Bagaimana Cara Mengajarkan Literasi Keuangan kepada Remaja
Wednesday, July 02, 2025       19:02 WIB

Artikel kali ini akan membahas tentang mengajarkan literasi keuangan kepada anak yang berusia remaja. Remaja adalah anak-anak yang berusia tidak terlalu kecil, tetapi juga belum dewasa sepenuhnya. Anak berusia remaja, atau dalam bahasa Inggrisnya adalah  teen-agers , adalah anak yang masih bersekolah di sekolah menengah (SMP atau SMA), tetapi belum berkuliah. Anak-anak remaja sudah memiliki nalar yang baik tentang banyak hal, tetapi masih perlu diarahkan supaya lebih baik lagi, terutama untuk hal-hal yang menyangkut masalah-masalah keuangan yang tidak diajarkan di sekolah.
I. Apakah yang dimaksud dengan Literasi Keuangan?
Literasi keuangan secara harafiah berarti kecakapan dalam masalah keuangan, atau orang yang mel e k keuangan. Literasi keuangan dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengerti dan secara efektif mempergunakan berbagai keahlian keuangan dalam hidup sehari-hari, seperti penganggaran ( budgeting ), investasi, dan mengelola urusan-urusan keuangan pribadi. Dengan memiliki literasi keuangan yang cukup, kita akan dapat membuat keputusan keuangan yang baik, mampu mencapai keadaan keuangan yang stabil, dan juga memahami bagaimana prinsip-prinsip ekonomi bekerja.
Komponen-komponen utama dari literasi keuangan meliputi:
- Penganggaran ( budgeting ): merencanakan tentang bagaimana caranya mengalokasikan pendapatan dan pengeluaran-pengeluaran dalam satu kurun waktu tertentu.
- Menabung dan berinvestasi: memahami cara-cara mengumpulkan kekayaan melalui tabungan dan investasi.
- Manajemen utang: memahami cara-cara memelihara pinjaman dan kredit yang diperoleh secara bertanggung jawab
- Perencanaan keuangan: menetapkan sasaran-sasaran keuangan dan membuat rencana yang mendetail untuk mencapainya.
Dengan memperbaiki literasi keuangan yang kita miliki, kita dapat memperoleh hasil yang lebih sempurna dan meningkatkan rasa percaya diri kita dalam mengelola masalah-masalah keuangan pribadi kita di masa depan.
II. Mengapa Literasi Keuangan sangat penting bagi remaja ?
1. Literasi Keuangan berpengaruh seumur hidup
Pilihan-pilihan yang pernah kita buat mengenai uang akan terus mengikuti bersama hidup kita untuk waktu yang lama. Karena itu, mari kita membantu para remaja untuk lebih bijaksana dalam membuat keputusan mengenai masalah keuangan. Hal ini ibarat kita meletakkan pondasi yang kokoh untuk masa depan mereka. Pondasi bangunan terletak di dalam tanah, tidak kelihatan, tetapi sangat menentukan kekuatan struktur bangunan.
2. Literasi Keuangan akan memutuskan siklus berhutang terus menerus
Mempelajari tentang masalah uang sejak masih muda, adalah sama seperti kita sudah memakai baju pelindung dari segala bentuk utang dan kesulitan moneter yang suatu saat (pasti) akan menghadang ketika kita beranjak dewasa. Literasi keuangan akan membuat para remaja (generasi muda) dapat menghindar dari persoalan keuangan yang seringkali sangat menyita perhatian, misalnya dengan terlalu banyak menghabiskan waktu untuk memenuhi keinginan ( wants ) dibandingkan dengan masalah kebutuhan ( needs ) yang memang harus dipenuhi. Dengan bekal literasi keuangan yang baik pada para remaja, mereka yang terlahir dalam keluarga yang terjerat utang pun akan dapat terbebas dari siklus berutang terus menerus.
