Bursa Pagi: Asia Dibuka Terseret Penurunan Global, Peluang Rebound IHSG Menyuram
Friday, September 30, 2022       08:33 WIB

Ipotnews - Jelang akhir pekan di pengujung September, Jumat (30/9), bursa saham Asia dibuka tergelincir ke zona merah, terseret tren penurunan indeks acuan di bursa saham utama Eropa dan Wall Street. Pasar kembali dihantui ketakutan kenaikan suku bunga agresif bank sentral.
Indeks MSCI Asia-Pasifik ex-Jepang menguat 0,22%. Pasar menunggu rilis data aktivitas manufaktur China, hari ini.
Perdagangan saham hari ini dibuka dengan mencatatkan pelemahan indeks ASX 200 sebesar 0,11%. Indeks berlanjut turun 0,54% (-35,2 poin) menjadi 6.519,8 pada pukul 8:20 WIB.
Indeks Kospi, Korea Selatan dibuka melorot 0,69%, Kosdaq anjlok 1,39%. Kospi berlanjut merosot 1,13% ke posisi 2.146,45
Pada jam yang sama indeks Nikkei 225, Jepang anjlok 1,36% (-359,45 poin) ke level 26.062,6, setelah dibuka merosot 1% dan Topix turun 0,66%.
Indeks Hang Seng, Hongkong dibuka di zona hijau, naik 0,49% (83,44 poin) ke level 17.249,31 pada pukul 8:45 WIB. Indeks Shanghai Composite, China menguat 012% menjadi 3.044,79.
Pembukaan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) pagi ini dihadapkan pada penurunan indeks acuan di bursa saham global dan regional, setelah mengakhiri sesi perdagangan kemarin dengan penurunan 0,58% menjadi 7.036. Harga ETF saham Indonesia ( EIDO ) di New York Stocks Exchange anjlok 1,76% ke level USD23,45.
Beberapa analis memperkirakan pergerakan IHSG hari ini berpeluang  technical rebound , namun terus dibayangi tren koreksi jangka pendek. Sejumlah indikator pergerakan indeks mengindikasikan adanya momentum  bearish  dengan rentang pergerakan di level 7.000-7.100.
Tim Riset Indo Premier berpendapat, melemahnya indeks di bursa Wall Street seiring dengan berlanjutnya kekhawatiran investor terhadap perlambatan ekonomi AS, bahkan masuk jurang resesi yang dipicu sikap agresif bank sentral, diprediksi akan menjadi sentimen negatif bagi indeks. Sementara itu terkoreksinya harga komoditas energi seperti minyak mentah dan batu bara berpotensi menjadi katalis negatif tambahan bagi indeks harga saham gabungan.
IHSG diprediksi bergerak melemah dengan  support  di level 7,000 dan  resistance  di level 7,070.
Amerika Serikat dan Eropa
Perdagangan saham di bursa Wall Street pagi tadi berakhir turun. Investor mengkhawatirkan upaya agresif The Fed melawan inflasi akan melumpuhkan perekonomian, serta gejolak mata uang dan pasar utang global. Aksi jual US Treasuries berlanjut karena The Fed tidak memberikan indikasi akan mengubah rencananya menaikkan suku bunga secara agresif untuk meredam inflasi. Klaim baru tunjangan pengangguran AS pekan lalu turun ke level terendah lima bulan.
Semua indeks sektoral S&P 500 merosot, dipimpin kejatuhan saham sektor utilitas dan consumer discretionary sebesar 4,06% dan 3,37%. Apple dan Nvidia anjlok lebih dari 4%, Tesla rontok 6,8%. Meta Platforms terperosok 3,7%. CarMax longsor 25%. General Motors dan Ford Motor masing-masing rontok lebih dari 5%. American Airlines, United Airlines Holdings dan Delta Air Lines tergerus sekitar 2%. Norwegian Cruise Line dan Carnival terpangkas 5,3% dan 6,8%.
  • Dow Jones Industrial Average drop 1,54% (-458,13 poin) menjadi 29.225,61.
  • S&P 500 anjlok 2,11% (78,57 poin) ke posisi 3.640,47 poin.
  • Nasdaq Composite terjungkal 2,84% (-314,13 poin) ke level 10.737,51.

