Bursa Wall Street Tergelincir Lagi: Dow -0,77%, S&P 500 -0,73% dan Nasdaq -0,61%
Thursday, May 25, 2023       04:31 WIB

Ipotnews - Indeks utama Wall Street berakhir di zona merah, Rabu, karena negosiasi antara Gedung Putih dan perwakilan Partai Republik tentang peningkatan plafon utang Amerika Serikat berlarut-larut tanpa kesepakatan.
Dow Jones Industrial Average ditutup merosot 255,59 poin atau 0,77% menjadi 32.799,92, S&P 500 kehilangan 30,34 poin atau 0,73% menjadi 4.115,24 dan Nasdaq Composite Index menyusut 76,08 poin atau 0,61% menjadi 12.484,16, demikian laporan  Reuters,  di New York, Rabu (24/5) atau Kamis (25/5) pagi WIB.
Sepuluh dari 11 sektor S&P 500 berakhir di wilayah negatif, dengan real estat membukukan penurunan paling tajam. Energi adalah satu-satunya sektor yang menghijau.
Indeks Volatilitas CBOE , yang dikenal sebagai pengukur ketakutan Wall Street, melayang di sekitar level tertinggi tiga pekan.
Minimnya kemajuan dalam meningkatkan batas utang pemerintah Amerika sebesar USD31,4 triliun menjelang tenggat waktu 1 Juni, dengan beberapa putaran pembicaraan yang tidak meyakinkan, membuat investor gelisah karena risiko bencana gagal bayar semakin besar.
Negosiastor Presiden Joe Biden dari kubu Demokrat dan Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy mengadakan apa yang disebut Gedung Putih sebagai pembicaraan produktif.
"Sampai kemarin (Selasa), investor sangat optimistis dengan resolusi plafon utang Amerika," kata Angelo Kourkafas, analis Edward Jones. "Tetapi sekarang saat kita semakin dekat...ke tenggat waktu 1 Juni, kita melihat beberapa kehati-hatian lagi."
Kebijakan Federal Reserve juga menjadi fokus. Saham mempertahankan penurunan setelah rilis risalah dari pertemuan 2-3 Mei, menunjukkan pejabat the Fed "secara umum setuju" bahwa perlunya kenaikan suku bunga lebih lanjut "menjadi kurang pasti."
Investor memperkirakan bank sentral menghentikan kampanye kenaikan suku bunga yang agresif pada pertemuan 13-14 Juni.
Gubernur Fed Christopher Waller mengaku prihatin dengan minimnya kemajuan terkait inflasi, dan kendati melewatkan kenaikan suku bunga pada pertemuan bulan depan mungkin saja terjadi, namun akhir kampanye kenaikan tidak mungkin terjadi.
"Ekonomi masih baik-baik saja, dan dari sudut pandang the Fed sebenarnya tidak ada alasan untuk mundur dari kebijakan moneter yang lebih ketat," kata Paul Nolte, Senior Wealth Advisor and Market Strategist di Murphy & Sylvest Wealth Management.
Dalam berita perusahaan, saham Citigroup Inc tersungkur 3,1% karena bank itu membatalkan penjualan unit konsumen Meksikonya, Banamex, senilai USD7 miliar, dan sebagai gantinya akan menjadikannya sebagai perusahaan publik.
Saham Agilent Technologies Inc merosot sekitar 6% setelah perusahaan memangkas perkiraan penjualan dan laba tahunannya.
Saham pemilik TurboTax, Intuit Inc, anjlok 7,5% setelah perkiraan laba yang mengecewakan.
Sekitar 9,7 miliar saham berpindah tangan di bursa Wall Street, dibandingkan rata-rata harian 10,5 miliar selama 20 sesi terakhir. (ef)

Sumber : Admin