Bagaimana Merencanakan Pendapatan Masa Pensiun (Retirement Income) Yang Nyaman?
Monday, April 28, 2025       16:55 WIB

Pada bagian pertama dari Perencanaan Pendapatan Pada Masa Pensiun ( Retirement Income Planning ) kita telah membahas tentang apa yang dimaksud dengan pendapatan pada masa pensiun yang membuat kita merasa nyaman ( comfortable ). Pada bagian kedua ini, kita akan membahas tentang bagaimana merencanakan pendapatan pada masa pensiun ( retirement income ) yang nyaman ( comfortable ).
I. Hitung kebutuhan pendapatan pada masa pensiun ( Retirement Income Gap )
Pertama-tama hitunglah (perkiraan) berapa pengeluaran ( expenses ) yang akan terjadi pada masa pensiun. Kemudian hitunglah sumber-sumber pendapatan ( income ) pada masa pensiun. Selisih antara pendapatan ( income ) atas pengeluaran ( expense ) merupakan jumlah kebutuhan ( income gap ) pada masa pensiun.
Pengeluaran ( expense ) pada masa pensiun dapat dibagi atas: (1) biaya makan sehari-hari, (2) biaya perumahan, (3) biaya transportasi, (4) biaya utilitas ( PDAM , PLN, internet, dll), (5) biaya perawatan kesehatan, (6) biaya hiburan dan tamasya ( travelling ). Buatlah perhitungan pengeluaran-pengeluaran itu atas dasar bulanan.
Kemudian, Anda buat perhitungan atas jumlah pendapatan ( income ) pada masa pensiun. Sumber-sumber pendapatan ( income ) pada masa pensiun terdiri atas JHT (Jaminan Hari Tua), TDPP (Tabungan Dana Pensiun Pribadi) yang terdiri atas rekening-rekening Tabungan Dana Pensiun berbentuk aset keuangan (reksadana, saham, atau obligasi), investasi lain-lain (Tabungan Dana Pensiun berupa aset non-keuangan seperti emas dan properti), dan rekening tabungan atau deposito jangka pendek lainnya.
Untuk menghitung jumlah pendapatan yang boleh Anda tarik setiap bulan, tanpa membahayakan Dana Pensiun yang dimiliki, Anda dapat menggunakan aturan penarikan 4%. Artinya, Dana Pensiun hanya boleh ditarik sebesar maksimum 4% dari jumlah total yang tersedia pada waktu Anda mulai memasuki usia pensiun. Dengan menggunakan aturan 4% ini, Dana Pensiun akan tetap tersedia sekurang-kurangnya selama 25 tahun sejak Anda pensiun.
Selisih antara pengeluaran ( expense ) dengan pendapatan ( income ) pada masa pensiun itu merupakan kebutuhan pendapatanmu pada masa pensiun ( retirement income gap ).
II. Tetapkan strategi untuk menabung demi menutupi kebutuhan pendapatan pada masa pensiun
Jika pendapatan ( income ) pada masa pensiun ternyata lebih kecil daripada pengeluaran ( expense ) pada masa pensiun, maka berarti masih ada kebutuhan pada masa pensiun ( retirement income gap ) yang harus Anda tutupi. Jika Anda telah membuat perencanaan pendapatan pada masa pensiun ( retirement income planning ) ini jauh hari sebelum Anda memasuki usia pensiun, maka berarti Anda masih mempunyai cukup banyak waktu untuk merencanakan pendapatan masa pensiun yang nyaman ( comfortable ) bagi dirimu.
Untuk menutupi kebutuhan pendapatan pada masa pensiun ( retirement income gap ), Anda harus menerapkan strategi menabung Dana Pensiun yang tepat. Strategi pertama   yang kami usulkan adalah mulailah menabung sejak dini, sehingga Dana Pensiun yang Anda miliki mempunyai lebih banyak waktu untuk melipat-gandakan dirinya ( compounding interest ).
Strategi kedua adalah tidak hanya menabung Dana Pensiun dalam bentuk tabungan atau deposito di bank, tetapi juga dalam bentuk investasi pada saham-saham, obligasi, atau reksadana dan ETF (aset keuangan).
Investasi pada aset keuangan ( financial assets ) berupa Reksadana Bursa (ETF) kami tekankan di sini karena investasi ini mudah dimengerti (ETF pasif mengikuti indeks yang telah ditetapkan sebelumnya), mudah dilakukan (pemodal tidak harus mengerti kapan waktu yang tepat untuk masuk atau keluar dari pasar), harganya murah (minimal satu lot atau 100 unit penyertaan ETF), dan mudah dilakukan (diperdagangkan di Bursa seperti halnya saham-saham biasa).
 Disclaimer : Indo Premier Sekuritas/ Indo Premier Investment Management merupkan Dealer Partisipan ETF terbesar/ Manajer Investasi pengelola ETF terbanyak di BEI, serta merupakan penerbit ETF R-LQ45 yang merupakan ETF pertama di Indonesia. Tulisan ini bukan merupakan rekomendasi untuk membeli ETF di mana Indo Premier merupakan Manajer Investasi atau Dealer Partisipan.
