4%.
Kemudian Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy sepakat menaikkan plafon utang pemerintah federal menjadi USD31,4 triliun atau setara Rp467,86 kuadriliun (kurs Rp 14.900) hingga 1 Januari 2025 untuk mencegah terjadinya gagal bayar (default). Kesepakatan tersebut selanjutnya diajukan ke Kongres untuk pemungutan suara.
"Ini adalah kesepakatan yang merupakan kabar baik bagi rakyat Amerika," kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih setelah menelepon McCarthy dikutip dari Reuters, Senin (29/5). "Ini menghilangkan ancaman gagal bayar yang dahsyat, melindungi pemulihan ekonomi kita yang diperoleh dengan susah payah dan bersejarah," tambah Biden.
Kesepakatan mencegah AS gagal bayar utang menjadi yang pertama dalam sejarah setelah negosiasi panas selama berminggu-minggu antara Biden dan lawan politik dari Partai Republik. Meski begitu, negosiasi itu masih belum diputuskan secara final karena masih perlu dilakukan pemungutan suara.
Seperti diketahui, kesepakatan menaikkan pagu utang AS mendapat kecaman dari Partai Republik dan Demokrat. McCarthy memperkirakan dirinya akan mendapat dukungan mayoritas dari rekan-rekan Republiknya.
Perjanjian tersebut akan menangguhkan batas utang hingga 1 Januari 2025 yang membatasi pengeluaran dalam anggaran 2024 dan 2025, menarik kembali dana COVID yang tidak terpakai, mempercepat proses perizinan untuk beberapa proyek energi dan memasukkan persyaratan kerja tambahan untuk program bantuan pangan bagi warga AS yang miskin.
"Adanya kesepakatan terbaru ini menjadi sentimen positif yang setidaknya bisa menahan pelemahan rupiah akan cukup terbatas hari ini," tutup Irman.
(Adhitya)

Sumber : admin
An error occurred.