Bauran Dinamika Eksternal dan Internal Dorong Penguatan Rupiah Meski Tipis
Friday, July 04, 2025       15:42 WIB

Ipotnews - Kekhawatiran terhadap perang dagang Amerika Serikat membuat nilai tukar rupiah menguat meski tipis terhadap dolar AS di akhir pekan ini, Jumat (4/7).
Mengutip data Bloomberg pada Jumat sore (4/7) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup di level Rp16.185 per dolar AS, menguat 10 poin atau 0,06% dibandingkan Kamis sore (3/7) di level Rp16.195 per dolar AS.
Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan rupiah terjadi di tengah berbagai dinamika eksternal dan internal yang memengaruhi pasar keuangan. "Dari sisi eksternal, pelaku pasar global kembali dilanda kegelisahan menyusul rencana AS untuk menerapkan tarif perdagangan baru," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis sore ini.
Ibrahim menyoroti pernyataan Presiden Trump yang akan mulai mengirimkan surat berisi rincian tarif kepada negara-negara ekonomi utama paling cepat Jumat ini. Komentar ini menandai perubahan signifikan dari klaim sebelumnya bahwa Washington akan menandatangani 90 kesepakatan dagang dalam 90 hari, dengan Trump mengakui kompleksitas upaya tersebut.
Tarif "hari pembebasan" Trump, yang menguraikan pungutan impor antara 20% hingga 50% pada sejumlah negara ekonomi utama dunia dijadwalkan berlaku mulai 9 Juli. Hingga saat ini, AS baru menandatangani perjanjian perdagangan dengan Inggris dan Vietnam, serta perjanjian kerangka kerja dengan Tiongkok.
"Jika diberlakukan secara penuh, tarif ini berpotensi mengganggu perdagangan global dan menekan ekonomi utama berorientasi ekspor di Asia," ujar Ibrahim.
Selain itu, kekhawatiran atas defisit fiskal AS juga mencuat setelah Kongres menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) pemotongan pajak besar-besaran Presiden Trump pada hari Kamis. RUU yang mencakup pemotongan pajak, peningkatan keamanan perbatasan, dan penurunan pengeluaran jaring pengaman sosial ini kini telah diserahkan ke meja Trump, menjelang target 4 Juli untuk penyelesaian undang-undang tersebut.
"Kantor Anggaran Kongres non-partisan memperkirakan RUU tersebut akan menambah USD3,4 triliun pada utang nasional AS yang sudah mencapai USD36,2 triliun," ujar Ibrahim.
Di sisi lain, terdapat secercah harapan dari Asia setelah Washington mencabut beberapa kontrol ekspor chip di Tiongkok, menandakan membaiknya hubungan dagang. Tiongkok pada hari Jumat juga mengisyaratkan sedang meninjau lisensi ekspor untuk perusahaan tanah jarang domestik, sebagai respons atas pencabutan kontrol ekspor chip oleh AS.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memberikan sinyal kuat untuk pemangkasan lanjutan suku bunga acuan atau BI-Rate. Ini menyusul dua kali penurunan suku bunga masing-masing sebesar 25 basis poin (bps) pada Januari dan Mei 2025, yang telah membawa BI-Rate ke level 5,50%.
"BI masih ada ruang untuk menurunkan suku bunga BI-Rate ke depan. Ruang penurunan ini sejalan dengan proyeksi inflasi yang tetap rendah dan bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," pungkas Ibrahim.
BI juga menegaskan komitmennya dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, baik melalui intervensi di pasar offshore non-delivery forward (NDF) maupun intervensi pada transaksi spot dan domestic non-delivery forward ( DNDF ).
Dari sisi kebijakan moneter, BI terus menambah likuiditas, termasuk dengan membeli Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar sekunder. Hingga 26 Juni 2025, bank sentral telah membeli SBN dari pasar sekunder sebesar Rp132,9 triliun. Pembelian SBN ini diharapkan dapat mendukung kebijakan fiskal pemerintah dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Di samping itu, dari sisi kebijakan makroprudensial, BI telah menambah insentif likuiditas makroprudensial (KLM) dari Rp293 triliun pada akhir Desember 2024 menjadi sekitar Rp371 triliun pada pertengahan Juni 2025.
BI juga memperlonggar kebijakan makroprudensial lainnya, seperti rasio pendanaan luar negeri ( RPLN ) dan rasio penyangga likuiditas makroprudensial (PLM), serta terus mendorong perbankan untuk menurunkan suku bunga.(Adhitya/AI)

Sumber : admin