3. Ketiadaan Literasi Keuangan pada orangtua, remaja kehilangan kesempatan untuk bersekolah
Tidak memiliki literasi keuangan yang cukup, juga pada akhirnya dapat membuat kita tidak memiliki uang yang cukup. Kita mungkin tidak merasa bahwa uang itu sedemikian penting, atau tidak meresa perlu untuk membuat perencanaan keuangan jauh ke depan untuk masa depan generasi penerus (para remaja). Akibatnya, para remaja gagal untuk mendapatkan pendidikan tinggi sebagai sarjana, atau sekolah keterampilan non-sarjana untuk masa depannya. Karena itu, adalah kewajiban kita sebagai orangtua untuk menyediakan literasi keuangan yang memadai untuk anak-anak kita.
4. Literasi Keuangan membantu kemampuan untuk memahami hambatan-hambatan ekonomi
Orang-orang muda dapat berakhir dengan tidak mendapatkan kesempatan yang cukup (berhasil secara ekonomi), jika orangtua mereka tidak memahami bagaimana cara mengambil keputusan keuangan yang baik. Di sini, terjadi efek  boomerang , dimana kekurangan dana dan utang yang bertumpuk yang dialami oleh orang tuanya akan membuat anak-anaknya tidak dapat mengenyam pendidikan yang tinggi.
Anak-anak yang orangtuanya tidak tahu bagaimana caranya mengurus masalah keuangan akan menghadapi bermacam kendala, dan masalah ini akan kembali terulang ketika anak-anak ini telah dewasa. Mengajarkan tentang masalah literasi keuangan, artinya adalah memberikan kesempatan yang sama bagi semua orang, demi masa depan mereka yg lebih baik.
Mengajarkan tentang literasi keuangan berarti telah mengangkat sebagian hambatan-hambatan yang menghalangi generasi muda mencapai mimpinya karena masalah dana yang tidak cukup. Karena itu, sebagai orang tua, adalah tugas kita untuk mengajarkan literasi keuangan kepada para remaja. Memberikan literasi keuangan untuk para remaja adalah seperti membukakan pintu dan menciptakan kesempatan yang setara dalam hidup ini kepada mereka.
III. Pendidikan Literasi Keuangan yang harus dimengerti setiap remaja
Di bawah ini kami sajikan delapan cara literasi keuangan dapat diajarkan oleh orangtua kepada setiap anak-anak remajanya.
1. Menggunakan uang saku dengan bertanggung-Jawab
Remaja harus diajarkan untuk menggunakan setiap sen uang saku yang diberikan kepadanya dengan bertanggung jawab. Orangtua hanya akan memberikan uang saku pada setiap tanggal yang telah ditentukan, misalnya mingguan atau bulanan. Remaja tidak boleh meminta uang saku lebih sering atau lebih banyak dari yang telah dijanjikan kepadanya. Dengan cara itu, remaja akan belajar untuk lebih menghargai uang saku yang diberikan kepadanya.
2. Berlatih melakukan penganggaran dalam dunia nyata
Remaja dapat diajarkan untuk melakukan penganggaran dalam dunia nyata dengan cara tidak serta merta mengabulkan setiap permohonan mereka untuk membeli sesuatu. Dalam hal ini, orangtua harus bersikap bijaksana. Jika anak ingin membeli sesuatu yang penting, tetapi dapat diperolehnya dengan menabung lebih dahulu dari uang saku yang diterimanya, maka orangtua sebaiknya tidak terlalu cepat turun tangan membantu remaja mewujudkan keinginannya. Biarkan lebih dulu anak yang sudah remaja itu melakukan hitung-hitungan, berapa banyak uang saku yang harus disisihkannya setiap hari dan untuk berapa lama ia harus menyisihkan sebagian uang sakunya supaya dapat membeli barang yang diinginkannya.
3. Memahami utang
Memahami utang adalah hal yang sangat penting untuk remaja. Ketika anak telah dewasa nanti, kemungkinan besar ia akan berutang ke Bank untuk membeli rumah atau mobil. Tetapi, kita tidak boleh membiasakan remaja kita untuk berutang untuk tujuan selain pembelian rumah atau mobil, baik kepada temannya atau pun kepada saudaranya. Satu-satunya pihak yang tidak akan menagih kembali utang seorang anak hanyalah orangtua. Kalau anak terpaksa harus berutang kepada orangtua, pastikan bahwa uang sakunya pada bulan berikutnya akan dipotong sampai semua utang itu lunas.
