Bagaimana Cara Menambah Simpanan Dana Pensiun (Tanpa Menurunkan Gaya Hidup Secara Drastis)
Thursday, September 05, 2024       15:12 WIB

Pada artikel sebelumnya yang berjudul 'Ketakutan Terbesar Tentang Masalah Keuangan Pada Masa Pensiun', kita telah membahas enam masalah keuangan yang umumnya dihadapi pensiunan, yaitu:  (1) Dana Pensiun Sudah Habis Terpakai, (2) Inflasi yang Melonjak Tinggi, (3) Biaya Pemeliharaan Kesehatan yang Amat Mahal, (4) Pasar Modal yang Rontok (Crash), (5) Salah Manajemen Keuangan, dan (6) Masih Memiliki Banyak Utang .
Kita telah menyinggung bahwa akar (pondasi) dari semua masalah pada masa pensiun adalah masalah keuangan. Tentu saja, kami tidak bermaksud mengatakan bahwa masalah pensiun hanya masalah keuangan saja. Tetapi, masalah keuangan adalah masalah dasar yang harus dihadapi oleh semua pensiunan. Setelah kita berhasil mengatasi masalah keuangan, barulah kita bisa mengatasi masalah lainnya, yaitu masalah psikologis atau masalah emosional.
Masalah psikologis dan emosional ini pada dasarnya dapat dibagi empat, yaitu: (1) masalah komunitas ( community ), (2) masalah pertumbuhan ( growth ), (3) masalah kesehatan ( health ), dan (4) masalah membalas budi ( giving back ). Jika kita telah mampu mengatasi masalah keuangan dan masalah psikologis atau emosional ini, maka dapat dikatakan bahwa kita akan mampu menikmati masa pensiun dengan nyaman dan sempurna.
Pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang bagaimana caranya meningkatkan jumlah simpanan Dana Pensiun terutama  bagi seorang karyawan yang masih aktif bekerja , tanpa mengurangi gaya hidupnya ( life-style ) secara drastis.
DIkatakan menambah jumlah simpanan (tabungan) Dana Pensiun tanpa mengurangi gaya hidup ( life-style ) secara drastis, karena penambahan simpanan Dana Pensiun yang kami anjurkan di sini terutama bukan berasal dari penghematan biaya pengeluaran ( cut spending) , tetapi berasal dari peningkatan sumber penghasilan lain dan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu.
1. Mulailah menabung sekarang juga
Tips pertama untuk menambah dana pensiun Anda adalah dengan mulai menabung sekarang juga. Berhentilah membuang-buang waktu. Anda tidak harus menunggu sampai memiliki banyak uang terlebih dahulu baru mulai menabung Dana Pensiun. Ketika Anda telah mulai memiliki penghasilan tetap, itulah saatnya Anda harus mulai menabung Dana Pensiun.
Prinsip yang sama juga diterapkan dalam program JHT (Jaminan Hari Tua) dari BPJS -TK, sekian persen dari penghasilan akan dipotong untuk JHT (Jaminan Hari Tua). Peserta BPJS -TK tidak dapat beralasan masih memiliki banyak kebutuhan lain sehingga belum bisa menabung saat ini. Pergunakanlah prinsip yang sama untuk menabung Dana Pensiun pribadi Anda.
Anda dapat mulai menabung sekarang juga, dengan menentukan suatu jumlah bulanan yang Anda anggap dapat Anda penuhi tiap bulan. Dari mana Anda akan mendapatkan uang untuk disimpan tiap bulan itu? Anda dapat mulai dari memangkas biaya-biaya hidup yang tidak perlu (ingat konsep  needs vs wants ), mungkin juga Anda dapat memangkas biaya asuransi mobil ( car insurance ) dari  all risks  menjadi  total loss only. 
Kemudian apabila memungkinkan, Anda dapat memangkas biaya-biaya kegiatan extra kurikuler anak-anak, seperti les piano atau les menari (Anda harus mendiskusikan hal ini terlebih dahulu dengan anak dan pasangan Anda).
2. Simpan sebagian dari kenaikan gaji atau bonus ke dalam Tabungan Dana Pensiun
Ketika seseorang masih aktif bekerja sebagai karyawan suatu Perusahaan, sudah umum terjadi bahwa karyawan akan menerima kenaikan gaji setiap tahun. Besar kenaikan gaji itu bervariasi bergantung pada kinerja karyawan yang bersangkutan.
