Berkontribusi Besar Pada PDB, Pemerintah Terus Genjot Pertumbuhan Industri Halal
Friday, September 30, 2022       16:37 WIB

Ipotnews - Pemerintah memastikan akan terus mendorong pertumbuhan industri halal di Indonesia. Hal itu karena potensi ekonomi yang bisa diperoleh dari industri halal ini sangat besar dan bisa memberikan kontribusi yang optimal bagi product domestic bruto (PDB) nasional.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan Bank Indonesia (BI) dalam Indonesia Halal Market Reports 2021/ 2022 mencatat bahwa ekonomi syariah perkiraan kontribusi terhadap PDB yaitu USD5,1 miliar melalui ekspor produk halal (1,95 miliar ke negara OKI dan 1,63 milar ke negara non OKI). Kemudian pertumbuhan Foreign Direct Investment - FDI (USD0,5 miliar) dan subtitusi impor (USD1 miliar).
"Kenapa penting industri halal itu? Karena Kita ingin mengisi, kita ingin mengambil manfaat dari potensi yang begitu besar terhadap produk halal yang semakin dicari oleh konsumen baik domestik atau global," kata Agus Gumiwang Kartasasmita dalam sambutannya pada acara Kick Off Indonesia Halal Industry Award ( IHYA ) 2022 di Jakarya, Jumat (30/9).
Dijelaskan juga bahwa sektor ekonomi syariah di Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang semakin menggembirakan. Terlepas dari berlanjutnya ketidakpastian global dikarenakan pandemi Covid-19, Dinar Standard dalam laporannya memperkirakan bahwa total pengeluaran umat muslim global pada tahun 2022 akan tumbuh sebesar 9,1%. Ini berasal dari 6 sektor riil ekonomi syariah yaitu sektor makanan dan minuman halal, modest fashion, kosmetika, farmasi, media dan rekreasi serta travel.
Oleh sebab itu sektor industri halal ini harus diperhatikan serius oleh pemerintah agar bisa menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi ke depannya. Terlebih bahwa Indonesia mayoritas penduduknya adalah muslim sehingga hal ini menjadi salah satu keunggulan dan kekuatan pemerintah untuk mengoptimalkan sektor ini.
"Sangat bodoh bagi kita kalau kita tidak mempersiapkan produk halal, padahal dunia sedang m3ecari produk halal termasuk bagi negara yang penduduknya bukan muslim," lanjutnya.
Agus menyatakan bahwa pengeluaran umat muslim Indonesia untuk produk dan layanan halal mencapai USD184 miliar pada tahun 2020. Diproyeksikan jumlah ini akan meningkat sebesar 14,96% pada tahun 2025 menjadi USD281,6 miliar. Pengeluaran umat muslim Indonesia tersebut menjadikan Indonesia sebagai konsumen pasar halal terbesar di dunia, yaitu 11,34% dari pengeluaran halal global.
"Dengan potensi pasar yang sangat besar tersebut, adalah wajar jika negara-negara lain menjadikan Indonesia sebagai target utama pasar produk halal mereka," tukasnya. (Marjudin)

Sumber : admin