Strategi ketiga adalah menabung Dana Pensiun tidak hanya pada aset-aset keuangan ( financial assets)  saja, tetapi juga pada aset-aset riil ( tangible assets ) seperti emas dan tanah dan bangunan ( property ) untuk diversikasi yang lebih lengkap. Investasi pada aset-aset riil (tangible assets) merupakan cara yang efektif untuk melakukan lindung nilai ( hedge ) terhadap resiko inflasi.
III. Rencanakan cara memenuhi biaya pemeliharaan kesehatan
Biaya pemeliharaan kesehatan cenderung untuk semakin tinggi sejalan dengan bertambahnya usia, Biaya-biaya pemeliharaan kesehatan juga cenderung naik lebih tinggi dari pada kenaikan tingkat inflasi. Cara yang paling efektif untuk memenuhi biaya pemeliharaan kesehatan bagi pensiunan adalah dengan membeli polis asuransi kesehatan ( health insurance ).
Tentu saja, asuransi kesehatan tidak boleh dibeli hanya pada saat kita sudah akan pensiun atau pada saat kita sakit, tetapi harus dibeli pada saat usia kita masih muda dan kondisi kesehatan kita masih prima. Premi polis asuransi kesehatan bergantung pada usia pada waktu kita memasuki pertanggungan dan juga kondisi kesehatan kita.
Jangan membeli polis asuransi kesehatan dengan pertimbangan untung dan rugi. Setiap orang membutuhkan asuransi Kesehatan. Belilah polis asuransi kesehatan pada saat kita sudah memiliki cukup uang untuk itu. Polis asuransi kesehatan terbaik adalah polis yang mempertanggungkan kesehatan kita seumur hidup.
IV. Hindari kesalahan dalam merencanakan pendapatan pada masa pensiun
 (1) Salah memperhitungkan lamanya masa pensiun 
Kesalahan pertama dalam merencanakan pendapatan pada masa pensiun ( retirement income planning ) yang nyaman ( comfortable ) adalah salah memperhitungkan lamanya waktu yang akan kita habiskan dalam masa pensiun ( underestimating the length of retirement ). Kita dapat menggunakan usia harapa hidup penduduk Indonesia yang diterbitkan oleh BPS (Biro Pusat Statistik) sebagai pedoman.
Tetapi, usia harapan hidup adalah perhitungan statistik, bukan usia aktual yang akan dilalui oleh setiap individu. Ada individu yang berumur pendek (hidup di bawah usia harapan hidup nasional), dan ada individu yang berumur panjang (hidup lebih lama dari usia harapan hidup nasional).
Lebih lanjut, usia harapan hidup juga diperbaharui ( update ) setiap tahun, dan dapat berbeda untuk jenis kelamin, daerah, dan suku bangsa. Jadi, usia harapan hidup bukan pedoman absolut dalam perencanaan pensiun ( retirement planning ) dan perencanaan pendapatan pada masa pensiun ( retirement income planning ).
Adalah lebih baik untuk membuat rencana dimana kita akan hidup sangat lama (berumur Panjang) daripada membuat rencana bahwa kita tidak berumur panjang (tetapi ternyata kita diberi karunia umur panjang). Jadi, adalah lebih baik jika kita sudah meninggal dunia ketika kita masih memiliki sisa Dana Pensiun dalan rekening, daripada kita masih hidup (karena umur panjang) tetapi tabungan Dana Pensiun kita sudah habis.
 (2) Salah memperhitungkang kenaikan harga-harga 
Kesalahan kedua dalam menyusun perencanaan pendapatan pada masa pensiun ( retirement income planning ) yang nyaman ( comfortable ) adalah salah memperhitungkan kenaikan harga-harga barang dan jasa pada masa pensiun ( underestimating price changes due to inflation ).
Memang inflasi adalah angka yang sangat sukar untuk diprediksi dengan tepat. Dari pada berusaha memprediksi dengan tepat perubahan harga yang mungkin terjadi, adalah lebih baik jika Anda memiliki persiapan pendapatan yang cukup besar sebagai penyangga ( buffer ) untuk menanggung kenaikan harga yang lebih besar.
Berkaca dari pengalaman ekonomi Indonesia selama ini, kita tahu bahwa setiap kurang lebih satu dekade terjadi lonjakan inflasi akibat berbagai hal, yang tidak seluruhnya berasal dari dalam negeri. Kemudian, setiap tiga dekade atau lebih, juga terjadi berbagai gejolak (sosial, politik, dan ekonomi) yang mengakibatkan lonjakan yang sangat besar dalam angka inflasi.
Berusaha memperkirakan terjadinya lonjakan inflasi itu mustahil bisa kita lakukan. Hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah menyediakan penyangga ( buffer ) yang cukup dalam perencanaan pendapatan yang kita susun, dan memperkuat investasi yang kita lakukan dengan berdiversifikasi tidak hanya di dalam aset-aset keuangan ( intangible assets ), tetapi juga di dalam aset-aset riil ( tangible assets ) seperti emas dan tanah & bangunan ( property ).
 Oleh: Fredy Sumendap, CFA 

Sumber : IPS