Bagi karyawan yang prestasinya biasa-biasa saja, mungkin ia hanya menerima kenaikan yang setara dengan angka inflasi saja. Bagi karyawan yang tidak berprestasi, ia akan menerima kenaikan di bawah angka inflasi atau tidak menerima kenaikan gaji sama sekali. Sebaliknya, bagi karyawan yang berprestasi bagus, maka ia akan menerima kenaikan gaji lebih besar dari angka inflasi.
Di samping kenaikan gaji, karyawan yang berprestasi, akan ada juga bonus satu atau dua bulan gaji (atau lebih) dari Perusahaan sebagai penghargaan atas prestasi kerja karyawan yang bersangkutan. Kenaikan gaji di atas angka inflasi dan bonus atas prestasi inilah yang harus Anda simpan dan tidak dibelanjakan.
3. Selalu menempatkan rejeki tak terduga ke dalam Tabungan Dana Pensiun
Setiap orang, dari waktu ke waktu, pasti pernah mendapatkan rejeki tak terduga (durian runtuh). Rejeki ini tidak sering datang, tapi jumlahnya cukup signifikan. Misalnya, ia tiba-tiba mendapatkan warisan dari kerabat yang meninggal dunia. Atau, tak disangka-sangka, ia mendapatkan hadiah  door prize  atas suatu event yang dihadirinya.
Untuk setiap rezeki tak terduga ini, Anda jangan berpikir untuk menghabiskannya karena sifatnya adalah sebagai hadiah yang tidak terduga. Sebaliknya, Anda harus terlebih dahulu menyimpan rejeki tersebut dalam rekening tabungan, karena sifatnya yang tidak terduga dan tidak akan terjadi lagi dalam waktu dekat.
4. Hindari inflasi gaya hidup
Inflasi gaya hidup terjadi karena gaya hidup ( life-style ) Anda naik lebih cepat dari pada kenaikan pendapatan Anda. Misalnya, untuk seorang karyawan yang baru dipromosikan sebagai Assistant Manager, tetapi gaya hidupnya sudah melebihi seorang Manager. Ada bermacam-macam alasan untuk seseorang berpenampilan lebih tinggi dari kemampuannya. Semua alasan itu sifatnya buruk dan hanya menyebabkan pengeluaran bertambah melebihi pendapatan yang diterima.
Sebagai contoh, seseorang yang baru diangkat sebagai Assistant Manager dan mulai mempraktekkan gaya hidup seperti seorang Manager. Untuk terlihat sebagai seorang eksekutif sukses, karyawan ini lalu menggaji supir untuk pergi dan pulang kantor, barangkali juga mengganti mobilnya dengan mobil keluaran terbaru. Untuk sarapan dia sering  breakfast  di  caf , dan makan siang di restoran (sebelumnya dibawa dari rumah), dan lain-lain.
5. Ciptakan pola pikir menabung
Bagi sebagian besar orang, pola pikir yang tertanam adalah  consumption mindset , bukan  saving mindset.  Pada pola pikir  consumption mindset , yang tertanam di pikiran adalah bagaimana mengkonsumsi barang yang lebih banyak, lebih mewah, dan lebih mahal. Seakan-akan jika kita mengkonsumsi barang yang lebih banyak, lebih mewah, atau lebih mahal, maka kita akan terlihat lebih sukses, lebih  powerful , dan memiliki penghasilan lebih besar.
Jangan salah, saya tidak hendak mengajarkan Anda untuk hidup susah supaya Anda dapat menabung Dana Pensiun lebih banyak. Pola hidup konsumptif adalah pola hidup yang ditanamkan oleh para produsen  consumer goods  supaya mereka bisa menjual lebih banyak dan lebih mahal. Gaya hidup konsumptif diproyeksikan melalui bermacam iklan seakan-akan merupakan gaya hidup yang wajib dipraktekkan oleh masyarakat modern.
Menurut saya, pola berpikir yang justru wajib ditanamkan dalam benak kita adalah pola berpikir menabung ( saving mindset ). Misalnya, daripada setiap pagi Anda membeli sarapan di kafe, lebih baik Anda mencari alternatif sarapan yang lebih murah dan selisihnya Anda tabung.
Ini pernah penulis praktekkan sekitar dua puluh tahun yang lalu pada saat penulis bekerja sebagai  vice president  di sebuah perusahaan sekuritas terbuka (Tbk) yang berkantor di gedung BEI (Bursa Efek Indonesia). Daripada membeli kopi Starbuck di lobby, penulis lebih suka membeli kopi tubruk di basement yang harganya hanya satu per tiga harga kopi Starbuck.
