-
Daftar Rencana Keuangan yang Sudah Harus Dibereskan Sebelum Pensiun
Tuesday, August 27, 2024 09:32 WIB
Memasuki masa pensiun adalah sama seperti membuka lembaran hidup yang baru. Ibarat melakukan perjalanan jauh ke tempat baru, kita harus membuat perencanaan yang cermat untuk memasuki masa pensiun ini. Ada dua aspek mengenai masa pensiun yang harus direncanakan dengan baik di sini, aspek keuangan dan aspek emosional atau aspek psikologis, supaya masa pensiun dapat berlangsung dengan baik.
Aspek keuangan merupakan dasar atau fondasi dari semua perencanaan pensiun sehingga masa pensiun dapat dijalani dengan mulus. Setelah mempersiapkan segala hal tentang aspek keuangan pada masa pensiun, berikutnya ada masalah emosional yang juga harus dipersiapkan dengan baik sehingga masa pensiun dapat kita tempuh dengan sempurna.
Sebelum Anda memutuskan untuk pensiun (atau sebelum Anda harus pensiun karena diwajibkan berdasarkan peraturan Perusahaan), Anda sudah harus jauh-jauh hari sebelumnya membuat perencanaan pensiun ini. Ibarat akan melakukan perjalanan jauh, sebelum pensiun Anda harus memeriksa kembali semua persiapan yang telah Anda lakukan. Di bawah ini kami sajikan daftar (check-list) rencana keuangan yang sudah harus Anda bereskan sebelum pensiun.
1. Periksa Kembali Semua Perhitungan Pensiun Anda dan Asumsi-Asumsinya
Hal pertama dalam daftar perencanaan pensiun yang perlu kita periksa adalah (a)kapan rencana kita untuk pensiun, dan (b) di mana kita akan pensiun, karena hal ini akan menentukan besarnya jumlah dana pensiun yang dapat terkumpul dan besarnya jumlah dana awal yang kita butuhkan untuk pensiun (biaya-biaya untuk relokasi atau biaya untuk merenovasi rumah).
Setelah itu, kita perlu menghitung berapa lama usia harapan hidup kita, dan apa yang akan kita kerjakan setelah pensiun nanti. Orang yang berniat untuk membuka usaha baru (beternak ayam, berjualan online, dll) setelah pensiun tentu akan membutuhkan lebih banyak uang dana pensiun dibanding mereka orang yang hanya pensiun tanpa memulai usaha baru. Kemudian, kalau dana pensiun kita cukup besar, mungkin kita juga berencana untuk meninggalkan sesuatu ( legacy ) kepada anak cucu kita atau lingkungan sekitar (komunitas) setelah kita meninggal dunia nanti.
2. Hitung Kembali Harta Kekayaan ( Net Worth ) yang Sudah Berhasil Anda Kumpulkan
Kita perlu menghitung kembali besarnya jumlah harta yang sudah kita kumpulkan, dan membandingkannya dengan besarnya kebutuhan untuk pensiun. Kita tidak boleh hanya berharap pada dana dalam rekening BPJS -TK (Badan Pengelola Jaminan Sosial-Tenaga Kerja) untuk memenuhi semua kebutuhan dana pensiun kita. Bagaimana pun, BPJS -TK hanyalah semacam asuransi sosial yang diselenggarakan oleh pemerintah. BPJS -TK bersifat wajib diikuti oleh semua pemberi kerja, tetapi manfaat yang diberikan oleh BPJS -TK itu pun hanya bersifat minimum dan pasti tidak mencukupi untuk Anda yang mempunyai rencana pensiun lebih besar.
Karena itu, sangat dianjurkan apabila Anda juga memiliki tabungan dana pensiun di luar BPJS -TK. Misalnya, sangat disarankan bagi Anda untuk memiliki investasi lain dalam saham, obligasi, reksadana, money market, tanah dan bagunan, emas dll.
3. Selesaikan Semua UtangSebelum Anda Pensiun
Sebelum Anda pensiun, pastikan dulu bahwa semua utang jangka menengah dan utang jangka panjang telah lunas terbayar. Masa pensiun harus merupakan periode emas di mana kita bisa mewujudkan semua keinginan kita tanpa terbebani utang. Jangan sampai kita telah pensiun (tidak memiliki penghasilan, kecuali pendapatan dari dana pensiun yang telah kita kumpulkan), tetapi kita masih memiliki cicilan KPR yang besar. Utang yang masih dapat diterima hanyalah utang-utang jangka pendek seperti utang kartu kredit yang akan dibayar lunas pada setiap tanggal tagihan berikutnya.
4. Buatlah Strategi Belanja pada Masa Pensiun
Pada masa pensiun, orang tidak lagi memperoleh gaji secara teratur, yang setiap akhir bulan akan ditransfer ke dalam rekening banknya. Jadi, pensiunan harus lebih berhati-hati membelanjakan uang pensiunannya. Dalam buku-buku tentang perencanaan keuangan, sudah sering kita dengar bahwa pada masa pensiun besarnya pengeluaran kita hanya empat per lima dari pengeluaran pada masa aktif bekerja (80% rule ). Walau pun asumsi ini tidak salah, tetapi kita harus berhati-hati dalam mengartikan aturan tersebut.
