Bagaimana Membuat Rencana Investasi yang Tepat untuk Diri Sendiri?
Friday, April 14, 2023       18:49 WIB

Artikel-artikel perencanaan keuangan sebelumnya telah menjelasakn bahwa perencanaan investasi merupakan komponen utama dari suatu perencanaan keuangan. Perencanaan investasi sendiri dapat dibagi atas lima tahap (yang tidak terlalu sulit untuk diingat), yaitu:
1. Mengetahui posisi keuangan kita saat ini
Untuk mengetahui posisi keuangan kita, kita dapat memulai dari mendata berapa banyak harta yang kita miliki dan berapa banyak hutang yang kita miliki. Jumlah harta bersih ( nett assets ) adalah jumlah harta di atas jumlah utang. Setelah itu, kita perlu mengetahui besarnya arus kas, yaitu pemasukan dikurangi pengeluaran. Jika pemasukan sudah lebih besar dari pengeluaran, kita bisa menghitung besarnya dana yang dapat kita simpan setiap bulannya.
2. Mengetahui tujuan keuangan yang ingin kita capai di masa yang akan datang
Ada macam-macam tujuan keuangan yang ingin kita capai di masa yang akan datang, yang dapat kita bagi atas tujuan keuangan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Tujuan keuangan jangka pendek adalah tujuan keuangan yang dapat dicapai dalam waktu satu tahun sampai tiga tahun saja, misalnya melunasi utang-utang kartu kredit atau menabung untuk dana cadangan. Tujuan keuangan jangka menengah berjangka waktu tiga tahun sampai dengan sepuluh tahun, misalnya rencana membeli mobil baru, atau menabung biaya uang pangkal anak kuliah.
Sedangkan tujuan keuangan jangka panjang adalah tujuan keuangan yang akan dicapai dalam waktu lebih dari sepuluh tahun, misalnya menabung dana pensiun. Perlu diingat bahwa walau pun menabung dana pensiun merupakan tujuan keuangan jangka panjang, tidak berarti bahwa kita baru mulai menabung setelah sepuluh tahun. Kita harus mulai menabung dana pensiun sejak kita memiliki penghasilan tetap.
Tujuan keuangan juga dapat dibagi atas (1). mencapai keamanan investasi ( safety ), (2). mendapatkan penghasilan ( income ), atau (3). mencapai pertumbuhan investasi ( growth ) berdasarkan preferensi pemodalnya. Pemodal yang tujuan investasinya adalah mencapai keamanan ( safety ) akan menempatkan investasinya sebagian besar di dalam deposito berjangka yang imbal hasilnya dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan).
Pemodal yang tujuan investasinya adalah mendapatkan penghasilan ( income ) akan memilih investasi di dalam obligasi atau reksadana pendapatan tetap, dimana bunga obligasi secara rutin dapat diambil sebagai pendapatan tetapnya. Sebaliknya, pemodal yang tujuan investasinya adalah mencapai pertumbuhan investasi ( growth ) akan memilih investasi dalam instrumen ekuitas.
Tentu saja, masing-masing tujuan investasi memiliki sisi positif dan sisi negatifnya. Pemilihan tujuan investasi merupakan preferensi pemodal, lengkap dengan keuntungan mau pun resiko yang menyertainya.
3. Mengetahui toleransi resiko kita untuk mencapai tujuan keuangan itu dan jangka waktu ( time frame ) untuk mencapai tujuan investasi kita
Toleransi resiko adalah kesanggupan kita untuk melihat nilai investasi kita mengalami penurunan dalam jangka pendek atau menengah. Pada umumnya, pemodal yang masih muda memiliki toleransi resiko yang lebih tinggi karena usianya yang masih muda, sehingga pemodal ini masih mempunyai banyak waktu untuk melihat investasinya pulih kembali setelah mengalami kerugian (besar).
Toleransi resiko juga dipengaruhi oleh jangka waktu di mana investasi itu akan dibutuhkan untuk ditarik kembali. Untuk investasi jangka panjang, seperti tabungan untuk dana pensiun, investasi dapat ditempatkan pada instrumen ekuitas yang beresiko tinggi karena dana pensiun baru akan ditarik setelah jangka waktu yang panjang.
4. Mengetahui jenis-jenis investasi yang dapat kita ambil sesuai dengan batas toleransi resiko kita
Jika kita berinvestasi pada  paper assets  ( intangible assets ), maka sudah umum untuk membagi aset investasi kita berdasarkan tingkat resikonya menjadi instrumen pasar uang, instrumen pendapatan tetap (obligasi), dan instrumen ekuitas (saham-saham). Pemodal dapat berinvestasi secara sendiri-sendiri atau pun berinvestasi secara kolektif melalui reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, atau resksadana bersifat ekuitas. Pemodal juga dapat memilih reksadana campuran, yang portofolionya merupakan gabungan antara instrumen pendapatan tetap dan instrumen ekuitas.