6. Selalu berusaha untuk menambah penghasilan
Tips berikutnya untuk menambah simpanan Dana Pensiun adalah selalu berusaha untuk menambah penghasilan. Artinya, Anda tidak boleh merasa cukup puas dengan menerima gaji yang tetap jumlahnya setiap bulan. Bukan berarti penulis hendak mengajarkan Anda untuk menjadi orang yang tidak pernah puas dan bersyukur atas apa yang sudah diperoleh. Konteks kita saat ini adalah Anda sebagai karyawan yang masih aktif bekerja dan Anda sedang menabung Dana Pensiun.
Dua puluh tahun lalu, ketika penulis masih menjadi  vice president  di satu perusahaan sekuritas pun, pada setiap hari Sabtu mengajar ilmu perencanaan keuangan (Certified Financial Planner) di salah satu universitas di Jakarta. Penulis juga tidak pernah menolak untuk jadi pembicara di Bank Indonesia, atau Bursa Efek Indonesia (BEI) mengenai Efek Beragun Aset (EBA).
7. Selalu belajar tentang investasi
Simpanan Dana Pensiun baru akan mulai dipergunakan setelah kita memasuki masa pensiun. Itu artinya, ada jangka waktu yang sangat lama sejak kita mulai menabung, saat memiliki penghasilan tetap sekitar usia 23 tahun sejak tamat kuliah S1, hingga kita pensiun pada usia 57 tahun saat ini. Menaruh semua Dana Pensiun dalam rekening tabungan atau deposito bank yang berjangka maksimal satu tahun saja tentu bukan pilihan yang bijaksana.
Untuk itu, kita perlu belajar berinvestasi, baik berupa investasi surat berharga (investasi pada obligasi dan saham-saham), maupun investasi pada aset riil (emas dan tanah-bangunan). Tentu saja, Anda tidak perlu menjadi ahli pada instrumen pendapatan tetap atau ahli dalam menganalisis harga-harga saham untuk bisa berinvestasi di pasar modal.
Yang penting adalah Anda tidak buta akan investasi di pasar modal. Dengan demikian, Anda tahu tingkat keuntungan ( return ) dan tingkat resiko yang akan Anda terima pada waktu Anda berinvestasi pada intrumen pendapatan tetap dan instrumen saham.
Penting untuk Anda ketahui bahwa instrument turunan ( derivative ) bukanlah instrumen untuk berinvestasi. Derivatif pada dasarnya ada tiga macam saja:  futures, option,  dan  swap . Ketiga instrumen derivatif ini dipakai oleh  hedger  untuk melakukan lindung nilai kepada spekulator yang bersedia membeli instrumen ini demi suatu keuntungan finansial.
Jika Anda berada dalam transaksi derivatif ini, dan Anda tidak memiliki resiko apa pun yang harus dilindungi nilainya, maka Anda adalah spekulator. Jangan menggunakan instrumen derivatif sebagai sarana untuk menyimpan Dana Pensiun Anda.
8. Selalu berfokus pada tujuan menabung untuk masa pensiun
Sebagai tips terakhir untuk menambah simpanan Dana Pensiun, saya ingin menambahkan bahwa Anda tidak akan dapat pensiun dengan nyaman jika Anda masih memiliki utang. Sewaktu Anda masih aktif bekerja, Anda mungkin masih memiliki utang. Berhutang itu biasa dilakukan hampir semua orang. Tapi kita tidak boleh menjadikan berutang sebagai suatu kebiasaan.
Sebelum kita pensiun, semua utang kita yang masih ada, terutama utang jangka panjang seperti hutang KPR (Kredit Perumahan Rakyat) dan utang jangka menengah seperti utang KKB (Kredit Kendaraan Bermotor) sudah harus dilunasi.
Dari sudut pandang perencana keuangan, satu-satunya utang yang masih dapat diterima bagi seseorang yang telah atau akan pensiun hanyalah utang jangka pendek, seperti utang kartu kredit yang akan dibayar lunas pada setiap tanggal penagihan. Jadi, utang kartu kredit dipergunakan sebagai kemudahan transaksi saja, bukan untuk meminjam uang.
 Oleh : Fredy Sumendap, CFA 

Sumber : IPS