Hal yang perlu kita perhatikan di sini adalah bahwa pengeluaran pada masa pensiun adalah 80% dari pengeluaran pada masa aktif bekerja, bukan 80% dari pendapatan pada masa aktif bekerja. Pada waktu seseorang mendekati masa pensiunnya, maka banyak utangnya yang sudah dilunasi. Dengan demikian, menghitung 80% dari pendapatan akan menghasilkan kesalahan (error) yang besar.
5. Buat Strategi Penarikan Dana Pensiun
Dalam text book perencanaan keuangan, kita telah sering mendengar tentang jumlah penarikan dana pensiun yang dianjurkan sebesar 4% per tahun dari besarnya dana pensiun awal pada waktu kita mulai memasuki masa pensiun. Tujuannya adalah supaya dana pensiun kita masih tetap ada selagi kita hidup di dunia ini. Menarik dana sebesar 4% per tahun sama dengan mengasumsikan (a) Kita akan tetap hidup sampai maksimal 25 tahun sejak pensiun, dan (b) Inflasi riil sebesar 0% (bunga tabungan setelah pajak sama dengan tingkat inflasi).
Jika kita pensiun pada usia 55 tahun, dan kita akan tetap hidup untuk 25 tahun sesudah pensiun, maka asumsi ini cukup masuk di akal, karena sudah mengasumsikan usia harapan hidup sampai dengan 80 tahun. Perlu diingat bahwa rule 4% dibuat oleh perencana keuangan di AS, di mana usia harapan hidup penduduknya, sekitar 80 tahun, lebih tinggi dari pada usia harapan hidup di Indonesia.
Kemudian, kita tahu bahwa tingkat inflasi di Indonesia jauh lebih besar daripada nol persen. Jika inflasi lebih besar dari 0% dan bunga yang didapat dari pengembangan dana pensiun lebih kecil dari tingkat inflasi, maka asumsi bahwa dana pensiun kita akan cukup untuk 25 tahun menjadi terlalu tinggi ( overstated ).
6. Rencanakan Bagaimana Menangani Biaya-biaya Perawatan Kesehatan
Biaya-biaya perawatan Kesehatan akan semakin bertambah sejalan dengan bertambahnya usia. Biaya-biaya perawatan kesehatan juga akan bertambah sejalan dengan kemajuan teknologi pengobatan yang tersedia. Kita dapat berusaha menjaga kesehatan dengan berolah raga secara teratur dan menjaga pola hidup sehat. Walau pun demikian, kita tidak tahu kapan penyakit akan datang. Cara terbaik untuk menangani biaya-biaya perawatan Kesehatan adalah dengan membeli asuransi kesehatan.
Belilah polis asuransi Kesehatan yang mempertanggungkan biaya perawatan kesehatan untuk seumur hidup. Pada waktu kita masih aktif bekerja, polis asuransi kesehatan sudah dibeli oleh perusahaan melalui asuransi kesehatan kumpulan (group insurance). Membeli polis asuransi kesehatan individual hanya akan membuang uang percuma karena pertanggungan asuransi kesehatan merupakan indemnity insurance , artinya penggantian hanya dilakukan atas biaya-biaya yang benar-benar dikeluarkan tertanggung. Indemnity insurance ini berbeda dengan life insurance karena nilai dari jiwa sesorang tidak ada batasnya.
7. Tetaplah Bekerja Selama Anda Masih Sanggup
Jangan salah paham, saya tidak meminta Anda untuk bekerja selamanya. Saya juga menyadari bahwa banyak anak muda sekarang yang bercita-cita untuk pensiun dini, berusaha mencapai kemerdekaan finansial pada usia muda dan kemudian pensiun dini ( = Financial Independence, Retire Early). Maksud saya menganjurkan Anda untuk tetap bekerja selama masih sanggup adalah bekerja bukan untuk uang saja, tetapi bekerja untuk memenuhi tujuan dan mencapai arti dalam hidup ini.
Jadi, sekali pun Anda telah mencapai kemerdekaan finansial dalam arti bahwa Anda telah bebas utang, memiliki tabungan Dana Pensiun yang cukup besar untuk hidup dengan nyaman, jika Anda masih cukup muda dan sanggup untuk bekerja, maka Anda haruslah tetap bekerja. Bedanya sekarang Anda tidak lagi bekerja demi uang, tetapi Anda bekerja untuk tujuan hidup yang lebih tinggi yaitu kebahagiaan diri Anda sendiri. Jauh sebelum Anda memutuskan untuk pensiun (atau dipensiunkan berdasarkan peraturan Perusahaan), Anda harus sudah mempunyai rencana atas hal-hal yang akan Anda lakukan setelah pensiun nanti.
Oleh : Fredy Sumendap, CFA
Sumber : IPS