Bank Dunia Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi RI 2025 Hanya Mencapai 4,7%
Friday, April 25, 2025       11:19 WIB

Ipotnews - Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 hanya mencapai 4,7%.
Dalam laporan Regional Economic Update 2025, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan di kawasan Asia Timur dan Pasifik akan melambat ke angka 4,0 % pada tahun 2025 dari 5,0 persen pada tahun 2026.
"Prospek tercapainya pertumbuhan yang lebih tinggi ataupun lebih rendah sebagian bergantung pada prospek pertumbuhan yang lebih luas, dan juga pada bagaimana beragam kebijakan di tingkat negara menghadapi ketidakpastian di tataran global," kata Manuela V. Ferro, Wakil Presiden Bank Dunia untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik dalam keterangan tertulis, Jumat (25/4).
Berikut adalah prospek pertumbuhan bagi negara-negara di kawasan ini di tahun 2025: China pada 4,0%; Kamboja pada 4,0%; Indonesia pada 4,7%; Malaysia pada 3,9%; Mongolia pada 6,3%; Laos pada 3,5%; Filipina pada 5,3%; Thailand pada 1,6%; dan Vietnam pada 5,8%.
"Pertumbuhan di negara-negara Kepulauan Pasifik diproyeksikan berada pada 2,5%," ujar Manuela.
Angka kemiskinan di kawasan ini akan terus mengalami penurunan. Sekitar 24 juta penduduk di kawasan ini diproyeksikan akan terlepas dari kemiskinan di antara tahun 2024 dan 2025, berdasarkan garis kemiskinan pendapatan menengah ke atas.
Pada tahun 2024 pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur dan Pasifik melaju lebih cepat daripada kebanyakan kawasan lainnya. "Untuk menjaga momentum ini dan menciptakan lapangan kerja, negara-negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik perlu melewati ketidakpastian global dan mengatasi berbagai tantangan jangka panjang terkait pergeseran integrasi global, perubahan iklim, dan tren kependudukan," ungkap Manuela.
Situasi global yang tidak menentu berdampak kepada kepercayaan dunia usaha dan konsumen, menghambat investasi dan konsumsi. Pembatasan perdagangan diperkirakan akan berdampak terhadap tingkat ekspor Asia Timur dan Pasifik, sementara pertumbuhan global yang melambat kemungkinannya akan menurunkan permintaan eksternal lebih jauh.
"Di saat harus melewati ketidakpastian global, negara-negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik memiliki kesempatan untuk memperkuat prospek perekonomiannya dengan merangkul dan berinvestasi pada teknologi baru, membuka peluang bisnis melalui reformasi yang lebih kokoh, serta memperdalam kerja sama internasional," jelas Manuela.
Bank Dunia merekomendasikan tiga tanggapan kebijakan. Pertama, pemanfaatan teknologi baru dapat mendorong produktivitas yang bisa menghasilkan penciptaan lebih banyak lapangan kerja seperti yang terjadi di Malaysia dan Thailand. Kedua, reformasi untuk mendorong kompetisi, terutama di sektor jasa, dapat membuka berbagai peluang ekonomi seperti yang terjadi di Viet Nam. Ketiga, kerja sama internasional yang lebih luas dapat meningkatkan ketahanan.
"Suatu kombinasi antara teknologi baru dengan reformasi yang kokoh serta kerja sama inovatif dapat membantu negara-negara di kawasan ini dalam menghadapi situasi saat ini maupun berbagai tantangan jangka panjang." kata Ekonom Utama Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik Aaditya Mattoo.
"Itu adalah resep untuk mencapai produktivitas yang lebih tinggi dan pekerjaan yang lebih baik," pungkas Mattoo.
(Adhitya)

Sumber : admin