5. Melakukan  review  dan  rebalancing  investasi secara berkala
Meninjau ulang ( review ) kondisi portofolio perlu dilakukan secara berkala untuk mengetahui apakah kondisi portofolio masih sesuai dengan harapan semula atau tidak. Jika hasil  review  mengatakan bahwa kondisi portofolio telah berubah sehingga tidak sesuai lagi dengan alokasi aset yang semula dibuat, maka perlu diadakan pengaturan ulang ( rebalancing ) kondisi portofolio.
Jadi, misalnya, pada awal pembentukan portofolio telah ditetapkan bahwa alokasi aset portofolio tersebut adalah 60% ekuitas dan 40% pendapatan tetap berdasarkan pertimbangan toleransi resiko pemodal, dan pertimbangan lainnya. Tetapi, kondisi pasar saham yang bergairah ( bullish ) dalam setahun terakhir membuat pemodal meninjau kembali ( review ) kondisi portolionya. Katakanlah, aset alokasi untuk portofolio ini telah berubah (akibat pasar saham yang bergairah) menjadi 80% ekuitas dan 20% pendapatan tetap. Untuk mengembalikan alokasi aset portofolio ini ke alokasi aset sebelumnya, maka perlu dilakukan pengaturan ulang ( rebalancing ).
Dengan mengetahui kelima tahap perencanaan investasi ini, kita dapat membuat perencanaan investasi yang paling sesuai dengan kebutuhan kita, dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini sebagai pedoman:
Apa tujuan (keuangan) Anda berinvestasi? Anda mungkin ingin menjawab bahwa tujuan keuangan yang hendak dicapai adalah membeli mobil untuk pulang-pergi ke kantor. Atau, Anda ingin investasi Anda bisa memberikan pendapatan tetap setiap bulan ( income ) karena Anda sudah pensiun dan menginginkan sumber pendapatan yang dapat menggantikan gaji ( pay-check ) yang sebelumnya rutin Anda terima. Ini menjawab pertanyaan pada tahap ke dua perencanaan investasi yang Anda buat, yaitu:  mengetahui tujuan keuangan yang ingin Anda capai di masa yang akan datang .
Berapa banyak investasi yang dapat Anda sisihkan tiap bulan? Jawaban atas pertanyaan ini merupakan hasil dari perhitungan arus kas setiap bulan. Artinya, Anda telah mengetahui posisi keuangan Anda saat ini. Dengan menjawab pertanyaan ini, Anda telah menjawab pertanyaan pada tahap pertama dalam perencanaan investasi yang Anda buat:  mengetahui posisi keuangan kita saat ini. 
Kapan investasi ini akan Anda butuhkan? Jawaban atas pertanyaan ini dapat dipakai untuk membantu menjawab pertanyaan tahap ke-tiga: mengetahui jangka waktu ( time frame ) investasi Anda, dan pertanyaan ke-empat:  mengetahui jenis-jenis investasi yang dapat kita ambil sesuai dengan batas toleransi resiko kita  dalam membuat perencanaan investasi.
Berapa besar resiko investasi yang dapat Anda tanggung? Dengan mengetahui resiko investasi yang dapat Anda tanggung, Anda otomatis telah mengetahui jawaban atas pertanyaan tahap ke-tiga dalam pembuatan rencana investasi Anda: mengetahui toleransi resiko investasi yang Anda miliki. Jika Anda memiliki toleransi resiko yang tinggi, misalnya, Anda tetap dapat tidur nyenyak walaupun nilai investasi Anda menurun tajam dalam jangka pendek dan tidak akan terburu-buru untuk menjualnya.
Investasi apa yang Anda inginkan? Ketika kita memiliki banyak uang untuk diinvestasikan, dan orang lain mengetahuinya, maka akan banyak tawaran investasi yang masuk kepada Anda. Tawaran investasi itu pada dasarnya tidak berfokus untuk memberikan solusi atas persoalan investasi Anda. Sebaliknya, tawaran investasi itu hanya berfokus untuk menjual produk atau jasa investasi. Karena itu, penting bagi Anda untuk melakukan perencanaan investasi tanpa banyak berbicara kepada orang lain, kecuali mungkin pada perencana keuangan ( financial planner ) yang Anda percayai.
Seberapa sering Anda harus melakukan review kinerja portofolio Anda?
Rencana keuangan yang sudah Anda buat tidak harus sering ditinjau ulang. Anda dapat meninjau ulang ( review ) rencana keuangan setiap enam bulan sekali, atau lebih sering jika ada kejadian-kejadian besar yang mempengaruhi kondisi pasar modal atau pun kondisi keuangan Anda. Kejadian besar yang mempengaruhi kondisi keuangan Anda misalnya adalah sakit parah yang dialami oleh anggota keluarga dekat sehingga dana cadangan terkuras habis. Atau ada kejadian perceraian yang mempengaruhi besarnya pemasukan (penghasilan) keluarga.
 Oleh: Fredy Sumendap, CFA 

Sumber : IPS