Bursa saham utama Eropa tadi malam juga ditutup menurun tajam. Program pembelian obligasi Bank of England gagal menenangkan pasar. Data inflasi Jerman yang suram - naik 10,9% pada tahun ini, tertinggi dalam 25 tahun - memperkuat kekhawatiran pergerakan agresif bank sentral. Banyak peritel memperingatkan dampak krisis biaya hidup pada bisnis mereka. Imbal hasil gilt Inggris naik karena PM Inggris Liz Truss mempertahankan kebijakan ekonominya yang kontroversial.
Sentimen ekonomi zona euro di September turun tajam melebihi ekspektasi. Perusahaan dan konsumen memperkirakan inflasi yang lebih tinggi dan situasi keuangan yang memburuk. Indeks STOXX 600 anjlok 1,67% menjadi 382,89, hampir semua sektor terbenam di zona merah, dipimpin kejatuhan harga saham sektor ritel sebesar 4,4%. STOXX 600 sudah terpangkas 10% dalam 13 sesi terakhir. Saham H&M dan Next rontok 5,9% dan 12,2%. LVMH merosot 0,9%.
  • FTSE 100 London terperosok 1,77% (-123,80 poin) ke level 6.881,59.
  • DAX 40 Jerman tergerus 1,71% (-207,73 poin) ke posisi 11.975,55.
  • CAC 40 Prancis anjlok 1,53% (-88,14 poin) menjadi 5.676,87.

Nilai Tukar Dolar AS
Nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia di pasar uang New York pagi tadi ditutup melemah. Poundsterling meningkat, reli dari rekor terendah Senin lalu. Bank of England melanjutkan pembelian obligasi guna menstabilkan pasar keuangan, dengan membeli 1,415 miliar pound obligasi pemerintah Inggris bertenor lebih dari 20 tahun. Namun analis memperingatkan bahwa penguatan sterling akibat langkah BoE tidak akan berkelanjutan. Indeks Dolar (Indeks DXY) turun 0,4% menjadi 112,148.
Ssentimen ekonomi zona euro pada September turun tajam melebihi ekspektasi. Kepercayaan produsen dan konsumen menyusut dengan tren harga yang suram dalam beberapa bulan mendatang. Inflasi September, Jerman, melonjak menjadi 10,9% jauh melampaui ekspektasi kenaikan 10% mendorong ekspektasi inflasi zona euro kemungkinan akan melebihi perkiraan 9,6%, mendukung kenaikan 75 bps suku bunga ECB dalam rapat mendatang.
Kurs spot dolar

Currency

Value

Change

% Change

Time (ET)

Euro (EUR-USD)

0.9819

0.0004

+0.04%

7:25 PM

Poundsterling (GBP-USD)

1.1142

0.0025

+0.22%

7:25 PM

Yen (USD-JPY)

144.46

0.00

0.00%

7:25 PM

Yuan (USD-CNY)

7.1250

-0.0755

-1.05%

11:29 AM

Rupiah (USD-IDR)

15,262.50

-4.00

-0.03%

3:59 AM

Sumber : Bloomberg.com, 29/9/2022 (ET)
Komoditas
Harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea dini hari tadi ditutup melemah. Harga minyak sempat melesat ke atas USD90 per barel, namun turun lagi karena trader mempertimbangkan prospek ekonomi yang memburuk sehingga berpotensi mengurangi keputusan produksi OPEC + dalam pertemuan 5 Oktober nanti. Rusia kemungkinan akan mengusulkan agar OPEC + mengurangi produksi minyak sekitar 1 juta bph.
Pasar melemah karena ancaman Badai Ian mereda, penghentian produksi 158.000 bph di Teluk Meksiko diperkirakan akan kembali dalam beberapa hari mendatang. Perjalanan liburan nasional di China selama sepekan mendatang diperkirakan akan mencapai level terendah, sementara gejolak ekonomi membatasi pengeluaran konsumen. Kemunginan penerapan sanksi baru AS terhadap perusahaan yang memfasilitasi penjualan minyak Iran akan mendukung harga.
  • Harga minyak berjangka Brent turun 83 sen menjadi USD88,49 per barel.
  • Harga WTI pengiriman November turun 92 menjadi USD81,23 per barel.

Harga emas di bursa berjangka COMEX New York Mercantile Exchange dini hari tadi berakhir cenderung mendatar. Lonjakan imbal hasil US Treasury dan kekhawatiran pada kebijakan moneter agresif The Fed menekan harga  bullion , tapi pelemahan dolar AS meredam pelemahan harga emas. Harga emas merosot setelah data klaim awal tunjangan pengangguran AS pekan lalu turun menjadi 193.000, di bawah ekspektasi 215.000 permohonan.
Investor juga mencermati data PDB AS kuartal kedua yang turun 0,6% (yoy), lebih rendah dari kontraksi 1,6% pada kuartal pertama. Beberapa pejabat The Fed menegaskan kembali komitmen bank sentral untuk menaikkan suku bunga secara agresif guna memerangi lonjakan inflasi. Harga logam berharga lainnya; perak spot melorot 1% menjadi USD18,71 per ounce, platinum turun 0,5% menjadi USD859,49, dan paladium melambung 2,5% menjadi USD2.208.
  • Harga emas di pasar spot mendatar di kisaran USD1.659,09 per ounce.
  • Harga emas berjangka AS sedikit turun 0,1% di posisi USD1.668,60 per ounce.

(AFP, CNBC , Reuters)