Kemudian, ajarkan juga anak remaja Anda untuk menghindari memberi utang kepada teman atau saudaranya. Utang, walau pun diberi dengan niat yang baik, hanya akan merusak hubungan baik kita dengan pihak yang berutang. Jika anak remaja Anda memang ingin membantu temannya yang ingin meminjam uang kepadanya, ajarkan anak Anda untuk menawarkan memberi seper-sepuluh saja (atau jumlah lain yang dia Ikhlas untuk memberi, tetapi jangan lebih besar dari seper-sepuluh jumlah yang diminta), tapi tanpa embel-embel utang. Kalau temannya bisa menerima jumlah yang cuma seper-sepuluh itu, berarti kebutuhannya sesungguhnya tidak sebesar yang diminta. Kalau nanti pinjaman itu tidak diganti, kita sudah Ikhlas memberi dan tidak perlu ditagih lagi. Dengan cara ini, hubungan pertemanan akan tetap terjaga.
4. Berlatih untuk menunda kenikmatan ( gratification )
Selanjutnya, anak remaja Anda harus dilatih untuk belajar menunda kenikmatan ( gratifikasi ). Berlatih untuk menunda kenikmatan ( gratifikasi ) sesungguhnya adalah belajar untuk membedakan antara kebutuhan ( needs ) dengan keinginan ( wants ). Atau, dengan kata lain, kita mengajarkan kepada anak remaja kita untuk membedakan antara pengeluaran yang wajib ( necessity or required spending ) dan ( discreationary spending ). Jangan biasakan anak remaja Anda selalu mewujudkan semua keinginannya segera setelah keinginan itu muncul di kepala, atau segera setelah ia melihat barang yang diinginkannya.
5. Belajar menabung dan berinvestasi
Belajar untuk menabung dan berinvestasi adalah sesuatu yang sangat penting untuk diajarkan orangtua kepada anak-anaknya yang telah remaja. Pada waktu kita masih remaja, saya yakin bahwa sedikit sekali dari antara kita yang secara sadar telah memahami tentang arti pentingnya menabung. Kalau pun dari antara kita pada waktu itu ada yang sudah melakukan tindakan menabung, tindakan menabung itu belum rutin dilakukan dan kita hanya menabung jumlah yang tersisa dari uang saku bulanan yang diberikan oleh orangtua kita. Ajari anak remaja untuk menabung dengan cara membuka rekening tabungan di bank, dan berikan uang saku anak (dan hadiah-hadiah ulang tahun, tahun baru, dan lain-lain) melalui rekening bank itu.
Persoalan yang lebih sulit lagi adalah mengajarkan anak remaja untuk berinvestasi. Anak-anak remaja seringkali berpikir bahwa berinvestasi adalah urusan orangtua dan bukan urusan mereka. Apalagi pada waktu dahulu, di mana berinvestasi berarti membeli emas atau membeli tanah (harta berwujud) yang sangat mahal harganya. Tetapi, saat ini sudah ada investasi pada harta tak berwujud (surat-surat berharga) yang murah dan tidak membutuhkan keahlian khusus untuk mengelola portfolio investasi.
Anda dapat mengajarkan anak Anda untuk mulai berinvestasi melalui reksadana, karena harganya murah dan dikelola oleh manajer investasi profesional. Memilih manajer investasi, atau memilih jenis investasi pada instrumen ekuitas, atau instrumen pendapatan tetap, barangkali masih terlalu rumit bagi remaja. Apalagi ketika para remaja, sebagai pemodal pemula, harus menentukan waktu terbaik untuk mulai berinvestasi. Karena itu, Anda dapat memperkenalkan para remaja untuk mulai berinvestasi melalui reksadana bursa (ETF) yang dikelola secara pasif mengikuti suatu indeks, misalnya R-LQ45X. Harga reksadana Bursa (ETF) pada setiap saat merupakan harga yang wajar (tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah) karena harga ETF ditentukan sebesar nilai indeks yang menjadi acuannya.
6. Memahami fungsi-fungsi perbankan ( deposito dan credit )
Literasi keuangan selanjutnya yang juga penting untuk diketahui oleh setiap remaja adalah fungsi perbankan komersial. Di sini, kami membedakan antara Bank Komersial (Commercial Banking) dengan Bank Investasi (Investment Banking). Bank Komersial menerima uang dari masyarakat berupa deposito dan tabungan, kemudian menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang meminjam uang. Sedangkan bank investasi membantu emiten (penerbit) untuk menerbitkan surat-surat berharga (saham atau pun surat utang) untuk dibeli oleh para pemodal (investor).
Kembali ke fungsi Bank Komersial. Sumber dana bank komersial adalah deposito dan tabungan masyarakat yang menyimpan uang di bank tersebut. Untuk menarik minat masyarakat supaya menabung atau mendepositokan uangnya, bank komersial menawarkan imbalan berupa bunga. Bunga tabungan dan deposito yang diberikan bank berbeda besarnya, karena tabungan dapat ditarik setiap saat sedangkan deposito hanya dapat dicairkan (ditarik) pada tanggal jatuh temponya.
Di sisi lain, sumber pendapatan bank komersial adalah kredit yang diberikannya sebagai pinjaman (loan). Ada bermacam pinjaman (loan) yang dapat diberikan oleh suatu Bank Komersial. Biasanya bank komersial mempunyai dua divisi yang menangani pinjaman ini: divisi bank konsumsi (memberikan pinjaman kepada individual berupa KPR, KKB, dan Kartu Kredit) dan divisi bank korporasi (memberikan pinjaman kepada korporasi atau perusahaan).
Untuk menjaga keseimbangan antara dana yang masuk (tabungan dan deposito) dengan pinjaman yang diberikan (loans) maka pihak bank memiliki suatu divisi yang mengatur aset dan liabilitiesnya (komite aset dan libilities). Demikian pula, untuk pengawasan oleh pihak regulator, pemerintah menetapkan suatu tingkat modal minimum yang harus dipenuhi oleh bank (Capital Adequacy Ratio). Semuanya dibuat untuk menjaga keamanan dana yang ditempatkan oleh masyarakat di bank.
7. Memahami perbedaan antara berbelanja dan cerdas membeli
Selanjutnya, kita perlu mengajarkan kepada anak-anak remaja kita perbedaan antara berbelanja dengan cerdas membeli. Kita semua sudah tahu apa itu berbelanja ( shopping ), tetapi mungkin kita belum tahu apa itu cerdas membeli. Orang yang cerdas membeli dapat membedakan antara barang yang berkualitas dengan barang yang tidak berkualitas. Orang yang cerdas membeli, bukan hanya sekadar berbelanja ( spend money ), tetapi dapat menaksir kualitas ( quality ) suatu barang, dan membandingkan harga barang tersebut dengan taksiran umur pakainya ( longetivity ).
Membedakan antara berbelanja dan cerdas membeli memang agak susah dimengerti oleh anak remaja. Tetapi, mengetahui perbedaan berbelanja dan cerdas membeli merupakan pengetahuan yang wajib dikuasai oleh setiap orang sehingga, sebagai orang tua, kita wajib untuk mengajarkannya kepada anak kita yang masih remaja.
8.Perencanaan dana darurat ( Emergency Fund )
Literasi keuangan terakhir yang perlu diajarkan kepada anak berusia remaja adalah tentang pentingnya memiliki Dana Darurat ( Emergency Fund ). Remaja sering tidak menyadari pentingnya memiliki Dana Darurat ( Emergency Fund ) karena selama ini masih tinggal bersama dengan orang tuanya. Tetapi, keadaan akan segera berubah ketika seorang remaja menamatkan pendidikan sekolah menengah dan harus pindah tinggal di kota lain (atau bahkan negara lain) untuk berkuliah.
Pada waktu masih tinggal bersama orangtua, semua biaya akibat kejadian darurat ( emergency ) akan ditanggung oleh orangtuanya. Tetapi, ketika seorang anak remaja harus tinggal sendiri di kota lain, maka semua biaya-biaya akibat kejadian tak terduga akan lebih dahulu menjadi tanggungannya sendiri. Kejadian darurat itu misalnya adalah sakit yang memerlukan perawatan ( in-patient ) di rumah sakit, kecelakaan ( accident ), atau mungkin hanya kerusakan besar (mogok) pada kendaraan yang mengantarnya untuk kuliah.
 Oleh: Fredy Sumendap, CFA 

Sumber : IPS